41

622 96 17
                                    

Setelah satu bulan dirga sadar, kondisinya juga semakin membaik, alat alat penopang hidup yang menempel di tubuh dirga juga sudah di lepas, hanya infus yang masih terpasang di punggung tangan nya.

Karena kondisi dirga semakin membaik, begitu juga dengan hasil pemeriksaan jantung nya yang di nyatakan sembuh, andi dan niko mulai menemui dirga dan mengajak nya bicara.

Seperti sekarang, andi dan niko duduk di di kursi dekat ranjang melihat dirga yang hanya diam. Dirga sama sekali tidak menjawab pertanyaan atau ucapan dari mereka.

"Dek, nggak kangen sama kakak?" tanya niko dengan lembut, tapi dirga hanya diam.

Niko memegang lengan dirga, tapi dirga menjauhkan diri nya dan membuat niko menyingkirkan tangan nya.

"Maafin gue ya dek, gue udah egois selama ini, gue nggak ngerti perasaan lo, gue udah bentak lo, gue juga bahkan udah nampar lo.

"Maafin gue karena udah nggak dateng di hari ulang tahun lo, gue salah karena udah bikin lo kecewa dek, gue nyesel dek - gue nyesel.

"Gue salah dek, gue minta maaf ya? Gue janji nggak akan ngulangi lagi dek, maafin gue ya?" niko melihat dirga dengan harapan dirga memaafkan nya, tapi dirga tetap diam.

Dirga hanya menarik nafas panjang untuk menahan air mata nya agar tidak jatuh.

"Nak, selama ini ayah udah jahat banget sama kamu, ayah sangat egois dan nggak pernah ngerti perasaan kamu.

"Ayah udah pilih kasih, ayah nggak pernah ngucapin ulang tahun dan ayah nggak pernah nganggep kamu selama ini.

"Ayah juga nggak dateng di acara yang udah kamu buat di hari ulang tahun kamu, ayah minta maaf dirga - ayah minta maaf"

Kata andi dengan perasaan bersalah dan menyesal, tapi dirga tetap diam, sesekali tangan nya bergerak menghapus air mata nya yang mengalir dengan sendirinya.

"Dek, jawab dong! Jangan diem aja! Gue kangen tau dek sama lo" bujuk niko.

"Dirgantara anak ayah, maafin ayah ya?" sambung andi dan melihat dirga dengan mata merah menahan tangis.

Dirga melihat niko dan andi bergantian.

"Gue nggak mau maafin lo kak, lo kan yang bilang terserah gue mau gimana? Jadi nggak usah bujuk gue buat maafn lo!

"Di malam itu, gue berharap baget sama lo kak, kakak yang selalu ada buat gue, kakak yang selalu bilang sayang sama gue, kakak yang gue harepin di hari ulang tahun gue, tapi lo nggak dateng.

"Gue tau gue nggak berhak bahagia di hari ulang tahun gue, gue ngerti setiap ulang tahun gue adalah hari kematian bunda, tapi gue pengen banget ngerasain ulang tahun dirayain.

"Nggak perlu pesta, cuma tiup lilin, makan bareng, itu udah cukup buat gue. Daripada kado yang lo kasih ke gue setiap tahun, gue lebih butuh kebersamaan itu kak.

"Gue kecewa sama lo kak" dirga mengusap mata nya karena menangis.

"Maafin gue dek, maafin gue, tolong kasih kesempatan gue untuk memperbaiki semuanya, gue janji hal kayak gitu nggak akan terulang lagi"

Niko terus meminta maaf dan membujuk dirga agar bisa memaafkan nya, tapi dirga hanya diam dan tidak merespon nya lagi.

"Dek ~ "- niko

"Pergi kak! Gue nggak mau denger apapun lagi dari lo" usir dirga.

Niko mengangguk, kemudian pergi dengan sedih karena dirga benar benar tidak mau memaafkan nya.

Setelah niko pergi, dirga melihat andi dengan air mata yang menggenang dan akan jatuh kalau dia berkedip.

"Maaf" kata dirga, membuat andi bingung mendengar nya.

