33

60 8 0
                                    

5 menit sebelum bel

Tap
Tap
Tap
Tap

Suara langkah kaki yang beradu cepat memenuhi lorong yang mulai sepi, hanya beberapa murid yang masih berdiam diri disana dan menyaksikan dua orang dengan pakaian yang sama berlari cepat sepanjang lorong.

"Hah...hah..." nafas Senja terengah-engah. Dia berhenti sejenak membuat Yubin ikut menghentikan langkahnya.

"Ayo, ja. Kelas kita masih harus naik 2 lantai."

"Tunggu....kelas kita ngapa pindah ke lantai tiga sih," gerutu Senja.

"Emang dari dulu sistemnya gitu! Udah, ayo." Yubin mulai kembali berlari, sedangkan dibelakang Senja masih menetralkan nafasnya.

Senja menjulurkan tangannya ingin menggapai Yubin namun gagal karena Yubin yang sudah berjalan lebih dulu.

"Bin, tung-

Deg

Bola mata senja melebar saat merasakan sakit menjalar tiba-tiba di dadanya. Usahanya untuk menetralkan nafasnya tidak berguna, kini sesaknya malah semakin bertambah.

"Sensasi ini udah lama ga gue rasain. Kenapa sekarang malah muncul lagi?" batin Senja

Merasa tidak ada pergerakan di belakangnya, Yubin menoleh dan mendapati Senja masih berada ditempatnya.

Yubin menatap heran ketika Senja memegangi dadanya dengan keadaan mulut terbuka dan berusaha menarik nafas dalam-dalam.

"Ja." Yubin berjalan menghampiri. "Lo, gapapa?"

Senja menggeleng, "gatau, dada gue sesak."

Senja yang sudah lama tidak mengeluh tentang kesehatan lagi membuat Yubin sejenak melupakan kesehatan Senja dulu. "Gejalanya sering muncul lagi kah?"

"Engga, gue baru ngerasain sekarang lagi."

"Ayo ke UKS," ajak Yubin sembari menarik pelan lengah Senja.

"Tapi kelas-

"Udah, itu urusan belakangan."

{RUANG UKS}

Senja dan Yubin memasuki ruang UKS. Yubin mengedarkan pandangannya namun tidak menemukan batang hidung perawat yang biasa menjaga di UKS.

"Lo duduk dulu. Perawatnya mungkin lagi keluar, nanti gue cariin," tutur Yubin sambil menuntun Senja duduk di ranjang.

"Thanks."

Setelah membantu Senja, Yubin keluar dari ruang UKS. Selepas kepergian Yubin Senja membuka resleting tasnya mengambil sebuah kotak berbentuk persegi panjang, membuka tutup kotak dan mengambil sebuah obat berbentuk pil. Dalam ukuran dosis obat jumlah obat yang Senja ambil cukup banyak, 4 pil dan ia minum dalam sekali teguk.

Hingga beberapa saat Senja terlihat lebih baik. Nafasnya tidak terlalu terengah-engah seperti tadi, sesak di dadanya perlahan menghilang.

Kreek

Yubin muncul dari balik pintu, seorang diri, tanpa perawat yang mengikutinya. Yubin menghampiri Senja dengan tatapan khawatir.

"Sorry, ja. Perawatnya ga ketemu, bahkan diruang guru juga gaada."

Senja tersenyum hangat, "iya, gapapa. Lagipula sekarang gue udah gapapa."

Yubin memperhatikan Senja, memang Senja terlihat jauh lebih baik sekarang. "Yakin?"

"Iya, mungkin tadi gue capek aja lari-larian."

Sebuah penyelesalan hinggap dihati Yubin saat ini. "Maaf, harusnya tadi gue ga ngajak lo lari."

SENJA DAN LANGIT حيث تعيش القصص. اكتشف الآن