1 ; Ripped

52.5K 1.2K 84
                                    

Haloo, aku bawa cerita baru. Jangan lupa vote yaww⭐

Warning! Story content harsh words, skinship, high level of romance and adult.🔞

Heels setinggi 9 cm itu dilepas begitu saja oleh Airys, setelah mendapat telepon dari sang ibu bahwa jam pemotretannya telah berakhir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Heels setinggi 9 cm itu dilepas begitu saja oleh Airys, setelah mendapat telepon dari sang ibu bahwa jam pemotretannya telah berakhir.

Airys tahu, ibu sangat memperhatikan jam kerjanya, kapan dia berangkat dan kapan dia pulang, ibu tidak pernah lekang mengingatkan entah lewat pesan atau panggilan.

Kadang, Airys merasa seperti remaja SMA yang harus dipantau agar tidak salah pergaulan, lalu berakhir hamil diluar nikah, hei apa-apaan? Dia tidak sebocah itu untuk membedakan mana yang disembur ke luar dan ke dalam.

Namun ini ibunya, Anin—yang selalu khawatir akan masa depannya, apalagi keperawanannya. Di umur 24 tahun, kira-kira adakah perempuan yang belum pernah pergi ke club malam selain dirinya? Hmm, seperti hanya dia. Airys kadang iri dengan teman-temannya yang selalu menceritakan seseru apa suasana di sana. Namun lagi-lagi, Airys harus menahan diri agar tidak mengecewakan sang ibu.

Dia anak pertama, tanggungannya banyak, ada ibu yang harus dia siapkan dana pensiunnya, ada adik laki-lakinya—Leon yang selalu meminta uang jajan lebih agar bisa membeli es krim paling enak di sekolah. Terakhir, ada kakeknya dari pihak ibu—Rajen, yang selama ini menjadi penopang hidup Airys sejak kecil. Rajen, menjual semua hartanya demi menghidupi mereka karena Sandi—ayahnya sudah tertidur di tanah sejak dia berumur 14 tahun.

"Mbak, besok sesi pemotretannya lebih pagi lagi yaa, aku harap mbak nggak telat," ucap Silvi selaku wardrobe.

Airys menghela berat, dia tahu betapa sulit meminta persetujuan ibu, maka dari itu ia mengulurkan ponselnya ke Silvi.

"Bisa lo kasih tau langsung ke ibu?"

Silvi menerima, namun sempat menghembus kasar. Dia mulai memvideo dirinya sendiri.

"Halo tante, besok Airys banyak sesi pemotretan pagi, jadi izinkanlah anak tante ini berangkat lebih awal. Dah tante, muachh." Singkat, tapi berhasil membuat Silvi agak mual membuatnya. Dia mengembalikan ponsel Airys. "Sudah, Rys. Capek deh harus laporan mulu. Emang susah punya anak perawan."

Airys tertawa pelan, ia selesai membenahi seluruh pakaiannya dan bergegas pulang, "Thanks."

Keluar dari ruang pemotretan, Airys menunggu jemputan di depan gedung, tak lama sebuah mobil berhenti di depannya, Airys langsung memasuki mobil itu.

"Kamu udah lama nunggu?" tanya sang pengemudi, tak lain adalah Keenan, pacarnya yang dia sembunyikan selama dua tahun.

"Enggak kok." Airys tersenyum, menggeleng pelan sembari memasang sealt bealt.

"Sorry, aku ada banyak meeting di luar," ucap Keenan, dia mendapati raut Airys cemberut. "Kamu marah?"

"No, ayo jalan, Ken!"

Married For StimulateWhere stories live. Discover now