Bab 29

207 31 5
                                    

Sesampainya dirumah Senja langsung membereskan kekacauan diruang tamu. Dia memperhatikan kaca TV yang pecah dengan wajah serius.

"Mahal ini, rugi bandar."

Sepertinya kaca TV itu rusak karena terlempar tongkat yang Senja temukan dilantai. Dia sampai memandang ngeri pada tongkat tersebut dan berpikir bahwa Bagas sangat kejam.

Beberapa saat kemudian Senja telah selesai membereskan semuanya. Dia mendudukkan dirinya disofa sambil memijit bahunya yang terasa berat.

Dia mengambil ponselnya dari dalam kantung celana, kemudian mencari kontak Langit. Setelah ketemu Senja langsung memencet tombol telepon.

Tut...Tut...Tut

Senja mengerutkan keningnya. Dia menatap layar ponsel dan mendapati tulisan berdering disana. Itu artinya panggilan ini tersambung, tapi kemana langit? Kenapa tidak mengangkat teleponnya?

Sedangkan ditempat lain yang gelap dan sunyi. Ponsel yang tergeletak terus berdering menampilkan panggilan dari seseorang.

Senja

Sebuah tangan mengambil ponselnya. Orang tersebut memakai Hoodie hitam dengan tudung yang hampir menutupi seluruh wajahnya, namun tidak dipungkiri bahwa ia adalah Langit.

Pancaran mata Langit yang bersinar ditengah-tengah kegelapan memandang kosong pada layar ponselnya.

"Hufh...." hela nafasnya. Kemudian melempar asal ponsel tersebut.

"Ga diangkat?" Ucap seseorang dengan suara halusnya.

Langit melirik kesudut dari ruangan gelap tersebut. Terlihat seseorang dengan rambut hitam panjang dan tubuh yang tinggi sedang membelakanginya. Siapa pun yang melihat sosok itu sekarang pasti langsung menerka bahwa dia adalah perempuan.

"Ga." singkat Langit.

Sebuah senyum miring terbentuk. "Pilihan yang tepat."

" Gue mutusin buat bantu lo, jadi jangan sentuh kakak dan mama gue."

"Tergantung. Kalau lo berkhianat gue ga akan segan-segan menyeret mereka."

Langit menatap tajam kearahnya.

***

Senja menatap layar ponselnya dengan ekspresi bingung hingga beberapa saat sampai ponselnya kembali berdering memperlihatkan nama Yubin tertera disana.

"Yubin?" gumam Senja dan mengangkat panggilan tersebut.

"Kenapa?"

"Tante Ayudia udah bangun."

Senja terdiam, kemudian tersenyum lebar sampai matanya menyipit.

"Sekarang tante lagi diperiksa sama dokter. Lo masih lama? Tante nyariin soalnya."

"Engga, ini gue mau kesana kok."

"Oh yaudah, hati-hati ya."

"He-em." Senja segera berlari menaiki tangga dan memasuki kamarnya untuk bersiap.

***

Yubin mematikan panggilannya dengan Senja kemudian menatap pintu ruangan dimana Ayudia berada.

"Apa ada yang sakit?" tanya dokter setelah memeriksa keadaan Ayudia.

"Saya cuman sedikit pusing."

SENJA DAN LANGIT Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt