Bab 25

225 42 2
                                    

Senja menghentikan motornya dibawah pohon. Membuka helm, dia menatap kerumunan orang di depan sana. Cukup lama dia memperhatikan di tempat sampai akhirnya Senja sadar disekitar tempat tersebut terdapat banyak motor dan mobil yang terparkir.

Senja memutuskan untuk turun dan berjalan mendekati kerumunan tersebut. Kedatangan Senja langsung disambut tatapan terpana dari beberapa cewek dengan pakaian kurang bahan disana.

Senja sebenarnya sadar bahwa dia menjadi pusat perhatian, tapi dia berusaha mengabaikan tatapan-tatapan itu. Saat dirinya sibuk melewati kerumunan matanya menangkap punggung seseorang yang dia kenal.

Segera Senja berjalan lebih cepat mengikuti arah perginya orang tersebut. Ketika jarak dia dan orang itu hanya selangkah, Senja menggerakkan tangan ingin meraih punggung tersebut tapi gagal ketika ada yang menarik tangannya.

"Ck!" decak Senja.

Dia menatap cowok didepannya yang memberikan tatapan datar padanya. "Jero."

"Lo ngapain disini?" tanya Jero, datar.

"Bukan urusan lo," jawab Senja, ketus.

"WUWWW!!"

Senja menoleh ketika mendengar teriakan dari kerumunan tersebut.

"Ada apaan sih?"

Jero tersenyum mengejek melihat Senja yang bingung berada ditempat seperti ini.

"Kalau ga pernah ketempat kayak gini, mending pulang sana dek. Kayak orang ilang lo."

Senja menatap sengit pada Jero. "Diem ya lo cowok stress. Gue ada keperluan disini."

Setelah mengatakan hal itu Senja berputar arah ingin pergi meninggalkan Jero.

"Kalau mau ketemu kembaran lo nanti. Paling dia udah turun ke arena," ucap Jero membuat langkah Senja berhenti.

Senja berbalik menatap Jero. Sedangkan Jero menaikkan alisnya ketika melihat tatapan tidak percaya di mata Senja.

"Masih ga percaya? Ikut gue."

Jero berjalan lebih dulu kemudian diikuti oleh Senja.

*
*

Jero membawa Senja berdiri diantara para penonton yang sedang bersorak.

"Liat tuh," tunjuk Jero pada dua orang yang sedang menyalip satu sama lain. "Salah satunya Rizky, kembaran lo."

"Namanya Langit."

"Ga peduli," cetus Jero, acuh membuat Senja menatap tajam.

"Btw lo belum minta maaf sama gue."

Jero mengerutkan dahinya."buat?"

"Jangan pura-pura lupa. Gue babak belur gara-gara lo."

"Ohh...salah lo lah. Siapa suruh muka lo mirip sama si Rizky."

"Kita kembaran goblok."

"Ada peraturan dilarang toxic disini."

"WOI ANJ SALIP!"

"...."

"Lupakan," ujar Jero.

Senja mengalihkan pandangannya pada salah satu pembalap yang dia yakini adalah Langit. Tersirat tatapan kecewa dimata Senja.

Penonton bersorak ketika satu pembalap yang Senja yakini adalah Langit berhasil mencapai finish lebih dulu. Dia membuka helmnya, memperlihatkan wajah dengan senyuman bangga itu.

Jero melirik Senja yang terdiam menatap wajah tersebut. Menghela nafas, tangan Jero bergerak menepuk pundak Senja. Sebenarnya terlihat seperti gebukan keras karena setelahnya Senja hampir terjatuh.

SENJA DAN LANGIT Where stories live. Discover now