Bab 38 : Final Adventure

134 15 21
                                    

"Mingi! Kau sudah mendapatkan apa yang kau perlukan?" Hongjoong berteriak cukup keras dari kamarnya.

"Eoh, akhirnya aku mendapatkannya!" Mingi melangkah ke kamar sang kapten sambil menyeret barang yang terlihat berat.

"Mingi-ya, apa-apaan ini?! Darimana kau mendapatkan pedang besar dan berat itu? Apa kita bahkan perlu ini?" Hongjoong heran dengan Mingi ketika membawa pedang bermata dua yang terlihat sangat berat. Model pedang ala kerajaan Barat dengan pegangan klasik yang indah sungguh tidak cocok untuk acara kali ini.

"Aku dapat dari gudang, sepertinya ini akan membantu." Mingi berucap dengan polos tanpa mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi.

"Tidak! Letakkan kembali, itu hanya jadi beban!"

Hongjoong segera memanggil kembali Halateez setelah keadaan cukup sepi dan menutup pintu rapat. Halateez muncul dengan pakaian khasnya, namun kini terasa lebih glamor dan keren karena tambahan pernak-pernik kecil disekitar baju dan topi.

"Apa-apaaan pedang itu?" Halateez langsung melempar pertanyaan yang sama dengan sang kapten hingga membuat Mingi benar-benar kecewa.

Halateez hanya menyerahkan rantai yang cukup besar dan panjang kepada Mingi, serta sebuah tongkat untuk sang kapten. Tongkat ini seperti tongkat yang digunakan saat San menyamar menjadi kakek di Amerika, namun ini jauh lebih mewah dan berhiaskan ukiran.

"Di dalamnya terdapat pedang tipis, jadi kau bisa membukanya saat terdesak. Itu cukup tajam tapi sepertinya tidak akan mampu melukai Maksman." Ucap Halateez acuh.

Hongjoong membuka pedang itu dari sarungnya dan betapa tipis serta tajamnya pedang itu, pedang yang lebih terlihat seperti pedang anggar yang elastis. Mingi sempat merasa iri dengan hadiah yang diberikan ke kaptennya, namun ia kembali teringat akan tujuannya yaitu melindungi sang kapten.

"Kalian sudah siap?" San Halateez memeriksa sekali lagi keperluan mereka.

"YA!" Ucap Hongjoong dan Mingi serentak.

"Mari kita kalahkan makhluk itu dan selamatkan dunia!" Mereka memasuki cermin dengan semangat yang berkobar melebihi api neraka.

Mereka melangkah mengikuti kompas seperti sebelumnya, namun kali ini mereka menaikkan kecepatan langkah agar tak terkejar oleh Maksman. Suara-suara aneh ittu mulai terdengar ketika mereka sampai di lokasi Hongjoong Halateez terkurung, namun tempat itu sudah kosong. Mengingat terakhir kali Mingi berhasil melepaskannya, berarti kali ini Halateez tersebut tidak berhasil ditangkap, lalu kemana dirinya bersembunyi?

"Kompas! Cari keberadaan Kapten Halateez!" Setelah kata itu terucap, kompas segera bergerak memutar arah dan kembali menunjuk ke lain arah, mereka harus melangkah keutara lebih jauh, untunglah itu berlawanan arah dengan suara-suara yang mengikuti mereka.

Kembali mereka berlari lebih kencang menuju arah yang ditunjuk kompas, namun sialnya dipertengahan jalan kompas mulai menunjukkan gelagat aneh. Arahnya tidak menentu lagi bahkan kadang berputar dengan sangat cepat tanpa tujuan. Semua itu terjadi hanya karena satu alasan, Maksman berada di dekat mereka.

Semuanya bertambah buruk ketika pencahayaan mereka mulai minim dan cromer satu-satunya penerang mereka. Tiada lagi terdengar suara mengerikan namun mereka yakin Maksman saat ini sedang mengamati mereka dalam kegelapan pekat itu, bersiap untuk menyerang tanpa peringatan. Mereka pun ikut terdiam dan menajamkan segala indra, genangan air pasti mampu membantu mereka jika ada langkah yang terdengar.

Mingi takut bukan main, mengingat bagaimana ganasnya Maksman terakhir kali melawan dirinya. San terlihat tenang namun Hongjoong tau ia juga sebenarnya sangat gelisah seperti dirinya. Mengerikan harus bertarung ditempat yang tidak ia kenal dalam pencahayaan yg sangat minim. Hongjoong mengatur nafasnya berusaha menenangkan jantungnya yang akan meledak.

[END]⏳Take Me Home✴️ | ATEEZ | Theostory |Where stories live. Discover now