Bab 21 : Hurt

118 17 2
                                    

Kembali mereka tenggelam dalam lamunan karena telah dijatuhkan oleh realita, sungguh kejam bukan? Saat ini tak ada yang mengerti dengan situasi yang baru saja terjadi, Cromer bercahaya namun tak ada apapun. Cromer sudah diletakkan kembali ke tempat semula bersama benda-benda lainnya. Hongjoong merasa kesal, frustasi, dan juga lelah setengah mati, tubuhnya tak bisa bergerak dan merasakan apapun, ia bahkan terlalu lelah untuk berekspresi.

Bagaimana dengan Mingi? Ia seperti seseorang yang baru keluar dari goa. Apa-apaan cahaya itu? Apa ini tipuan, apa mereka dipermainkan? Kini ia bahkan lebih kebingungan bagaimana harus menghibur kaptennya itu yang berwajah pucat dan dingin.

"Yak! Apa yang kalian lakukan disini? Ayo makan sebelum dingin!" Seonghwa menghampiri kamar suram itu diwaktu yang tepat sehingga mampu membuyarkan lamunan Mingi.

"Ayo hyung!" Mingi berdiri dan mengajak Hongjoong namun tak ada sedikitpun respon dari sang kapten yang menatap kosong, hingga sepatah kata meluncur begitu saja hingga membuat Mingi dan Seonghwa heran.

"Memperbaiki diri, ha?!" gumam sang kapten diiringi decakan.

***

Seperti sebelum-sebelumnya lagi, mereka melakukan kegiatan yang sama. Hongjoong benar-benar bosan dan muak, sepanjang perjalanan tak sekalipun ia berniat berbicara, semangatnya sudah hilang dengan pikiran yang semakin merajalela. Pikirannya dipenuhi hal-hal tak masuk akal yang terjadi sejak pagi tadi, ia bahkan sengaja membawa Cromer yang kini berada di pangkuannya. Benda inilah satu-satunya penghiburan yang entah bagaimana membuat Hongjoong merasa hangat?

Andai semua orang mampu melihat benda ini, mereka pasti akan sangat takjub seperti halnya Hongjoong. Cahaya biru lembut yang menyelimuti dan butiran pasir yang berkilau, sekilas senyum merekah dibibir Hongjoong, setidaknya itu menenangkan sedikit dirinya dan menghempaskan segala kenangan serta pikiran buruknya.

Kegiatan melelahkan itu akhirnya berakhir, mereka kembali ke dorm sama seperti sebelumnya yang disambut Mingi. Hongjoong memerintahkan Yunho untuk memimpin rapat kali ini karena Hongjoong sudah tak tahan dengan rasa sakit yang menyerang tubuh dan kepalanya yang perlahan semakin parah, ia meminta ijin untuk beristirahat di kamarnya. Rasa pening itu semakin lama semakin menyiksa, ia memijat pelipisnya pelan berharap akan membaik dan meminum obat pereda nyeri yang mungkin membantu.

Sebuah ketukan terdengar pelan, Hongjoong tanpa berniat bangun dari posisi berbaringnya dari ranjang hanya menyuruh orang tersebut masuk. Mingi dengan wajah khawatir masuk dan menanyakan keadaan sang kapten.

"Hongjoong, kau baik-baik saja? Kau terlihat tidak sehat, apakah ini karena efek pengulangan waktu?"

"Sepertinya begitu." Hongjoong tak berniat menjelaskan panjang lebar, bahkan untuk berbicara saja terasa sulit.

"Batalkan saja semua jadwal hari ini! Kau tak boleh tambah sakit."

"Tidak bisa, aku tak bisa merusak jadwal kita hanya karena sakit kepalaku. Aku akan baik-baik saja setelah istirahat sebentar."

"Jangan terlalu memaksakan diri Hongjoong hyung. Tak ada yang lebih penting dari kesehatanmu. Aku akan membuatkanmu teh hangat." Hongjoong hanya tersenyum singkat dan mengangguk.

Mingi melangkah pergi ke dapur dan membiarkan Hongjoong mengistirahatkan dirinya. Hongjoong kini meraih Cromer dan memeluknya erat, tanpa disadari setetes, dua tetes air matanya jatuh tanpa aba-aba, isakan juga hadir tanpa diundang. Rasa kesedihkan, penyesalan, dan sakit yang Hongjoong tahan kini meluap, ia tak bisa menahannya lagi. Rasa bingung dan kehilangan arah serasa mencekiknya, hanya kabut ketidakjelasan yang ia lihat.

Perlahan kesadarannya lenyap, ia tertidur sambil berurai air mata dengan cahaya Cromer yang masih bersinar terang. Hongjoong bermimpi, bukan, ini adalah kenangan masa lalunya. Pertemuan pertamanya dengan semua member, perasaan meluap-luap ketika debut dan kemenangan pertama mereka. Senang dan susah yang mereka lalui begitu hangat.

Namun seketika itu hancur menjadi serpihan kaca yang berubah menjadi kenangan menyakitkan. Kata-kata kasar yang dilontarkan para member untuk mengutuk dirinya, pertengkaran hebat yang terjadi waktu itu, dan bom yang meledak tak terduga, semua itu terus berputar dalam kepalanya. Suara-suara bising itu terus berbisik di telinganya hingga Hongjoong harus menutup telinganya. Hongjoong kesakitan, ia tak bisa melakukan apapun untuk menghilangkan semua itu.

"Tidak, tolong hentikan! Tidak seperti itu. TIDAK!"

Hongjoong seketika bangun dari mimpinya, rasa sakit menyerangnya bertubi-tubi. Kepalanya terasa akan pecah dan tenggorokannya seperti tercekat dan memaksanya untuk terbatuk-batuk memuntahkan isi mulutnya, tanpa pikir panjang ia berlari ke kamar mandi. Bukan sisa makanan yang keluar tapi darah! Cepat-cepat Hongjoong menghilangkan jejak agar tak ada yang tau.

Belum selesai memperbaiki semuanya kini bahkan tubuhnya tak bisa bekerja sama. Tak bisa! Hongjoong tak boleh menjadi selemah ini! Masih banyak yang harus ia lakukan, tapi semuanya bahkan tak berjalan sesuai rencana.

Ia terduduk di lantai kamar mandi yang dingin sambil berharap semua rasa sakit ini mereda. Sebuah ketukan bahkan tak terdengar lagi di telinganya sampai sang sosok masuk memeriksa keadaannya. Suara orang-orang yang familiar mengelilinginya terasa hangat hingga membuat Hongjoong rileks dan untuk kedua kalinya ia kehilangan kesadaran.

***

Hongjoong perlahan mulai sadar, kini ia berada di kamarnya, San berada disamping tempat tidurnya sambil menggenggam tangan Hongjoong erat, ia bisa merasakan sesuatu mengalir disana namun ia tak mengerti perasaan apa itu, hingga San menyadarinya dan segera memanggil yang lain.

Pertanyaan membernya menyerang bertubi-tubi, bahkan ia masih kesulitan untuk membuka mulut, Hongjoong hanya mampu menjawab singkat dan meyakinkan membernya bahwa sekarang ia baik-baik saja walau sebenarnya adalah kebalikan. Tak apa, ini semua demi mereka, Hongjoong rela menahan sakit ini agar semuanya bahagia.

"Berhentilah untuk mencoba membahagiakan orang lain ketika kau bahkan tidak bahagia, Hongjoong."

Seperti mengetahui isi pikiran Hongjoong suara yang familiar itu menembus telinganya, ia menatap heran orang tersebut yang hanya memberikan senyuman iba. Apa maksudnya, bagaimana dia tau apa yang Hongjoong pikirkan?

***






TBC...


Publish : 2 Oktober 2022

Revisi : 16 Juli 2023

[END]⏳Take Me Home✴️ | ATEEZ | Theostory |Where stories live. Discover now