Pesan Jaden langsung dibaca Aruna, bahkan perempuan itu juga terlihat mengetik.

| HAH? sakit apa???
| kok bsa sakit?? ketularan lo psti!!
| kirim alamat rmh lo dong
gue mau jenguk.

Jaden tersenyum kecil membacanya.
Yang seperti ini yakin teman biasa?

"Oh iya, rumah gue kan juga pake kompor listrik, ya?" celetuk Raja seolah baru mendapatkan ingatannya.

•••

Tingnong...

Bel rumah berbunyi sekali, Fazura yang sedang merapihkan dapur pun melangkah untuk membukakan pintu. Namun anak perempuannya lebih dulu muncul.

"Aku aja, Ma."

Mella membuka pintu dan terlihatlah tamu yang sangat ia kenal.

"Kak Aruna? Nyari Bang Hazel, ya?"

Aruna mengangguk dengan wajah manisnya, "Kata Jaden, Hazel sakit. Gue... pengen jenguk, boleh?"

Mella langsung mengangguk, "Masuk, Kak." ujarnya membuka jalan untuk Aruna. "Ma.. Temen bang Hazel dateng."

Fazura, sang Mama datang.

"Assalamualaikum, Tante." Aruna menghampiri Fazura kemudian mengambil tangan kanan Mama temannya untuk disalami.

"Wa'alaikumsalam. Cantik banget kamu, namanya siapa?" Fazura menatap wajah Aruna dengan cermat seraya melangkah menuju sofa ruang tengah. "Duduk, cantik."

Aruna tersenyum lebar, "Aku Aruna. Tante sehat?"

"Alhamdulillah sehat sekeluarga kecuali Hazel aja lagi gak enak badan." jawab Fazura, matanya menatap Aruna kemudian teringat sesuatu. "Eh, Aruna temennya Hazel, kan? Ternyata kamu yang sering diomongin Hazel."

Aruna melebarkan mata terkejut.
Tunggu, ia diomongi?

"H-hah? Hazel ngomongin aku?"

Fazura terkekeh mengangguk. "Hampir tiap hari ngomongin Aruna."

Wajah Aruna bersemu merah.
Dirinya yang biasanya acuh dibicarakan orang orang kini berbeda jika sudah Hazel yang membicarakannya.

Aruna menerjap tak percaya, inginnya ia bertanya banyak hal tetapi ia harus konsisten dengan tujuan awalnya.

Diangkatnya satu paperbag yang ia bawa keatas meja kaca didepannya. "Ini buat Tante sekeluarga, gak mahal emang tapi enak, langganan Mama Aruna."

Fazura menatap terkejut, "Eh, ngapain repot repot buat Tante juga? Tapi karena udah dikasih Tante terima, ya. Makasih, lohh."

Aruna tersenyum senang.

"Ayo Tante anter ke kamar Hazel," Fazura berdiri diikuti Aruna.

Sesampainya didepan kamar Hazel Jaden dilantai dua, Fazura membuka pintu perlahan dan masuk bersama Aruna.

Dilihatnya Hazel yang sedang menutup mata terlihat pucat dan lemas.

Kursi dari meja belajar dibawa Fazura kesamping ranjang Hazel. "Duduk sini," isyaratnya kepada Aruna.

Aruna mengangguk mengikuti instruksi Fazura.

"Tadi baru makan tapi gak mau minum obat, langsung tidur dia biar gak disuruh minum obat." ucap Fazura seraya menatap wajah Hazel yang pucat.

Aruna menerjap mendengarnya, sisi Hazel yang baru?

"Tante tinggal, ya? Belum selesai rapihin dapur tadi."

"Mau Runa bantuin, Tante?" tawarnya menatap Fazura tak enak.

Fazura langsung menolak, "Eh, gak usah, tinggal sedikit lagi. Makasih udah nawarin bantuan, tante pergi dulu."

Aruna mengangguk, "Iya, Tante."

Fazura pun beranjak keluar kamar Hazel meninggalkan anaknya bersama perempuan yang selalu Hazel bicarakan. Pintu kamar dibiarkan terbuka, Aruna juga tidak memprotes itu.

Aruna kini berfokuskan pada Hazel.
Ingin rasanya Aruna mengusap kepala Hazel, memainkan rambut hitam lelaki itu dan memandangi wajah tenang itu seharian.
Tapi ia tidak seagresif itu, bisa saja seusai Aruna melakukan keinginannya, Hazel malah semakin menjauhinya.

"Lo ngapain?" suara parau terdengar. Suara Hazel yang biasanya rendah kini semakin rendah dan serak.

Aruna terkejut mendengarnya, dilihatnya mata sipit Hazel terbuka sayu.
"Kenapa gak bilang di chat kalau lo sakit?"

"Gak penting."

Aruna menghela nafas.
Diangkatnya paperbag kecil yang ia khususkan untuk Hazel. Ia mengeluarkan isinya satu persatu.

Vitamin C yang sama seperti vitamin dirumahnya, sebotol minuman ion dan sekotak bolu coklat kacang.

"Kata mama lo, lo belum minum obat. Gak mau sembuh, ya? Gak kasian sama mama lo yang khawatir?"

Mata Hazel terpejam karena berat tetapi telinganya mendengarkan.

"Nanti diminum vitaminnya. Halal, kok."

Aruna menatap wajah Hazel lama, lelaki itu sepertinya tertidur lagi.

"Gue pulang, deh. Cepet sembuh, Hazelnut."

Cup.

•••

Maaf aku baru update lagi, bukannya ngaret atau gimana yaa..
Masalahnya tuh, ya ada masalah, gitu aja.

Karena nanti malem tahun baru, Ra mau update lagi ya nanti malem, tungguin terus yaa!

Makasih yang udah nungguin, calange

Hello, Hazelnut! [END]Where stories live. Discover now