Bab 14 : Treasure

105 16 0
                                    

"Hongjoong!"

"Hongjoong hyung!"

Getaran keras pada tubuh Hongjoong tak mampu membuat matanya terbuka. Rasa lelah dan berat pada tubuhnya lah penghambatnya, ia tak ingin bangun dan kembali melihat kenyataan menyakitkan itu. Ia tak ingin semuanya terulang kembali, terlalu mengerikan, bahkan kegelapan yang kini ia tempati terasa lebih nyaman. Apakah ia harus memperjuangkan apa yang hasilnya sudah pasti dan menguras tenanganya untuk sebuah kesia-siaan?

'Dalam hidup tidak ada yang namanya sia-sia, Hongjoong!'

Suara yang entah dari mana asalnya berhasil mematik api yang sempat padam di hati Hongjoong. Itu adalah suara hatinya sendiri, suara yang selalu ia tanamkan dalam pikirannya, dan akhirnya ia menyadari hal yang berbeda.

"Hongjoong hyung!" Ini bukan suara Seonghwa. Ini Mingi! Seketika matanya terbuka lebar namun berakhir menyipit lagi akibat biasan cahaya ruang studionya yang sungguh terang. Sepertinya waktu terulang kembali, melihat tempatnya berada dan dengan lemas ia meraih ponselnya untuk memastikan. Kembali, ia melemas seketika.

Mingi tak ingin menunggu sang kapten untuk tenang dan segera menyerangnya dengan pertanyaan, "Hongjoong hyung! Bagaimana bisa ini terulang kembali? Tidak bisakah kau ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?! Ini sungguh membuatku gila!" Hongjoong hanya memberikan ekspresi datar sebelum menjawab dengan nada yang sama datar dan dinginnya.

"Kau pikir aku tidak hampir gila? Sepertinya aku bahkan sudah sangat gila, hahaha!" Hongjoong tertawa dengan miris memberi kesan ngeri kepada Mingi. Ia sungguh kehabisan tenaga bahkan untuk berbicara sekalipun. Rasa sakit sebelumnya semakin parah dan rona wajahnya perlahan memucat seperti tak ada kehidupan disana, netranya pun sudah kehilangan binarnya.

Daripada menjelaskan semuanya pada Mingi, Hongjoong lebih ingin segera keluar menenangkan jiwanya serta mengumpulkan kembali energinya. Seteguk air tentu tak memberi perubahan apapun, Mingi hanya mengekor pada kaptennya seperti anak ayam. Ia tak enak hati memaksa sang kapten berbicara setelah yang ia katakan di studio, apalagi keadaan Hongjoong terlihat memprihatinkan.

Hongjoong segera masuk ke kamar mandi dan menutup pintu tepat ketika Mingi melangkah masuk. Hampir saja hidungnya yang mancung berakhir rata dengan wajahnya. Mingi hanya bisa menghela nafas pasrah. Ia tak tau masalah apa yang kaptennya hadapi, ia juga tak bisa membantu apapun selain memberi Hongjoong waktu untuk dirinya, ia akan menunggu sang kapten untuk berbicara.

Sedangkan Hongjoong kini hanya menatap cermin kamar mandi di depannya. Ada rasa benci yang teramat sangat di netra coklatnya, entah itu kepada dirinya, keadaannya, si white maskman atau bahkan kepada semesta. Mengingat wajah mengerikan makhluk itu yang tersenyum dibalik topeng melihat kejadian yang menimpa mereka membuat darahnya mendidih, kemarahan yang tak terbendung ia lampiaskan pada siluet diri di depannya ini.

Praaannnkkkk!!!

Siluet di depannya retak berhiaskan cairan merah dari kepalan tangannya. Hongjoong dengan mudahnya menghancurkan cermin di depannya tanpa peduli dengan rasa sakit, dan begitu juga ia dengan mudahnya menghancurkan grup yang sudah ia anggap keluarga dengan egoismenya.

Segala emosi terasa meledak-ledak dan bercampur aduk. Air matanya sudah tak terbendung hingga harus menggigit bibirnya agar isakan tak lolos. Rasa marah, sedih, kesal, kecewa, ia sudah lelah menahan semuanya, saat ini yang ia butuhkan adalah menguatkan dirinya. Ia tak tau sampai kapan semuanya akan terus begini, ini adalah tugas dan kesalahan yang harus ia tebus dan hanya itulah alasannya tetap bertahan dan melangkah di jalanan berduri ini.

Mingi sempat mendengar suara pecahan yang berhasil membuat jantungnya berdegub kencang. Hongjoong baik-baik saja bukan? Mingi berusaha membuka kenop pintu namun terkunci. Ia juga berusaha memanggil nama Hongjoong berkali-kali namun tak digubris sedikit pun. Kekhawatiran Mingi meningkat, ia berharap kaptennya baik-baik saja, ia bahkan sampai memohon kepada Hongjoong untuk membuka pintu, namun ia kembali mendengar isakan yang memilukan. Hyungnya menangis?!

[END]⏳Take Me Home✴️ | ATEEZ | Theostory |Donde viven las historias. Descúbrelo ahora