14. Cerita dari Haruto

440 70 0
                                    

Happy reading guys

Travis, Cio, dan Yohan memasuki ruang kelas mereka. Mereka duduk di tempat masing-masing.

Aska menghampiri mereka dan langsung menggebrak meja. Dobby dan beberapa antek-anteknya Aska yang lain juga mengikuti di belakang.

"Jangan pikir anak buah Lo pada pindah kemari gue jadi takut sama Lo" ucap Aska

"Gue aja gak inget, kalo ada manusia kayak Lo di sekolah ini"

"Emang dia manusia?" Ucap Yohan.

"Mereka siapa sih?" Tanya Cio.

"Hama" ucap Yohan.

"Pergi Lo, ganggu pemandangan aja pagi-pagi" ucap Travis lalu merebahkan kepalanya di atas meja.

"Lo sering di bully?"  Tanya Cio pada Haruto melalui telepati.

"Gak sering-sering banget sih"

"Kenapa gak lawan?"  Tanya Cio lagi.

"Ada alasannya, nanti aku ceritakan"
Haruto lalu menghilang.

Jam istirahat tiba, para anak Trejo sesegera mungkin langsung ke kantin agar mendapatkan tempat duduk yang paling nyaman. Kecuali Cio dan Travis. Cio tadi memang sempat mengajak Travis.

Mereka memilih untuk berbicara di rooftop, kondisi taman belakang tadi juga lumayan ramai, jadi mereka akan kurang leluasa jika berbicara di sana.

"Ngapain sih kita?" Tanya Travis

"Gue tadi nanya ke dia, kenapa kalo di bully diem aja"

Haruto mengangguk membenarkan ucapan Cio. Travis sebenarnya cukup penasaran tentang hal ini.

"Kalian tau gak? Aska itu temen pertama aku. Dia mungkin emang suka jail dan bully orang. Tapi sebenarnya dia itu baik kok, cuma salah pergaulan aja" ucap Haruto.

Flashback..

Beberapa hari setelah diadopsinya Travis, Haruto benar-benar merasa kesepian. Bagaimanapun Travis adalah kembarannya. Haruto mengurung dirinya di kamar dan tak mau keluar, bahkan untuk makan sekalipun.

"Dasar anak nyusahin, udah penyakitan masih aja sok gak mau makan, mau tambah nyusahin" ucap seorang ibu panti.

Ibu panti itu melempar sepiring makanan, namun makanan tersebut seperti sudah tak layak untuk dimakan. Karena tampak seperti makanan basi dan sisa. Ditambah lagi makanan yang tadi di lempar jadi membuatnya berantakan kemana-mana.

Tentu saja Haruto menolak. Bagaimanapun ia adalah manusia, bukan hewan yang mau jika di beri makanan seperti itu.

"Makan, nanti begitu saya kembali lagi, harus sudah habis, jika tidak kamu akan saya hukum cambuk" ibu panti itu lalu keluar dari sana. Haruto kecil saat itu hanya bisa menangis dan menangis di pojok ruangan.

Beberapa jam terlewatkan, sang ibu panti kembali menghampiri Haruto. Melihat makanannya beku di sentuh sama sekali, tentu saja membuatnya kesal di tambah makanan yang berantakan di lantai.

"KAMU HARUS SAYA HUKUM" si ibu panti menarik telingan Haruto ke ruang kerjanya, lalu ia mengambil sebuah cambuk dari lemari yang terletak di pojok ruangan.

plak...

Satu cambukan mendarat mulus di punggung Haruto. Dan tak hanya sekali dua kali, Haruto terus menerima cambukan itu selama lima belas menit lamanya tanpa henti.

Mystery Twins || Haruto TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang