7. Dokter Jovan

559 89 1
                                    

Happy reading guys

Travis melepaskan gelang itu dan kembali meletakan ya di kotak. Dan kembali menyimpan benda itu. Travis kembali berfikir, apa baiknya jika ia tidak menginap di rumah Yohan saja. Tapi tadi suara apa? Kenapa ia harus mendengarkan suara itu.

Travis meraih ponselnya dan menelpon Yohan.

"Kenapa Vis?"

"Yo, gue gak jadi kerumah Lo"

"Loh kenapa? Gue padahal lagi belajar bikin teh dari bunga. Sekalian Lo cobain"

"Sorry yo, lain kali ya, gue lagi ada urusan"

"Okelah..." Ucap Yohan terdengar kecewa

"Besok Lo bawa aja tehnya buat sekalian gue sama yang lain cobain" ucap Travis agar Yohan tak terlalu kecewa.

"Boleh juga saran Lo"

Travis mengakhiri panggilannya dengan Yohan. Menghela nafasnya berat dan mulai membaringkan dirinya di kasur. Travis meraih ponselnya yang berada di nakas. Ia mencoba mencari artikel-artikel untuknya baca. Travis terbiasa menghabiskan waktu luangnya untuk membaca artikel, atau sekedar mencari ilmu di sosial media.

Beberapa jam kemudian Travis mulai meresa bosan. Ia memutuskan untuk menyalakan televisi di kamarnya.

Berita terkini, sebuah kecelakaan terjadi pada pukul empat sore. Sebuah kecelakaan antara mobil truk dan sebuah motor. Menurut para saksi mata. Kedua kendaraan itu awalnya melaju dengan kecepatan tinggi hingga tak terkendali.

Kecelakaan ini menyebabkan korban yang membawa motor meninggal dunia. Dan supir truk Untung saja hanya mengalami luka-luka.

Berita itu membuat Travis terkejut. Pukul empat sore? Itu adalah waktu yang di tentukan olehnya saat ingin pergi ke rumah Yohan. Mungkin saja dialah yang harusnya ada di posisi si pengendara motor itu.

"Suara tadi" gumam Travis pelan.

Jangan pergi ke rumah yohan

Suara itu kembali berputar di pikirannya. Secara tidak langsung itu menyelamatkan hidupnya dari sebuah kecelakaan maut. Pikir Travis

Besoknya Travis kembali sekolah seperti biasa. Dan seperti yang sudah dia bilang, ia akan mencoba teh bunga buatan Yohan hari ini.

"Gimana? Enak?" Tanya Yohan

"Kayak teh biasa sih, cuma agak pahit" jawab Travis

"Tapi enakkan?"

Travis mengangguk sebagai jawabannya. Yohan tersenyum senang. Rasanya ia seperti menjadi seorang peracik handal.

-----

Beberapa hari telah di lewati begitu saja. Kini Travis dan Yohan kembali pada sebuah rumah sakit untuk menemui dokter Jovan dan menanyakan soal Haruto. Travis dan Yohan tengah menunggu sang dokter di dalam ruangan serba putih itu.

Ceklek...

Pintu terbuka seorang pria yang masih terlihat muda dan gagah memasuki ruangan itu. Awalnya ia tampak terkejut saat melihat Travis.

"Watanabe Travis?" Tanya dokter itu memastikan.

Travis mengangguk "Iya saya"

"Jadi kamu kembaran Haruto dan ingin tau kenapa jasadnya tidak di makamkan secara resmi?" Tanya dokter itu lagi

"Benar, saya penasaran. Bagaimanapun kami itu kembar, dan sebagai kakak saya berhak tau" jawab Haruto

Mystery Twins || Haruto TreasureWhere stories live. Discover now