Chap 32. Be With You

5.6K 661 187
                                    

Ini tidak pernah terbayangkan oleh Taehyung sehingga rasa tidak percaya menyeruak masuk ke dalam hatinya.

Matanya begetar menatap kertas pada tangannya.

Ingatan-ingatan yang ada didalam kepalanya berlomba-lomba keluar.

"Bisakah hadiah ulang tahunku sebuah kehamilan?"

Kalimat ini yang paling menggema didalam kepala Taehyung.

Raut wajah Jeon Jungkook kembali muncul didalam ingatannya, ekspresi yang tidak bisa terbaca itu serta sekelumit tatapan sedih yang Jeon Jungkook layangkan kepadanya mengentak dada Taehyung.

Taehyung meremas kertas di tangannya kemudian melangkah cepat menuju kamar mandi mereka.

"Apa yang telah kulakukan." Gumamnya pelan menatap alat testpack dimana-mana.

Dengan jantung berdegup kuat Taehyung menyingkirkan semua alat-alat yang berhubungan dengan kehamilan.

Memasukkannya kedalam tempat sampah dengan terburu-buru, Taehyung terdiam menatap air matanya yang menetes kedalam tempat sampah di bawahnya.

Sampai sehingga ia berlutut meratapi bekas testpack yang bergaris satu, dadanya semakin sesak, air matanya juga kian deras mengalir.

Taehyung pikir ia adalah orang yang paling mengerti akan Jeon Jungkook.

Nyatanya ia salah. Taehyung merasa tidak pernah sekalipun menuntut Jeon Jungkook dan merasa bahwa Jeon Jungkook lah yang paling banyak menuntut dalam pernikahan mereka.

Jungkook terlalu mengaturnya dalam hal berpakaian maupun prilaku.

Namun, nyatanya adalah dirinya yang terlalu menuntut Jeon Jungkook.

Taehyung baru sadar akan hal itu dia menuntut hal yang tidak bisa Jeon Jungkook berikan.

Tanpa memperdulikan bahwa Jeon Jungkook merasa sakit akan hal itu.

Terus memaksa kehendak dan Taehyung tidak peka terhadap ekspresi wajah Jungkook.

Dia selalu menyalahkan Jeon Jungkook yang tidak mau menyentuhnya.

Taehyung meremas dadanya ia menangis sembari sesenggukan.

Ingatan akan Jeon Jungkook yang menatap sedih perutnya itu semakin membuat dada Taehyung sesak, helusan lembut yang Jeon Jungkook berikan pada permukaan perutnya serta ekspresi sedih itu menampar Taehyung.

Ironis sekali, dirinya adalah penjahat dalam pikirannya sendiri.

.
.
.

Jantung Namjoon seolah berhenti ketika Taehyung mengunjunginya dengan mata membengkak dan berwajah sembab.

Adiknya itu menangis berlari memeluknya lalu kembali menangis.
"Hyung...." Isaknya sedih.

Namjoon menyimpan puluhan pertanyaan dan memberikan waktu untuk Taehyung menangis sepuasnya di dadanya.

Seokjin mengunjungi rumah orang tuanya sehingga sore ini Namjoon sendirian di rumah.

Ia sudah bersiap-siap untuk menyusul Seokjin hingga ketika Taehyung datang dengan wajah sehabis nangis.

Yang membuat jantung Namjoon hampir jatuh adalah adiknya itu mengendarai mobil untuk sampai ke rumahnya.

Selagi Taehyung menangis Namjoon diam-diam memeriksa tubuh Taehyung demi menemukan luka atau bekas pukulan.

Tapi nihil ia tidak menemukan apapun sehingga Namjoon berpikir mungkin saja hanya kesalahpahaman, atau pertengkaran kecil antara Taehyung dan Jungkook.

Namjoon membawa Taehyung pada ayunan santai yang berhadapan langsung dengan kebun bunga mawar milik Seokjin.

Mariaged Without Dating [Kookv]Where stories live. Discover now