31

510 94 23
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahun dirga, tapi seperti tahun tahun sebelumnya yang tidak ada perayaan ulang tahun untuk nya. andi tidak pernah mengucapkan dan niko hanya sekedar mengucapkan dan memberi kado, tidak lebih dari itu.

dirga yang sangat ingin ulang tahun ke 17 tahun di rayakan, memberanikan diri untuk mengatakan pada ayah dan kakak nya yang sedang sarapan bersama nya.

"Ayah, kak niko" pangil dirga.

"Apa?" sahut niko

"Hari ini kan ulang tahun gue yang ke 17 kak, gue pengen banget kak ulang tahun gue di rayain"

Dirga melihat niko dan andi bergantian sebelum melanjutkan ucapan nya.

"Boleh ya dirga rayain ~ " dirga menghentikan ucapan nya saat andi meletakan sendok yang dia pegang dengan kasar.

"Nggak ada dan nggak usah berharap!" tegas andi

"Sekali aja yah, buat yang ke 17 tahun aja ulang tahun dirga di rayain, setelah itu nggak usah di rayain kayak biasanya juga nggak papa, nggak perlu di inget juga nggak masalah yah.

"Aku tau ulang tahun ku nggak penting buat ayah, tapi buat yang ke 17 tahun ini aku mohon banget yah, boleh ya di rayain? Sekali ~ aja yah"

Dirga melihat andi dengan memohon, tapi andi sama sekali tidak memperdulikan nya.

"Sekali enggak ya enggak! Hari ini itu hari kematian bunda, nggak seharusnya kamu mau seneng seneng dengan ngerayain ulang tahun kamu yang nggak penting itu" kata andi dan beranjak dari duduk nya.

"Sekali aja yah~ " dirga

"Enggak!" tegas andi dan pergi setelahnya

Dirga menghela nafas, kemudian melihat niko yang hanya diam.

"Kak, boleh ya? Kalau ayah nggak mau nggak papa, sama lo aja gimana? Nggak perlu meriah kak, cukup tiup lilin aja gue udah seneng kok"

Dirga melihat niko penuh harap, tapi niko menggeleng sebagai jawaban.

"Sorry dek, untuk kali ini gue nggak bisa nurutin kemauan lo" jawab niko, kemudian memberikan sesuatu pada dirga.

"Katanya jam nya rusak, jadi gue beliin buat kado ulang tahun lo. Happy birthday ya" kata niko dan beranjak dari duduk nya.

"Gue berangkat duluan. oh ya, motor yang biru bawa aja kalau lo mau" niko memberikan kunci motor ke dirga dan pergi setelahnya.

Dirga menarik nafas panjang, dia sedih karena sesuatu yang sangat dia inginkan tidak di turuti oleh ayah dan kakak nya.
.
.
.
.

Andi dan niko mengunjungi makam yola sebelum melakukan rutinitas seperti biasanya. Mereka membersihkan rumput liar di sekitar makam setelah berdoa.

"Bun, kita dateng nih. Maaf ya kita jarang ke sini, rasanya berat bun setiap kali mau ke sini" andi menghela nafas sebelum melanjutkan ucapan nya.

"Ayah kangen sama kamu bun, kangen banget" lanjut andi bersamaan dengan air mata yang jatuh begitu saja.

"Bunda, sekarang niko udah kuliah dan dirga udah SMA, dirga udah gede bunda" niko mengusap mata nya yang berair.

"Bunda yang tenang ya, nggak usah khawatirin dirga karena niko selalu jagain dia" niko menarik nafas panjang untuk menahan air mata nya agar tidak jatuh.

"Niko kangen bunda, kangen ~ banget, niko pengen banget di peluk sama bunda kayak dulu" kata niko dan menangis setelahnya.

Walaupun sudah berusaha untuk tidak menangis, tapi niko tetap menangis karena sangat merindukan ibu nya.

Dirgantara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang