36

705 98 37
                                    

Kampus.

Niko diam sambil melihat tangan nya yang dia gunakan untuk menampar dirga, dia merasa bersalah saat teringat kembali bagaimana dia menampar adik nya. Ekspresi dirga setelah dia tampar pun masih bisa niko ingat dengan jelas.

"Maafin gue dek" gumam niko dengan rasa bersalah.

"Nik" panggil genta yang duduk di samping nya.

"Mm?"- niko

"Kenapa lagi sih? Kusut banget tuh muka"- genta

"Nggak papa, gue cuma lagi ribut aja sama adek gue" jawab niko dan genta mengangguk mengerti.

"Gen, menurut lo gue salah nggak sih kalau nggak dateng di Acara ulang tahun adek gue?"

Niko melihat genta menunggu jawaban.

"Gue bingung harus jawab gimna nik, lo punya alasan dan adek lo punya harapan, kalau alasan dan harapan itu bertolak belakang, ya cuma bisa saling nyakitin aja" - genta

"Maksud lo?"- niko

"Alasan lo nggak dateng karena lo mungkin mau memperingati hari kematin nyokap lo, sementara adek lo punya harapan bisa kumpul dan bahagia di hari ulang tahun nya.

"Kalau lo tetap dengan alasan lo itu, adek lo nggak akan bisa mendapatkan harapan nya nik. Tanpa di sadari, kalian cuma saling nyakitin dengan ribut kayak gini" jelas genta dan niko hanya menunduk lesu.

"Nik"- genta

"Mm?"- niko

"Yang udah meninggal nggak akan bisa balik lagi, jadi kalau bisa lo jaga yang masih hidup. Kalau adek lo pengen ulang tahun di rayain, bukan berati dia nggak inget sama nyokap lo nik

"Semua itu karena adek lo pengen ngerasain apa yang orang lain rasain. Lo kira hari ulang tahun bersamaan dengan hari kematian seseorang yang di sayang itu nggak nyakitin nik?

"Seharusnya lo sebagai kakak lebih tau gimana perasaan adek lo" genta melihat niko yang juga melihat nya.

"Sorry nik, tapi menurut gue lo egois. Terserah kalau lo mau marah karena nggak terima kata kata gue, tapi itu menurut gue" lanjut genta dan pergi setelahnya, sementara niko hanya diam dengan fikiran nya.
.
.
.
.

Vino yang tidak tenang karena dirga tidak membalas pesan atau mengangkat telfon nya mendatangi rumah dirga, dia ingin memastikan kalau dirga baik baik saja.

"Assalamualaikum"

Vino mengetuk pintu dan tersenyum saat melihat bi ira yang baru membuka pintu.

"Walaikumsalam" jawab bi ira dengan ramah. " kamu temen nya den dirga kan?" tanya bi ira yang masih ingat dengan vino.

"Iya bi, dirga nya ada bi?" tanya vino dengan sopan.

"Masuk dulu, den dirga ada di kamar" titah bi ira dan vino mengangguk dengan tersenyum, kemudian masuk ke dalam mengikuti bi ira.

"Den dirga demam, dari tadi muntah terus dan nggak mau makan" kata bi ira dan masuk ke kamar dirga.

Vino bisa melihat dirga yang terbaring dengan kening di kompres.

"Apa dirga baru tidur bi?" tanya vino, dia takut mengganggu dirga yang sedang istirahat.

"Iya, tapi juga tidur nya nggak tenang" jawab bi ira, kemudian mempersilahkan vino duduk di kursi dekat tempat tidur.

"Makasih bi" kata vino dan duduk setelahnya.

"Bibi buatin minum dulu ya" kata bi ira dan pergi setelah mendapat jawaban dari vino.

Dirgantara ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang