Bab 28 : The Truth

91 14 8
                                    

"SEBENARNYA APA YANG TEJADI!? DASAR KALIAN BOCAH!" Hongjoong berteriak dengan amat keras, namun pandangan tiga orang di hadapannya masih terpaut satu sama lain.

Mereka tak mengalihkan pandangan sedikit pun dengan lengan yang saling mencengkram kerah tak mengendur sedikit pun. Kilat kebencian terpancar jelas di mata mereka. Jongho, Wooyoung, dan bahkan Seonghwa tidak pernah menunjukkan emosi semengerikan itu. Sedangkan, Yeosang hanya menunduk dalam selagi yang lain berusaha melerai dengan awas.

Hongjoong merasa sangat geram dan sesak di hatinya yang berdenyut nyeri. Jurang kehancuran yang sempat ia hindari kini terpampang jelas di hadapannya. Lapisan es tempatnya berpijak perlahan retak. Kehancuran yang pekat terasa jelas di hatinya.

"Lepaskan sekarang juga atau aku akan bertindak lebih jauh!" Bukan bentakan yang kini keluar dari mulut sang kapten, namun nada dingin yang mampu menurunkan suhu ruangan.

Hongjoong menggenggam pergelangan tangan Seonghwa kuat, sekuat amarahnya saat ini. Seonghwa sempat mempertahankan genggamannya, namun rasa perih dan kemerahan yang mulai menjalar pada pergelangan tangan memaksanya mundur. Genggaman tangan Hongjoong yang kecil terasa seperti genggaman pria dewasa, tenaga yang disalurkan berhasil mencekik pembuluh darah Seonghwa, saat itulah ia sadar bahwa Hongjoong benar-benar marah.

"Jelaskan padaku apa yang terjadi! Kalian berdua!" Nada dingin masih bertahan membuat member yang menonton bergidik ngeri begitu juga Wooyoung dan Jongho sebagai sasarannya.

Hongjoong benar-benar menunjukkan sosok berbeda, seketika ia bisa menjadi iblis yang kejam seperti saat ini. Semua membeku dalam aura dingin Hongjoong, termasuk dua tersangka dihadapannya.

"Apa yang sebenarnya kalian pikirkan tentang grup ini?! Partner? Rekan kerja? Sedangkal itukah?! Jika memang begitu seharusnya kalian pergi saja sejak awal, jadi aku tidak perlu mempertahankan hal yang sia-sia!" Pandangan sang kapten yang semula menunduk kini terarah tajam kepada mereka. Tak ada emosi yang tersirat di sepasang manik mata Hongjoong, hanya tatapan dingin yang membunuh. Sebenarnya Hongjoong hanya ingin memancing mereka agar sadar tapi tanpa dirinya sadari itu merupakan sifat asli jiwa dunia ini yang mulai menyatu dengan Hongjoong.

"Hyung, sepertinya ini sudah cukup." Mingi merasa kaptennya mulai bertindak terlalu jauh.

"Baiklah, aku akan diam disini. Jadi kalian silahkan lanjutkan pertengkarannya dan aku akan menontonnya."

"Hyung!..." Mingi sempat ingin protes tapi melihat aura dan tatapan Hongjoong membuatnya menahan diri hingga Seonghwa berjalan cepat kearah Hongjoong dan mencengkram kerah bajunya kuat.

"Apa-apaan sikapmu itu?"

"Bukankah harusnya aku yang bertanya begitu? Seharusnya kau bisa menghentikan semua ini tapi kau malah ikut tersulut emosi. Ternyata ucapannya benar, aku tak mengenal diri kalian. Sebaiknya kau jelaskan saja yang terjadi daripada mengcengkram kerahku seperti ini dan saling menyalahkan." Lagi-lagi Hongjoong menggenggam pergelangan tangannya yang telah memerah dan menghentakkannya kasar tanpa perasaan.

Seonghwa membeku, ia tak pernah membayangkan perkataan dan perbuatan Hongjoong akan sekejam itu. Untuk pertama kalinya Hongjoong berhasil menghancurkan Seonghwa.

Karena tak ada pembicaraan atau jawaban yang diinginkannya, Hongjoong memilih pergi dan menenangkan diri. Ia tak bisa berlama-lama berada di medan perang dengan emosi seperti ini yang bisa menghancurkan mereka lebih jauh. Mingi, orang yang setia sejak awal memilih membututi sang kapten dan mengarahkannya kekamar miliknya dan Jongho, walau ia tahu bisa saja dirinya menjadi pelampiasan sang kapten. Namun Hongjoong tak bisa dibiarkan sendirian, rasa kesepian yang begitu dalam akan menelannya semakin masuk pada kegelapan.

[END]⏳Take Me Home✴️ | ATEEZ | Theostory |Where stories live. Discover now