"Maaf untuk apa?" - andi

"Karena lagi lagi dirga bandel, dirga udah nggak nepatin janji dirga sama ayah, dirga masih hidup, padahal seharusnya dirga meninggal biar ayah nggak punya anak dirga lagi.

"Dirga ~  "- dirga

"Enggak nak, jangan minta maaf karena kamu nggak salah. Ayah yang seharusnya minta maaf karena udah nyakitin kamu, baik hati atau fisik kamu.

"Ayah minta maaf dirga, ayah janji akan jadi ayah yang baik buat kamu, tapi tolong jangan pernah berfikir seperti itu nak.

"Udah cukup kamu koma selama satu tahun, udah cukup kamu hukum ayah dengan tidur panjang kamu, ayah kangen sama kamu, jadi jangan pernah berfikir untuk tinggalin ayah.

"Ayah mohon kasih ayah kesempatan untuk memperbaiki semuanya nak, ayah mohon" andi menggenggam tangan dirga sambil menangis.

"Ayah janji akan sayang sama kamu seperti ayah sayang sama niko, kita rayain setiap hari ulang tahun kamu dan kamu boleh minta apa aja sama ayah, tapi ayah mohon maafin ayah ya?" lanjut andi dan melihat dirga dengan rasa bersalah.

Dirga menunduk dan menangis tanpa suara, dia senang mendengar penyesalan ayah nya.

"Maaf yah, hati ku udah terlanjur sakit" jawab dirga dan menarik tangan nya dari genggaman andi.

"17 tahun yah, aku hidup tanpa kasih sayang ayah, apa menurut ayah aku nggak berhak dan nggak pantes marah hanya karena aku seorang anak?" tanya dirga dan andi hanya menggeleng dalam tangis nya.

"Pergi yah! Dirga mau sendiri" usir dirga dan andi mengangguk.

"Ayah ngerti kamu marah sama ayah, tapi ayah nggak akan nyerah, ayah akan terus minta maaf dan berusaha agar anak ayah mau maafin ayah" kata andi dan beranjak dari duduk nya.

"Terserah!" jawab dirga tanpa melihat andi.

Andi tersenyum getir, kemudian menghapus air mata nya dengan kasar.

"Dirgantara" panggil andi dengan lembut, membuat dirga langsung menarik nafas panjang untuk menahan diri agar tidak menangis.

"Ayah pergi dulu, tapi nanti ayah balik lagi, jangan di usir ya nak" kata andi dan pergi setelahnya.

Setelah andi pergi, dirga menunduk dan menangis dengan terisak. Dia senang ayah dan kakak nya menyesali semua perbuatan nya, tapi hati nya terlalu sakit sampai belum bisa memaafkan mereka.

"Ayah, kak niko, aku juga kangen sama kalian, maaf kalau aku masih belum bisa maafin kalian" kata dirga di sela tangis nya.

Dirga menangis dengan isakan yang terdengar jelas, dia sangat ingin memeluk ayah dan kakak nya, tapi hati nya masih Membutuhkan waktu untuk sembuh.
.
.
.

Niko melihat andi yang baru menutup pintu kamar rawat dirga.

"Ayah, dirga mau maafin ayah?" tanya niko dan andi menggeleng sebagai jawaban.

"Kayaknya dirga bener bener marah dan kecewa sama kita yah, terutama sama niko" niko menghela nafas sebelum melanjutkan ucapan nya.

"Niko kangen banget sama adek niko, tapi dia nggak mau maafin niko" lanjut niko dan mengusap wajah nya untuk menghapus air mata nya.

Andi mengusap lengan niko untuk menenangkan nya.

"Jangan nyerah! Kalau kita terus berusaha, pasti dirga bisa memaafkan kita dan kembali sama kita lagi" kata andi dan niko mengangguk sebagai jawaban.

Niko benar benar berharap adik nya mau memaafkan nya dan dia bisa memeluk adik yang sangat dia rindukan seperti dulu.

Niko benar benar berharap adik nya mau memaafkan nya dan dia bisa memeluk adik yang sangat dia rindukan seperti dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dirgantara ✅Where stories live. Discover now