Twenty : Shiver

263 39 1
                                    

Angin dingin malam mulai menelusup masuk di antara celah mantel yang tersampir di bahu seorang pria dan wanita paruh baya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin dingin malam mulai menelusup masuk di antara celah mantel yang tersampir di bahu seorang pria dan wanita paruh baya. Andrea dan Arthur - Orangtua Lleana, saling menggenggam erat tangan satu sama lain menunggu pernyataan dari orang di hadapan mereka. Seorang pria berseragam dengan nametag bertuliskan "Nash" menatap Andrea dan Arthur dengan tatapan serius.

"Kami butuh waktu untuk memeriksa kasus ini."

"Bohong! Kalian tidak pernah mencari putriku sedikit pun." Andrea menaikkan intonasi bicara, ini sudah laporan yang ketiga kali, tapi tidak ada kemajuan dari kasus kehilangan putrinya.

"Nyonya, maafkan kami. Tetapi Anda yang mengatakan sendiri bahwa sebelum ia menghilang, putri Anda bersifat aneh, selalu tersenyum tanpa alasan, tidak berada di rumah seharian, bahkan Anda menemukan banyak surat cinta di laci mejanya. Saya pikir putri Anda kabur dengan kekasihnya, bukankah itu kenakalan yang biasa dilakukan oleh remaja saat ini?"

"Tetapi dia tidak menghubungi kami sedikit pun! Kami tidak tahu bagaimana keadaannya."

"Kami akan melakukan apa yang kami bisa, Mrs. Johnson."

"Omong kosong! Kalian tidak pernah menanggapi kasus ini dengan serius. Kalian bahkan tidak tahu wajah putriku karena tidak pernah melihat foto yang kami berikan."

"Kami tidak akan pernah tinggal diam jika sesuatu terjadi pada putri kami." Arthur segera menarik tangan sang istri untuk bergegas keluar dari kantor polisi. Semakin banyak hari yang terlewati semakin erat pula keputusasaan yang membelenggu mereka.

Hari ini cuaca Montana sangat tidak mendukung, langit berwarna gelap dengan awan yang kelabu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini cuaca Montana sangat tidak mendukung, langit berwarna gelap dengan awan yang kelabu. Murid-murid di Montana High School berusaha sekuat tenaga untuk tetap terjaga, ditambah dengan angin dingin yang membelai lembut membuat kantuk tak mungkin untuk ditahan. Termasuk Claire yang menahan mati-matian agar kepalanya tidak jatuh ke meja atau ia akan dimarahi karena ketiduran di kelas. Namun, tak lama kemudian keheningan itu direnggut secara paksa ketika murid-murid di sana dikejutkan oleh suara sirine yang memekakkan telinga.

Mereka berbondong-bondong berlari mengerumuni jendela. Kaget sekaligus bingung ketika melihat beberapa mobil polisi sudah terparkir di halaman. Benak Claire juga ikut bertanya ada apa gerangan. Apakah segerombolan polisi ini ingin mengusut kasus Lleana yang sudah menghilang kurang lebih satu bulan?

"Kalian cepat kembali ke tempat duduk masing-masing," ucap Mr. Ivan - Wakil kepala sekolah yang mengatakan hal itu dengan ekspresi tegang, membuat para murid semakin penasaran.

"Saya harap ketika saya memberitahu apa yang sedang terjadi, kalian bisa bertindak tenang dan tidak membuat keributan. Apa kalian mengerti?"

Mr. Ivan terlihat menatap muridnya satu-persatu, keringat dingin sudah mengaliri pelipisnya.

"Baik, Mr. Ivan."

"Jadi..." Mr. Ivan seperti tidak kuasa untuk memberikan berita yang seolah menyesakkan dada ini.

"Teman kalian, Ian Harris ditemukan tewas di toilet gedung B lantai 2."

Semua orang di sana sudah terperanjat kaget mendengar berita itu. Sebagian besar dari mereka menahan napas secara tidak sadar, seribu pertanyaan menelusup masuk tentang kemungkinan apa yang merenggut nyawa Ian. Claire menutup mulut karena ia masih terkejut. Ian adalah teman sekelasnya, mereka tidak terlalu dekat tapi ia juga tahu bahwa Ian sedikitnya menaruh rasa pada Lleana. Bahkan hari dimana Ian memberikan hadiah kepada Lleana, Claire tahu betul tentang hal itu, karena ia kebetulan berpapasan dengan Lleana dan Ian ketika hendak pergi ke perpustakaan.

"Maaf, Sir. Tapi apakah kami boleh tahu penyebab Ian tewas?" Salah satu murid bertanya.

"Maaf saya tidak bisa memberitahu kalian. Jika kalian memang sangat penasaran, kalian bisa mengetahui kasus ini lebih lanjut di surat kabar atau televisi. Mereka mengatakan bahwa kasus ini akan diliput oleh media massa nasional, mungkin kasus kehilangan Lleana akan diangkat juga."

Mereka semua mengiyakan jawaban Mr. Ivan.

"Kondisi sekolah saat ini sudah tidak kondusif untuk kita melanjutkan pembelajaran. Jadi, kalian diharapkan segera menghubungi orang tua kalian untuk menjemput. Juga untuk memudahkan para polisi melakukan investigasi. Ingat, langsung pulang ke rumah."

Pikiran Claire terus berkelana tak berujung memikirkan tentang insiden yang akhir-akhir ini menimpa sekolahnya. Ia berusaha menemukan korelasi antara kehilangan Lleana dan kematian Ian, mereka akrab layaknya kakak adik dan tidak pernah ada masalah. Yah, walaupun sebenarnya Ian menaruh perasaan namun Lleana tidak sadar akan hal itu. Tidak mungkin Ian juga Lleana saling menyakiti satu sama lain, jadi siapa yang melakukan semua ini? Sepersekon kemudian, Claire kembali ke realita kala sadar bahwa semua temannya sudah keluar kelas, hanya ia sendiri yang masih duduk.

Dengan terburu-buru Claire mengemasi tas dan berlari keluar kelas, benar saja bahkan koridor sudah sangat sepi. Hari semakin gelap, tidak ingin membuang waktu lebih lama ia bergegas keluar gedung, tapi mendadak langkahnya terhenti ketika ia melihat sebuah tandu yang sedang digotong. Napas Claire tertahan ketika ia melihat sosok di atas tandu dengan kain putih menutupi seluruh tubuh, kecuali bagian tangan yang sedikit menelusup keluar menunjukkan banyak sekali luka lebam membiru juga sayatan pisau.

Apa yang sebenarnya terjadi saat ini? Bagaimana bisa jadi seperti ini?

Dengan gemetar Claire mengeluarkan ponsel dari saku, segera menghubungi orang tuanya, ia tidak ingin lebih lama lagi di sini. Keadaan semakin mencekam ketika para polisi sudah berlarian menuju gedung B. Ia ingin sekali melupakan pemandangan yang ia lihat barusan. Ia harap kehilangan Lleana dan kematian tragis Ian tidak ada hubungan, hanya kemalangan yang kebetulan menimpa mereka.







To Be Continue...







Heavenly Adoration [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang