PART 2 | Suami Idaman - Sharen

296K 19.4K 674
                                    

"Yeeee.. akhirnya kita nyampe tante" Lengkingan Dzikra terdengar, ia meloncat-loncat di dalam angkot saat angkot yang aku tumpangi sudah berhenti. Hari ini adalah hari paling menyebalkan di dunia! Bagaimana tidak, harusnya ini jadwalku bangun siang hari tetapi tiba-tiba saja tante Neni datang ke rumahku, membawa Dzikra dan bilang padaku untuk menemani cucunya itu pergi ke Floating Market. Baiklah, baiklah.. tempatnya memang nyaman, aku suka , tapi yang membuat aku tidak suka adalah.. KENAPA HARUS HARI INI ! dan yang paling parah adalah KENAPA HARUS NAIK ANGKOT! Dan dengan polosnya tante Neni berkata kalau sebenarnya ini acara ibu-ibu PKK, mengajak anak-anak mereka ke Floating Market. Bagus, setelah naik angkot, bersatu bersama ibu-ibu! Tante Neni bilang tadinya memang dia berencana membawa Dzikra kesana tapi tiba-tiba saja suaminya yang bekerja di Batam pulang ke Bandung dan mau tidak mau ia harus bersama suaminya dan menitipkan cucunya padaku. Bilang saja mereka mau berduaan! Ini bukan sekali atau dua kali! Setiap om Nurdin pulang tante Neni selalu mengungsikan Dzikra padaku. Mentang-mentang aku tak punya acara bersama kekasih. Ya Tuhan betapa menyedihkan.

"Tante.. ayoo" Dzikra menarik-narik ujung bajuku. Yang lain sudah turun dari angkot sementara aku masih disini meratapi nasib.

"Ya, ayo" Ucapku. Aku lalu turun dari angkot dan menggendong Dzikra. Diluar para ibu-ibu PKK sudah berkumpul dan saling mengangkat tangan masing-masing,mereka sedang di absen.

"Ibu Neni" Ucap bu Mimin, ketua PKK. Aku mengangkat tanganku. "Saya keponakannya bu, mewakili ibu Neni" Ucapku.

"Oh iya neng maaf ibu lupa" Kekehnya. Di maafkan bu, di maklum juga. Ibu kan sudah berumur.

"Ya, ibu-ibu sekalian.. absen sudah selesai, sekarang silakan pergi ke tempat tujuan masing-masing. 30 menit dari sekarang kita akan berkumpul di tempat Outbond untuk menyaksikan anak-anak bermain Outbond. Jadi sebelum itu, selamat bersenang-senang! Jangan lupa tukarkan tiket masuk dengan minuman yang ada di dalam sana." Bu Mimin sudah selesai berbicara sementara Dzikra begitu antusias untuk masuk kedalam, ia terus -menerus menarik-narik tanganku, dan pada akhirnya dengan pasrah aku mengikutinya.

Sebenarnya untuk anak kecil, tempat ini tidak terlalu istimewa, kalau disuruh memilih aku lebih suka membawa Dzikra ke Taman Lalu Lintas! Disana lebih edukatif, lebih bermanfaat, dan jauh lebih cocok untuk anak-anak. Kalau disini, ini sih lebih cocok untuk anak muda yang berpacaran.

"Tante, Dzikra mau tahu bulat" Nah mulai deh si dzikra mengeluarkan apa yang dia mau. Aku menuntun tangannya pada pendagang tahu bulat. Disana ada sebuah tulisan 'tidak menerima uang tunai, harap tukarkan dengan koin yang berada di counter koin' . aku lupa, disini memang membayar dengan menggunakan koin. Dengan menggendong Dzikra, aku menghampiri counter koin dan mengantri untuk menukarkan uangku dengan koin disana.

Disini begitu penuh, walaupun berat aku terpaksa harus menggendong Dzikra karena takut dia hilang, dan mengantri menukarkan koin pun aku harus tetap menggendongnya. Aku menyapukan pandanganku ke semua penjuru tempat ini, tepat di ujung sana dibawah tulisan FLOATING MARKET LEMBANG seorang pria tengah menggendong anak perempuan dan menyelendangkan tas bergambar Frozen lalu melambaikan tangannya pada sekumpulan orang-orang berpakaian rapi di depannya, disana terdapat sebuah tulisan 'Private Party' . aku hampir saja tertawa kalau tidak ingat sedang dimana aku sekarang. Private Party? Whaaaat! Di tempat ramai begini mereka mengadakan Private Party? Private Party itu cocoknya di hotel, atau gedung serbaguna RW mungkin, tapi ya terserah saja lah toh itu juga bukan urusanku. Lagipula kenapa aku sewot begini, kenal mereka juga tidak.

Aku kembali memfokuskan penglihatanku ke depan, ke jajaran antri koin dan syukurlah hanya tinggal dua antrian lagi. Dzikra sibuk melihat dan menunjuk ini itu sementara aku sibuk menahan berat tubuhnya yang sepertinya hampir satu karung beras!

Will You be Mother for my Daughter? - 1Where stories live. Discover now