Bab 11

272 61 2
                                    

Selesai menyantap sarapan Yubin dan Senja pamit kembali masuk ke dalam kamar. Senja terlihat membaca buku di meja belajar dan Yubin yang duduk di atas kasur sambil asik mengisap rokok.

"Uh-" Senja melenguh ketika asap rokok yang dihembuskan Yubin memasuki Indra penciumannya. Tangannya bergerak mengibaskan udara disekitar untuk menghilangkan jejak asap rokok tersebut.

Yubin yang melihatnya segera menjauhkan rokok tersebut. "Sorry, sesak ya."

Senja mengangguk pelan. "Sedikit, tapi gapapa. Lanjut aja."

Yubin mematikan rokok tersebut dan membuangnya ke dalam asbak. "Ga, nanti sesak lo kambuh."

"Makasih."

Yubin hanya mengangguk. Kini dia menatap Senja yang kembali fokus membaca deretan kata di dalam buku tersebut.

"Lo ngapain belajar sih? Mending istirahat biar pusing lo hilang."

"Udah hilang kok," balas Senja, tanpa melihat kearah Yubin.

"Gausah bohong, keliatan banget lo masih pusing."

"Hm, tapi gue harus tetap belajar. Dikit lagi kita bakal ujian kenaikan kelas 12."

"Yaelah masih lama. Lagi masih ada besok buat belajar, ja."

"Hm."

Yubin terdiam beberapa saat. "Kenapa sih maksain banget buat pintar? Bakat lo banyak, ga cuman pintar melalui otak."

"Ga, gue cuman pintar tanpa bakat," ucap Senja lirih. "lagi pula... gue gamau sampai papa marah kalau nilai gue turun dari sebelumnya.

"dan gue gamau pada akhirnya harus dibandingkan sama Langit soal nilai." Senja menatap Yubin yang juga menatapnya. "Lo tahu kan Langit punya banyak bakat. Dia ahli dalam bidang olahraga, bidang pelajaran, seni, musik, banyak. Beda sama gue."

"Siapa bilang? Lo punya suara indah, ja. Suara yang lo hasilin saat nyanyi beneran bagus, merdu. Makanya beberapa kali gue minta lo masuk ekskul band bareng gue.

"Soal Musik, Lo bisa main piano, gitar. Apanya yang gaada bakat?"

Senja membuang muka. "Gue cuma kuasain semua itu sedikit, pada akhirnya gue ga pernah hasilin apapun dari semua itu."

Senja menggenggam erat buku ditangannya. "Gue cuman ngandelin otak...

"...papa...ga suka anak bodoh."

Kini Yubin terdiam, hanya menatap Senja yang menggenggam buku seolah ingin merobeknya hingga berkeping-keping. Yubin jadi teringat sesuatu.

Dulu, ayahnya- Yura-pernah berlaku sama seperti ayah Senja. Namun suatu saat ia berubah hanya karena mendengar sederet kata yang keluar dari mulut sosok yang ada dihadapan Yubin saat ini.

_____Flassback____

"Om, Senja mohon jangan sakitin Yubin."

Senja dengan balutan pakaian khas anak SMP tersebut tampak memeluk tubuh seseorang dengan pakaian yang sama seperti nya.

Didepannya, berdiri Yura dengan sebalok kayu di genggaman. Sedangkan dibelakang, tampak Laras yang terpaku dengan tubuh gemetar.

"DASAR ANAK BODOH! GA BERGUNA, BISANYA CUMAN MAIN, NONGKRONG GA JELAS, BERANTEM JAGO, GILIRAN JAWAB SOAL GAMPANG GINI GA BISA. MAU GA NAIK KELAS KAMU!"

Yura menarik Senja hingga terjatuh ketanah. Setelah itu, memukulkan kembali kayu tersebut ke tubuh Yubin. Sedangkan Yubin hanya bisa menggunakan kedua tangannya sebagai tameng.

SENJA DAN LANGIT Where stories live. Discover now