38

707 95 15
                                    

"Kakak kamu di rawat dan kamu malah enak enakan keluyuran, mau jadi apa kamu? Hah!"

Andi melepas ikat pinggang nya untuk menghukum dirga.

"Yah jangan yah" dirga melangkah mundur untuk menghindari andi.

Ctas

"Akh ~ Sakit yah" keluh dirga sambil memegang dada nya yang kena cambuk ikat pinggang ayah nya.

"Sakit? Masih mau kamu ulangin keluyuran nggak jelas gitu? Kebut kebutan di jalanan kayak anak jalanan, hah!"

Ctas

Akh

Dirga langsung memegang pinggang nya yang baru saja kena cambukan ikat pinggang. Rasa sakit, sedih, dan sesak dirga rasakan bersamaan, tapi semua itu tidak membuat dirga minta maaf dan minta ampunan agar ayah nya berhenti mencambuk nya.

"Dasar Anak Pembawa Sial, nggak tahu ~ "- andi

"CUKUP YAH!" sentak dirga dengan emosi dan deruan nafas yang terdengar jelas.

"kenapa ayah tega banget sih ngomong kayak gitu? Aku ini anak ayah, BUKAN ANAK PEMBAWA SIAL"

Dirga melihat andi dengan mata merah menahan tangis.

"Aku bukan anak pembawa sial yah, aku anak ayah, aku adek nya kak niko, aku anak nya bunda, JADI BISA NGGAK AYAH JANGAN PILIH KASIH?

"BISA NGGAK AYAH ITU ADIL JADI AYAH? JANGAN CUMA SAYANG SAMA KAK NIKO ~ "- dirga

Plak

Untuk pertama kalinya, andi melakukan kekerasan pada dirga. Pertama dia mencambuk dan sekarang dia menampar anak yang memang tidak pernah dia harapkan kelahiran nya.

Dirga tersenyum getir dan melihat andi dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata nya.

"Apa susahnya sih yah sayang sama dirga? Nggak perlu kayak kak niko. Cukup ayah tanya apa aku baik baik aja udah cukup kok"

Dirga menarik nafas untuk mengatur nafasnya yang terasa sesak, sementara andi melihat dirga tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Jangan pernah berharap ayah akan sayang sama kamu, karena bagi ayah kamu hanyalah anak pembawa sial yang sudah merenggut nyawa orang yang ayah sayang.

"Kelahiran mu adalah luka terdalam bagi ayah" kata andi dengan penekanan di setiap kata.

"Bunda meninggal karena sakit, bukan karena dirga. Emang dirga mau apa di lahirin kalau cuma buat di benci" - dirga.

...............

"Yah pelan pelan yah, dada ku sakit" kata dirga yang lemas dan harus mengikuti langkah cepat andi.

"Diem! Nggak usah bohong dan pura pura sakit biar ayah nggak hukum kamu" sahut andi tanpa menghentikan langkah dan tetap menarik tangan dirga sampai ke kamar mandi.

"Kamu bener bener bikin ayah muak dirga" andi mendorong dirga ke kamar mandi sampai dirga yang lemas jatuh ke lantai.

Byur

Satu ember air andi guyur ke tubuh dirga, setelahnya andi melepas ikat pinggang nya, membuat dirga menggeleng dan bergerak mundur.

"Dasar Anak Bengal" andi mengayunkan ikat pinggang ke arah dirga.

"Jangan yah" dirga berbalik dengan posisi merangkak.

Ctas

Akh

Dirgantara ✅Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz