Chapter 9 Pantheos here we come, Neo Eden in Castletown

1 0 0
                                    

Shin dan lainnya sedang bersantai di rumah. Tiba2 pintu rumah mereka di ketuk. "Permisi paket." Kata kurir yang berada di depan pintu. "Ada yang pesan paket ?" Tanya Shin kepada semua saudaranya yang sedang bersantai. "Aku tidak....siapa yang pesan ?" Tanya Hans. "Aku juga tidak, ignis mungkin ?" Tanya Ellie. "Aku tidak juga....biasanaya Sera sih." Kata Ignis. "Aku sekarang lagi ga pesan apa2 kok, Julis, kamu pesan ga ? Loh mana dia ?" Tanya Sera. "Dia membukakan pintu tuh." Kata Ellie. "Oh berarti dia yang pesan." Kata Ignis. Kemudian Julis pun kembali keruang keluarga membawa sebuah kotak besar. "Ini ada paket di tujukan ke kita semua, pengirim nya tidak di ketahui." Kata Julis sambil meletakkan paket itu di meja. Mereka semua pun melihat paket itu. "Hmm pengirim nya tidak di tulis, tapi dia memakai jasa pengiriman cepat, kantornya di Castletown, United Pantheos. Ada yang punya kenalan tinggal di Castletown ?" Tanya Shin. "Sebelum aku ke sini sih memang aku tinggal di Lodgetown, United Pantheos, tapi aku tidak pernah ke Castletown." Kata Ignis. Kemudian Hans mengangkat paket nya dan mengguncang nya. "Paket ini berat cukup berat loh." Kata Hans. "Cuma 1 cara mengetahui nya. Semua mundur, biar aku yang buka." Kata Shin. Kemudian dia mengambil pisau dan menyayat selotip nya. Kemudian setelah membuka bungkus paket nya, di dalam nya ternyata sebuah kotak dari besi. Shin dengan hati2 membukanya. "Wow....ini kan ?" Tanya Shin. "Yap, tidak salah lagi." Kata Hans. "Baru kemarin kita melihat nya di monument, dan sepertinya ini yang asli." Kata Ellie. "Siapa yang mengirim nya berarti ? Aneh sekali." Kata Ignis. "Hmm tapi bukannya yang asli ada di Castletown ya, di museum istana bekas New Astorian ?" Tanya Sera. "Wah takutnya barang curian nih, jangan pegang dulu." Kata Julis. Semua pun mundur dan sedikit menjauh dari kotak itu. Tiba2 bel berbunyi. "Biar aku yang buka." Kata Shin. Kemudian dia berjalan ke pintu dan membukanya. "Halo Shin, apa kabar ?" Kata Kiria. "Hei Kiria, ternyata kamu yang datang, ada apa ke sini." Kata Shin. "Oh aku mengantar papa ku, kenalkan, ini papa." Kata Kiria. Seorang pria berdasi pun maju, sama seperti Kiria, dia juga seorang Dark elf. "Perkenalkan, aku papanya Kiria, namaku Yakira. Apa paket yang ku kirimkan sudah sampai ?" Tanya Yakira. "Oh salam kenal om, iya sudah sampai om, jadi om yang mengirim paket nya, karena pengirim nya anoymus, kita pikir barang curian." Kata Shin. "Hahaha tidak, tapi memang salah ku juga tidak meninggalkan pesan." Kata Yakira. "Silahkan masuk om, Kiria, kita bicara di dalam." Kata Shin mempersilahkan mereka masuk. Shin langsung membawa mereka ke ruang keluarga tempat semuanya menunggu. "Kiria ?" Tanya Ignis. "Halo Ignis, aku main ke sini haha." Kata Kiria. Ignis pun menghampiri Kiria. "Hehe asik, gimana kalau kita main di kolam ?" Kata Ignis. "Nanti dulu, ada yang om mau sampaikan ke kita." Kata Shin. "Haha, santai saja, ini liburan, bebas2 saja kalau mau main." Kata Yakira. "Nanti saja papa." Kata Kiria. "Maaf om, aku main asal ajak saja." Kata Ignis. "Tidak apa2, baiklah, kenalkan aku papa nya Kiria, nama ku Yakira, yang mengirimkan paket ini aku." Kata Yakira. "Oh jadi om yang mengirimkan nya, haah aku pikir paket berisi barang curian." Kata Hans. "Iya maaf aku lupa menyertakan surat." Kata Yakira. "Ini senjata2 yang asli ya om ?" Kata Ellie. "Iya ini asli, tapi sudah tidak berguna sih, senjata2 ini sudah lama sekali ada di keluarga ku, yang berada di istana adalah replica. Sewaktu kekaisaran berubah menjadi united nation 200 tahun lalu, senjata ini di titipkan ke keluarga ku dari keluarga pejabat kekaisaran. Dia berpesan, untuk memberikan senjata2 ini kepada enam orang anak berambut hitam dan bermata hitam. Kemudian Kiria bercerita kalau di kelas nya ada 6 orang dengan ciri2 seperti itu." Kata Yakira. "Oh begitu ya om, tapi kenapa yakin kalau itu kami." Kata Shin. "Karena sejak di titipi, keluarga ku mencari 6 anak dengan ciri2 seperti itu, kami tidak pernah menemukan nya, keluarga ku sebenar nya sudah menyerah mencari dari 100 tahun yang lalu. Ketika Kiria pulang liburan ini, dia bercerita kalau teman sekelas nya ada yang memiliki ciri2 seperti yang selama ini kami cari, kemudian aku menghubungi kepala sekolah untuk meminta alamat kalian." Kata Yakira. "Ignis, soal yang menyangkut orang tua kalian, aku ga cerita ke papa, kasih tau yang lain jangan keceplosan." Kata Kiria berbisik di telinga Ignis yang duduk di sebelah nya. "Iya,aku jagain mereka. Aku khawatir sama Julis yang bakal keceplosan." Kata Ignis. "Kiria, kenapa kamu bisik2 ?" Tanya Yakira. "Ah tidak apa2 papa haha." Kata Kiria. "Aku mengerti ceritanya om, memang tepat sih mengirimkan nya pada kami, berarti sekarang kami simpan senjata2 ini. Terima kasih ya om." Kata Shin."Iya sama2, sekarang tugas keluarga ku sudah selesai." Kata Yakira. "Om, kita mau makan siang, makan di sini ya bersama kita. Kiria juga." Kata Julis. "Iya om, jauh2 dari Pantheos datang ke sini. Silahkan anggap rumah sendiri." Kata Sera. Tiba2 Ellie mendekati Shin. "Shin lihat ini....." Kata Ellie sambil menarik kaos nya dan memperlihatkan dada nya kepada Shin. "Ellie....ada om...jangan begini dong." Kata Shin membuang wajah nya. "Bukan itu, lihat Kristal nya." Kata Ellie sambil memegang kedua pipi Shin dan berbisik. Shin langsung menarik kaos Ellie dan melihat ke dalam, kemudian dia menarik kaos nya sendiri dan melihat ke dalam. "Ellie, Kristal nya berkedip, seperti nya bereaksi dengan senjata2 ini." Kata Shin. "Iya, makanya bawa senjata2 ini ke atas." Kata Ellie. "Ada apa ya ?" Tanya Yakira bingung. "Oh tidak apa2 om, maaf, biasa ada serangga di dada nya hahah." Kata Shin. "Iya om, waktu minta tolong di ambil kan sudah pergi haha." Kata Ellie. "Maaf om, boleh kotak ini saya simpan di atas, supaya bisa menghidangkan minum." Kata Shin. "Oh ya. Silahkan, di simpan saja dulu." Kata Yakira. "Terima kasih om, saya naik sebentar." Kata Shin yang langsung mengangkat kotak nya dan membawanya ke atas. Ellie pun mengecek dengan menarik kaos nya dan Kristal nya berhenti berkedip. Julis dibantu oleh Hans membawakan minuman dan kue ke meja. "Silahkan di nikmati." Kata Hans. "Wah repot2, terima kasih ya." Kata Yakira. Kiria terlihat sibuk membalas pesan sambil berdecak. "Kamu message siapa ?" Kata Ignis yang melihat Kiria. "Sama orang gila, bener2 deh tuh orang." Kata Kiria. Ignis pun diam2 melihat nama pengirim message nya. "Ciee dia rupanya, kamu kenapa sih ga mau akui saja." Kata Ignis meledek Kiria. "Diam ah, ga akan aku akui, dia aja yang senang message aku." Kata Kiria dengan wajah merah. "Tsundere......" Pikir semuanya kecuali Yakira. Tiba2 bel pun berbunyi. Shin yang baru turun langsung membukakan pintu. "Halo Shin aku datang hehe." Kata Mike. "Oh Mike, tumben kamu datang....oh aku tau haha....dia ada di dalam sama papa nya. Ayo masuk aja." Kata Shin. "Wah maaf mengganggu." Kata Mike yang langsung masuk dan melepas sepatunya. Shin langsung mengajak Mike masuk ke ruang tengah. "Wah ada Mike...sini duduk mike." Kata Hans menyambut. Tiba2 Kiria berdiri dan langsung menjambak kaos Mike. "Ngapain kamu ke sini, ga tau lagi ada hal penting yang mau di bicarakan ?" Tanya Kiria dengan wajah marah dan merah. "Kiria, ga boleh gitu, siapa anak ini ?" Tanya Yakira yang melihat Kiria menjadi beringas. "Selamat siang om, saya Mike, teman sekelas Kiria." Kata Mike memperkenalkan diri kepada Yakira. "Oh jadi kamu yang namanya Mike, selagi di rumah Kiria sering menceritakan tentang kamu." Kata Yakira. "Papa.....jangan di bahas." Kata Kiria malu. "Tidak apa2 kan, toh papa juga penasaran sama Mike karena mendengar cerita mu." Kata Yakira. "Aaaaah Ignis, boleh aku ke kolam ?" Tanya Kiria. "Ayuk, aku temani." Kata Ignis. Mereka pun langsung keluar ke kolam. Kiria langsung melompat masuk ke kolam dan menyelam. Ignis membuka bajunya dan langsung masuk ke kolam. "Maaf Ignis, dasar bego itu orang, padahal aku bilang tunggu. Aku juga bego sih bilang mau ke rumah kamu, lalu dia bilang mau ke rumah Shin dan Hans, aku lupa kalau kalian tinggal bareng hiks." Kata Kiria. "Hahaha ya sudah, lagipula gpp kan, toh habis ini juga kamu dan papa mu bakal ketemu dia, mempersingkat waktu." Kata Ignis. "Papa ke sini ada urusan bisnis dan sekalian ketemu kalian, bukan mau menemui dia, eh dia malah ke ge er an. Aku kesal beneran." Kata Kiria. "Haha iya aku ngerti, nanti kamu pinjam baju Julis saja, badan mu sama dia sama, kamu ga ganti baju langsung nyebur soalnya." Kata Ignis. Sera pun datang ke kolam dan masuk ke kolam renang. "Hey...kalian berdua, lihat tuh, om melepas jasnya dan ke taman sama Mike." Kata Sera. "Aduh lawan papa ? mana mungkin menang dia, lagipula berbahaya kan." Kata Kiria. "Ga usah khawatir, Shin dan Hans ada di sana kok." Kata Sera. "Hmm sebaiknya kita kesana, aku khawatir nanti Shin malah mau ikutan." Kata Ignis. "Tenang aja ada Hans kok. Kemudian Mike dan Yakira mulai beradu pukulan. "Aduuh aku ga mau lihat...." Kata Kiria sambil menutup wajah nya. "Yakin ? lihat Mike bisa bertahan loh." Kata Ignis. Kiria pun mulai mengintip dari kolam. Setelah 5 menit, mereka pun selesai, Mike tetap berdiri. Kemudian Yakira menyalami Mike sambil tertawa. Mike pun menunduk dan menoleh ke kolam, ketika matanya bertemu dengan mata Kiria, Mike mengedipkan matanya. "Huuuuuh.....bodoh." Kata Kiria sambil menyelam. Wajah nya terlihat merah sekali, terlihat jelas di wajah nya kalau dia sebenarnya senang. "Wah om sepertinya mengakui Mike tuh Kiria, selamat ya, sekarang sudah bisa di akui kan ?" Kata Ignis. "Huuuuh benar2 deh....tapi aku tidak membenci kelakuan nya...." Kata Kiria malu. "Akhirnya....selamat ya Kiria." Kata Ignis. "Apanya yang selamat, belum ada apa2 di antara aku dan si bodoh itu." Kata Kiria. "Belum bukan berarti tidak kan hehe." Kata Ignis. "Sudah ah jangan meledek mulu." Kata Kiria sambil memukul2 Ignis. Tiba2 ada angin kencang menerpa mereka. Shin dan Hans mulai berlatih dan di tonton oleh Yakira dan Mike. "Nah mereka mulai." Kata Sera. "Kamu ga mau setop mereka Ignis ?" Tanya Kiria. "Biarkan saja, selama masih latihan, kalau sudah mulai keterlaluan juga pasti ada yang akan menyetop mereka." Kata Ignis. Tak lama kemudian, latihan pun berubah menjadi sungguhan, tinju dan tendangan yang di adu mengeluarkan angin yang besar. Yarika dan Mike pun berusaha menghentikan nya, tapi terpental karena Shin dan Hans semakin intenss. Dari wajah mereka terlihat senyuman. Tiba, Ellie terbang dari dalam dan langsung memukul kepala keduanya dengan spatula. "Stop ya, aku ingatkan, sekarang kalian berdua ikut aku membantu menata piring. Maaf ya om." Kata Ellie yang memakai celemek karena sedang memasak, dia langsung menjewer telinga Shin dan Hans dan menariknya masuk. "Ampunnn Ellie." Kata Shin dan Hans yang di tarik telinganya. Julis yang juga sedang memasak dan memakai celemek, mengintip lewat pintu ruang tengah, begitu melihat Ellie menarik Shin dan Hans, dia langsung kembali masuk ke dalam. Yarika bertepuk tangan melihat kejadian itu. "Lihat Kiria, mereka sudah master bela diri, tapi aku ga sangka, teman mu Ellie bisa menghentikan mereka, aku saja tidak bisa." Kata Yarika. "Hahaha....iya papa. Ellie memang bisa." Kata Kiria yang tidak bisa berkata apa2 lagi. "Makanan sudah siap, ayo semua masuk." Kata Julis memanggil semua yang ada di kolam. Kemudian mereka semua makan siang sambil berbincang2 dan tertawa. Setelah itu, "Maaf saya harus pergi dahulu, saya pegi duluan, Mike nanti tolong antar Kiria pulang, terima kasih keramahan nya, sampai jumpa lagi." Kata Yakira. "Terima kasih om." Kata semuanya. "Ok papa, nanti aku langsung pulang." Kata Kiria. Yarika pun pergi, kemudian Shin langsung mengambil dan membawa turun kotak nya. "Senjata2 ini ternyata beresonnsi dengan Kristal kita. Aku coba ambil punya papa Feiruss." Kata Shin. Kemudian dia mengambil senjatanya dan tanpa sadar senjata itu langsung terserap ke gelang yang di pakai nya. "Wow mengagetkan........" Kata Hans. "Wah kok bisa ya langsung hilang, nambah efek apa tidak tuh ?" Tanya Mike. "Coba aku lihat dulu." Kata Shin. Kemudian dia menekan gelang nya dan memakai armor nya. "Hmm tidak ada perubahan....." Kata Shin. "Coba keluarkan cakar mu, ini kan senjata." Kata Sera. Shin pun mengeluarkan cakar dari punggung tangan nya. Begitu keluar, semuanya kaget ternyata yang keluar bukan cakar, melainkan katar bermata pedang 1 yang besar dan panjang berukiran indah. "Oh ini toh yang berubah, sepertinya di sesuaikan dengan gaya bertarung kita." Kata Shin sambil mengamati katar nya. "Aku coba." Kata Hans. Sama seperti Shin, senjata nya juga terserap ke gelang nya, kemudian Hans mencoba berubah dan mengeluarkan senjatanya. Biasanya senjatanya hanya mata kapak yang keluar di pergelangan lengan nya, sekarang kedua kapak di lengan nya keluar dan menyatu membentuk kapak bermata 2 yang lumayan besar dan berukiran indah. "Wow, sekarang bisa ku pegang dan menjadi senjata, sepertinya bisa di lempar juga." Kata Hans. Kemudian Hans keluar dan mencoba melempar kapak nya, ternyata begitu di lempar kapak nya bisa memutar kembali ke tangan nya seperti boomerang. "Wah keren ini, aku ada senjata lempar." Kata Hans. "Aku yang coba sekarang." Kata Julis,. Dia memegang senjatanya dan langsung terserap. Setelah berubah dia mencoba mengeluarkan senjatanya, biasanya hanya sebuah katana yang keluar dari armor lengan nya sekarang kedua lengan nya mengeluarkan katana yang kemudian menyatu menjadi nodachi, pedang katana panjang berukiran naga di pangkal nya dan indah. "Wah besar sekali ? Katana ku berubah menjadi Nodachi. Tapi sama sekali tidak berat dan aku bisa memakainya, ini senjata mama." Kata Julis. "Aku juga coba." Kata Sera. Setelah berubah, sepasang tempat penyimpanan shuriken yang berada di pinggang nya berubah menjadi sepasang cakram berukiran indah. "Ini kan....senajata mama Ronanta."" Kata Sera sambil mengamati kedua cakram nya yang berukiran indah. "Sekarang giliran ku." Kata Ignis. Setelah berubah dia mengeluarkan senjatanya, biasanya senjatanya adalah mata pisau di kedua boots nya, sekarang yang keluar adalah sepasang tonfa bermata pisau di ujung nya dan tongkat nya berukir indah dari armor kedua tulang kering nya. "Ooooh tonfa, aku memang belajar pakai ini." Kata Ignis. "Sekarang saatnya aku mencoba." Kata Ellie. Setelah berubah dia mencoba mengeluarkan kedua pistol kecil dari pinggangnya, ternyata pistol kecil nya berubah menjadi shotgun pendek berukir indah. "Hmm shotgun....keren sih, tapi kalau ga di coba ga tau nih." Kata Ellie. Kemudian dia keluar dan mencoba menembak ke atas, seperti shotgun, sinar tembakan nya menyebar dan banyak. "Baiklah, aku jadi lebih kuat." Kata Ellie. Kiria dan Mike pun bengong melihat nya. "Kalian semua berubah ya ? Ada yang berbeda dengan kalian, tapi aku tidak tahu apa." Kata Kiria. "Iya armor kami semua berubah." Kata Shin. "Bukan, maksud ku bukan armor kalian, tapi ada yang berubah." Kata Kiria. "Oh mungkin ini ya." Kata Ignis yang menunjukkan dada nya kepada Kiria dengan menurunkan kaos nya. "Sepertinya iya, hebat, berarti kalian sekarang jauh lebih kuat dong." Kata Kiria. "Bisa di bilang begitu sih." Kata Ellie. Tiba2 telepon Kiria berbunyi dan Kiria langsung menjawab nya. "Hallo...polisi....apa....baik2...terima kasih." Kata nya sambil menutup telepon. Wajah Kiria pun menjadi pucat. "Kenapa Kiria, kok wajah mu berubah ?" Tanya Ignis. "Papa di culik, oleh keluarga Don Ricote, keluarga mafia yang beroperasi di Castletown. Barusan polisi telepon dia di bawa ke bandara dan terbang menggunakan pesawat pribadi." Kata Kiria pucat. "Memang Yarika san ada masalah dengan mereka ?" Tanya Shin. "Sebenarnya begini, keluarga Don Ricote mau membeli senjata2 yang papa kirimkan ke kalian, papa sudah menolak tawaran mereka tapi mereka memaksa dan akhirnya memakai cara kotor. Bisnis papa di buat terjepit oleh mereka dan akhirnya papa harus meminjam uang. Mereka memberikan janji pada wakil perusahaan papa dan akhirnya mereka berhasil meminjamkan uang ke perusahaan papa, kemudian mereka menaikkan bunga tinggi sehingga perusahaan papa tidak bisa membayarnya. Keluarga mafia itu bilang kalau papa mau menyerahkan senjata kalian maka hutang nya akan di anggap lunas, tapi papa tidak percaya dan mengirimkan senjata nya kepada kalian, kemudian dia ke sini untuk melindungi ku, karena keluarga itu mengancam akan menculik dan menjadikan aku sandera demi senjata itu. Polisi bilang papa di culik di apartemen ku." Kata Kiria sambil menangis. Mike mengelus punggung Kiria. "Shin sepertinya kita harus bertindak." Kata Ignis. "Hmm aku mengerti, kenapa keluarga itu sangat ingin memiliki senjata2 ini." Kata Shin. "Aku tidak tahu, tapi sepertinya berhubungan dengan keluarga kekaisaran." Kata Kiria. "Kalau memang begitu, kita harus kesana. Berapa lama kalau kita terbang ke Castletown ?" Tanya Shin. "2 hari sampai kalau dari sini." Kata Kiria. "Baik kalau begitu, bisa minta alamat mu di Castletown ?" Tanya Shin. "Aku ikut saja..." Kata Kiria. "Jangan, kamu di sini saja dan jangan pulang ke apartemen mu, selama kami pergi kamu tinggal di sini. Mike bisa kan temani dia ?" Kata Shin. "Kenapa begitu ? Aku tidak takut bahaya." Kata Kiria. "Bukan masalah bahayannya, tapi ada alasannya papa kamu membawa kamu ke tempat kami ini dan dia meninggalkan mu di sini, dia mau menghadapi semua sendirian dan menjamin keamanan mu. Kalau kamu keluar, sia2 semua usaha dia. Kamu mengerti kan ?" Tanya Shin. "Iya....baiklah, tapi kalian ber 6 hati2." Kata Kiria. "Tidak usah khawatir tentang kami, kamu kan tau siapa kami hehe." Kata Ignis. "Baiklah malam ini kami berangkat, Sera tolong pesankan tiket pesawat yang ekonomi saja untuk penerbangan malam ini. Yang lainnya bersiap2 bawa barang2 penting saja masukkan ke item box dan jangan lupa passport." Kata Shin. "Siap....aku siapkan pakaian dan lainnya dulu." Kata Hans. "Aku belanja sebentar bersama Julis membeli perlengkapan perjalanan sekali pakai dan beberapa cemilan." Kata Ellie. Mereka pun langsung bergerak. "Shin terima kasih ya, kamu mau membantu ku, aku akan jaga rumah kalian selama kalian pergi." Kata Kiria. "Sama2, senang bisa membantu." Kata Shin. Hari pun sudah menjelang malam, mereka pun langsung pergi ke bandara dengan terbang menggunakan armor mereka. "Shin, kenapa kamu membantu Kiria ?" Tanya Hans. "Aku ada perasaan ga enak dan buktinya Ellie pun tidak komplain, keluarga itu bukan semata2 ingin membeli senjata sebagai koleksi, pasti ada tujuan lain, dan ada kemungkinan pihak lain terlibat." Kata Shin. "Maksudnya Neo Eden ?" Kata Ellie. "Bisa jadi, karena untuk orang awam selain sebagai barang antik bersejarah, senjata2 ini tidak punya nilai, dan tidak mungkin sampai mencelakai orang lain untuk mendapatkan nya, kecuali ada sesuatu yang di perlukan dari senjata2 ini." Kata Shin. "Benar juga, saat ini teknologi sudah maju, kalau di lihat dari perkembangan jaman, senjata2 ini sudah ketinggalan jaman kalau di lihat dari mata awam, berarti orang yang mengingin kan senjata2 ini tau ada sesuatu di balik nya." Kata Sera. "Kita berangkat naik pesawat jam berapa Sera ?" Tanya Julis. "Jam 8 malam kita boarding, berangkat jam 9." Kata Sera. "Ok masih ada 2 jam lagi." Kata Ignis. "Mumpung libur kita bisa keluar negeri." Kata Hans. "Oh...gawat." Kata Julis. "Kenapa Julis ?" Kata Hans. "Belum angkat jemuran baju di kamar mandi haha. Aku kirim message ke Kiria dulu." Kata Julis. "Ah kirain ada apa." Kata Hans. Sementara di rumah, "A..apa ini......kenapa kamar mandi ini isinya jemuran pakaian dalam wanita semua dan beraneka ragam......yang ini sepertinya milik Ellie, ukuran ini jelas Ignis, hmm ini punya Julis dan itu Sera...wow...." Kata Mike yang masuk ke kamar mandi. "Mikeeee keluar, kamar mandi kamu di atas....." Teriak Kiria yang sudah tau keberadaan jemuran pakaian dalam itu. Shin dan lainnya pun sampai di bandara, setelah melewati proses check in, pengecekan visa dan passport, mereka langsung masuk ke pesawat. Tak lama kemudian pesawat pun berangkat. Shin mengabari Jeremi melalui pesan singkat kalau mereka berangkat ke Castletown, Pantheos. Setelah menempuh perjalan 2 hari, mereka pun sampai di bandara internasional Castletown. Mereka pun keluar bandara setelah melewati proses pengecekan passport. Banyak orang yang menunggu di luar bandara untuk menjemput saudara atau keluarga mereka. Shin dan lainnya pun berjalan melewati orang banyak dan menuju pintu keluar bandara untuk mencari taksi. Tiba2 seorang pria berjas hitam menepuk pundak Hans yang berjalan di paling belakang. Mereka pun menengok. "Mungkinkah kalian datang dari Midgar ? Saudara Shin dan 5 saudaranya ?" Tanya orang itu. Mereka semua langsung berbalik dan bersiaga. "Siapa ossan ? kenapa bisa tau nama kami ?" Tanya Shin. Tiba2 hp Shin berbunyi. "Halo Shin, ini aku Jeremi, barusan aku dari rumah mu, banyak orang yang mengepung rumah mu, tapi semua sudah beres dan Kiria di dalam baik2 saja, mereka bisa tau rumah kalian karena ayah Kiria mungkin di ancam mengatakan nya. Lalu Mike memanggil teman2 mu yang lain untuk berjaga di rumah kalian. Kalau ada yang aneh begitu kalian sampai di Castletown, berarti semua ini rencana mereka, hati2." Kata Jeremi. "Baik Nii san, terima kasih." Kata Shin. Shin menutup telepon nya dan tersenyum kecil. "Kalian apakan teman2 kami ?"Kata Shin bersandiwara. Kemudian dia menoleh kepada yang lain dan menunjuk telinganya. "Hehe kalian sudah mendengar ya, teman2 kalian sudah di urus, aku sengaja menunggu kalian di sini supaya bisa membawa kalian ketemu bos." Kata orang itu. "Baik, bawa kami ketemu bos mu." Kata Shin. "Shin bisa jelaskan ada apa ini ?" Kata Hans melalui telepati. "Rumah kita di serang, Mike memanggil Phos, Robert, Patty dan Frea untuk menginap di rumah sekaligus menjaga Kiria, penyerang nya di habisi oleh Jeremi nii san yang datang ke rumah karena aku kirim pesan waktu di pesawat tadi memberitahu kita di sini. Sekarang kita ikuti saja dulu, supaya cepat beres." Kata Shin. "Kalian yang pria ber 2 ikut mobil ini dan yang wanita ikut mobil di belakang." Kata Orang itu. "Sementara kita turuti, Ellie, Ignis, Julis, Sera, Kalian hati2, sepertinya mereka punya maksud lain." Kata Shin melalui telepati. "Ok, komunikasi kita jalan terus." Kata Ellie. Mereka pun langsung masuk mengikuti petunjuk orang itu. Kemudian 2 mobil itu berangkat meninggalkan bandara. Di perjalanan mereka melewati alun2 kota yang sudah menjadi perkantoran modern, patung 6 heroes of beginning masih berdiri tegap di tengah. Mereka terus melaju sampai akhirnya mereka tiba di pelabuhan. Mobil pun berhenti di dalam sebuah gudang kosong. "Ayo kita keluar." Kata orang tadi. "Di sini tempat bos mu ?" Kata Shin yang sudah tau ada yang tidak beres. "Lihat saja nanti hehe." Kata orang itu. Mereka semua pun keluar dan dikumpulkan di ujung gudang. "Serahkan barang nya ke kami dan kalian akan mati tanpa merasakan sakit." Kata orang itu. "Barang apa ?" Tanya Shin tersenyum. "Jangan berlagak bodoh, mau teman kalian di midgar mati ?" kata orang itu sambil mengancam dengan mengangkat hp nya. "Barang apa maksudnya aku tidak mengerti ?" Kata Shin. "Shin, gerakan orang2 ini aneh, sepertinya mereka bukan manusia dan sejenis nya. Mungkin Doll...perhatikan leher nya." Kata Julis. Yang dikatakan Julis benar, di pangkal leher orang2 itu ada sebuah garis hitam seperti sambungan ke badan nya. "Jangan berlagak, kalian tau ga apa yang sedang kalian hadapi di sini." Kata orang itu sambil mengacungkan pistol nya. "Dah lah maju saja, kalau mereka Doll percuma tidak bisa di interogasi." Kata Shin. Kemudian ke 6 nya pun maju dan langsung memakai armornya. "Maksud nya senjata ini ?" Kata Shin sambil menunjukkan katar nya. "Kalian....siapa kalian...." Kata orang itu. "Yang ini jangan di bunuh dia manusia, yang lain silahkan saja." Kata Shin. "Okay." Jawab yang lain. "Se..serang....." Kata Orang itu. Kemudian semuanya berubah ke wujud asli mereka yaitu Doll dan langsung menembaki Shin dan lainnya. Beberapa Doll saja jelas bukan tandingan Shin dan lainnya, dalam sekejap mereka berhasil menghabisi nya. Shin yang masih memakai armor menghampiri orang tadi. "Sekarang giliran mu ya." Kata Shin. "Ampun...jangan bunuh aku...aku hanya menjalankan perintah...." Kata orang itu ketakutan. "Perintah siapa ?" Tanya Hans. "Aku tidak bisa mengatakan nya, kalau tidak aku di bunuh....lepaskan aku, aku janji tidak akan mengganggu lagi." Kata orang itu. Kemudian Shin menoleh ke Sera dan Sera pun mengangguk. "Baiklah, kalau kamu bisa mengatakan siapa bos mu dan dimana dia kami lepaskan. Kalau tidak kamu mati di sini, sama saja kan." Kata Shin. "Baiklah2, nama bos ku Ricote jr, dia ada di tengah kota, rumah paling besar di sana, sangat mencolok rumah nya, ini.....lihat alamat nya di sini...." Kata orang itu sambil memberikan hp nya. "Ok kalau begitu, yellow lepaskan dia." Kata Shin. Hans kemudian melepaskan nya dan orang itu langsung lari keluar gudang. "Gimana Sera, bisa di lacak." Kata Shin. "Bisa, kita tinggal ikuti." Kata Sera. "Ayo ikuti sambil terbang." Kata Shin. Mereka pun langsung terbang dan mengikuti orang itu. Dari atas mereka mengikuti mobil yang di kendari oleh orang itu. "Alamat yang dia berikan itu bohong, aku sudah cek keluarga profil keluarga Ricote, mereka memang mafia tapi mereka juga serikat dagang, jadi mereka masih masuk dalam aturan dan tidak melanggar, orang tadi menggunakan nama Ricote sebagai bos mereka." Kata Ellie. "Ya, makanya aku minta Sera menempelkan alat pelacak di tubuhnya jadi kita bisa lacak kalau kita gagal mengikuti nya." Kata Shin. Setelah menempuh jarak yang cukup jauh, mobil yang mereka ikuti masuk ke halaman sebuah rumah besar di tempat terpencil, agak sedikit keluar kota. "Kita sampai." Kata Shin. Mereka melihat orang yang tadi turun dari mobil nya dan berlari masuk ke dalam rumah. Kemudian di tablet Sera sinyal orang itu mati. "Wah rupanya kita ketahuan." Kata Sera. "Aku yakin om Yakira ada sini." Kata Ignis. "Jadi sekarang gimana Shin." Kata Julis. "Kita masuk diam2 dari belakang, prioritas utama selamatkan om Yakira dulu, setelah itu baru kita mengamuk." Kata Shin. "Baik, jangan lepas armor semuanya." Kata Hans mengingatkan. Mereka pun terbang melesat ke belakang rumah yang merupakan hutan dan turun. Dari dalam hutan mereka mengamati pintu belakang rumah. "Ada 4 penjaga, 2 di pagar dan 2 di dalam halaman belakang. Kita bereskan yang di pagar dulu, ingat jangan menimbulkan suara." Kata Shin. "Serahkan padaku, aku di pagar dan Ignis di dalam." Kata Sera. "Ok aku akan masuk ketika kamu selesai." Kata Ignis. "Ingat ya, jangan sampai menimbulkan bunyi." Kata Shin. "Hati2 di atas banyak Drone." Kata Ellie. Kemudian Sera dan Ignis maju, Sera langsung maju secepat kilat memukul kedua penjaga ketika mereka sedang berbicara di tengah pagar. Ignis langsung melompati pagar dan masuk ke dalam. Kemudian dia langsung menghajar penjaga yang di kanan dan menyingkirkan tubuh nya. Untuk yang di kiri juga seperti itu. Setelah selesai, dia memberi kode ke semuanya. Shin dan lainnya langsung masuk ke dalam dengan melompati pagar. Mereka pun sampai di pintu belakang, perlahan mereka membuka pintu dan masuk. "Kita menyebar...prioritas kita menolong om Yakira, yang menemukan nya langsung bawa keluar." Kata Shin melalui telepati. "Okay." Jawab semuanya. Kemudian mereka pun berpencar. Hans masuk ke ruangan tengah, Shin langsung menuju lantai 2, Julis menuju ruang belakang dan gudang, Ignis ke ruang basement, Sera tetap di lantai 1 memantau situasi, Ellie langsung ke lantau 3 dan memeriksa kamar nya. Julis yang sedang di gudang melihat orang yang mereka ikuti sudah mati dan mayat nya di taruh di gudang itu dan ada 2 orang mengawasi nya. "Orang yang kita ikuti sudah mereka bunuh, aku mendengar percakapan di sini, tahanan ada di lantai 2, di ruang bos." Kata Julis melalui telepati."Ok, aku di lantai 2, aku akan masuk sendiri, kalian bereskan semua yang ada di dalam, mereka semua Doll. Tetap berkomunikasi." Kata Shin. Kemudian dia langsung masuk ke ruangan besar di lantai 2. Di dalam, Yakira terikat di tengah ruangan dan tidak ada siapa2, mulut nya di ikat. Yakira meronta2 seakan2 mau mengatakan kalau ini adalah jebakan. Ketika Shin melangkah maju, dinding di segala sisi terbuka dan keluarlah pasukan Doll mengepung Shin. "Selamat datang, apa kabar kita jumpa lagi." Kata seorang demon menyambut Shin. Demon itu adalah demon yang merasuki Loren di ruin istana. "Kamu lagi...." Kata Shin. "Oh iya, aku belum memperkenalkan diri sewaktu di ruin ya, nama ku Beelbez, sekarang aku minta kemu serahkan senjata2 relic mu. Atau nyawa orang ini taruhan nya." Kata Beebez sambil memegang pundak Yakira. "Ellie, kamu di lantai 3, langsung ke lantai 2 lewat jendela terbang masuk dan bawa om pergi, aku akan pancing dia menjauh." Kata Shin melalui telepati. "Baik, hati2 Shin." Kata Ellie. "Ok...yang lain siap2 begitu aku kasih kode semua masuk ke sini." Kata Shin. "Siap." Kata yang lainnya. "Hmm kebetulan senjata2 di bawa sama saudara ku, mereka berkeliling kota mencari markas ini." Kata Shin sambil berjalan mendekat ke Yakira. "Hahaha kamu kira aku percaya omongan mu ? Sudah serahkan cepat, atau aku bunuh dia." Kata Beelbez sambil memegang leher Yakira. Shin terus melangkah maju. "Kamu berpikir hal seperti ini bisa menghentikan ku ? Kamu tau kan kemampuan ku ? Aku sendiri saja cukup untuk menghabisi tempat ini." Kata Shin yang terus maju. Shin tau kalau Beelbuz adalah pengecut yang bisanya menguasai tubuh orang lain dan kabur ketika kalah. Melihat Shin maju, Beelbuz pun mundur meninggalkan Yakira. "Mau apa kamu ?" Tanya Beelbez. "Sekarang Ellie." Kata Shin. Ellie langsung masuk menerobos jendela dan menerjang Yakira, kemudian terbang kembali keluar jendela. "Kamu....kamu....kurang ajar...serang dia." Kata Beelbez. Pasuka Doll pun maju menerjang Shin. Tiba2 pintu terbuka, Hans dan lainnya langsung masuk dan menghajar semua Doll yang ada di situ. Ellie pun masuk lagi melalui jendela. Ke 6 nya langsung maju menuju Beelbuz yang berdiri di belakang. "Kalian pikir kalian bisa mengalahkan ku....aku sudah jauh lebih kuat dari saat terakhir kita bertemu...lihatlah..." Kata Beelbuz. Kemudian dia mengerahkan tenaga dan berteriak. Badan nya pun berubah yang tadinya sudah kekar bertambah kekar, sayap nya lepas dan keluar sayap lalat berjumlah 6, mata nya membesar menjadi seperti lalat, Tangan dan kaki nya menjadi cakar yang besar. "Hahaha kalian tidak akan keluar dari sini....." Belum selesai dia bicara, wajah nya di hantam oleh tonfa milik Ignis dan pinggang nya terbelah oleh Nodachi milik Julis. "A..apa.....aaaaaaa sakiiit...kurang ajar kalian.....kalian akan tanggung akibat nya...." Kata Beelbuz. "Masih hidup ?" Tanya Shin. "Kurang ajar....kurang ajar...padahal sedikit lagi senjata2 itu ku raih." Kata Beelbuz yang sekarat. "Apa yang mau kamu lakukan dengan senjata2 itu." Kata Shin. "Kalian tidak perlu tau, rencana kami adalah mengambil kembali hak kami, yaitu dunia ini...kalian tidak akan bisa menghentikan kami..." Kata Beelbuz. "Oh tapi kami sudah menghentikan kalian." Kata Hans. "Hahaha selama portal dimensi terbuka tidak ada yang bisa menghentikan kami." Kata Beelbuz lagi. "Wah sayang nya portal2 itu sudah tertutup, maaf ya." Kata Ignis. "Apa maksud kalian, pemimpin bulan bilang padaku pasukan utama sedang menuju kesini......" Kata Beelbuz. "Kasihan sekali dia, di bohongi pemimpin nya, mereka yang di bulan tidak bisa ke sini, jadi gimana ya ?" Kata Ellie sambil tersenyum sinis. "Uhh kalau memang seperti itu, aku akan musnahkan segala nya.....keluarlah." Kata Beebuz sambil mengangkat tangan nya. Tiba2 muncul cahaya terang di luar. Sera melihat keluar jendela dan di atas mereka ada sebuah magic circle besar. Dari dalam magic circle itu keluar seekor makhluk yang berbentuk seperti lalat berjalan dengan 2 kaki, memiliki tangan dan kaki yang kekar dan besar, kepalanya adalah kepala lalat dengan mata yang besar, bersayap lalat sebanyak 6 sayap. Tingginya sekitar 300m. Kemudian setelah keluar semua, makhluk itu menjebol atap rumah dan lantai 3 nya sehingga dia bisa melihat Beelbuz. Dari mulutnya keluar tentakel yang langsung menghisap tubuh Beebuz. "Ugh menjijikan." Kata Julis. "Hei, dia bergerak ke kota, kita harus mencegah nya. Kemudian ke 6 nya langsung menekan Kristal di dada mereka dan keluarlah binatang2 mecha mereka. "Bergabung." Teriak mereka. Earth Gurdian pun muncul, kemudian mereka semua masuk. "Cepat kita kejar dia." Kata Shin. Guardian langsung berlari mengejar monster itu. Mosnter itu terbang dan mendarat di alun2 kota dan mulai mengamuk. "Bagaimana ini, kita tidak sempat mencegah nya," Kata Ignis. "Coba kita bisa terbang juga." Kata Hans. Tiba2 di depan mereka muncul bayangan Yuuya, Daisuke, Shinju, Keiko, Chizuru dan Sayako. Mereka hanya tersenyum dan menunjuk ke Kristal yang ada di dada mereka, kemudian memberi petunjuk untuk memutar Kristal nya menjadi vertical. Shin dan lainnya memutar Kristal nya menjadi vertical secara bersamaan. Guardian pun berubah, punggung nya terbuka dan keluarlah tempurung kura2. Tempurung itu terbuka dan mengeluarkan sayap burung besar berwarna merah menyala dan mengeluarkan debu sinar berwarna merah. "Sekarang kita maju." Kata Shin. Perlahan Guardian terangkat dari tanah dan langsung melaju menuju alun2 kota. Guardian langsung menabrak dan membawa monster itu menjauh dari kota. Mosnter itu pun meronta dan akhirnya melepaskan diri di udara, kemudian monster itu terbang dan berhadapan dengan Guardian. Mosnter itu langsung maju menyerang dengan pukulan nya dan kedua tangan nya di tangkap oleh Guardian, kemudian dari dada Guardian menembakkan sinar putih panjang dari Kristal di dada nya. Monster yang di pegang itu tidak bisa mengelak dan tertembus sinar laser putih itu. Karena kesakitan monster itu meronta dan menendang Guardian, dia berhasil melepaskan diri dengan memutuskan ke dua tangan nya yang sedang tertangkap oleh Guardian. Setelah melepaskan diri monster itu pun diam saja beusaha meregenerasi tangan nya, melihat itu, tubuh Guardian langsung di selimuti aura bermacam2 warna. Kedua tangan nya mengambil kedua sayap di dada nya dan menyatukan nya menjadi sebilah pedang. Guardian mengangkat tangan nya dan maju menyerang. Monster yang sedang kesakitan tidak bisa mengelak. Guardian membelah monster itu menjadi 2 dari atas ke bawah. Monster lalat yang terbelah 2 pun menghilang dan menjadi debu sinar. Guardian langsung terbang menjauh dari kota menuju rumah besar dipinggir kota tempat mereka meninggalkan Yakira. Kemudian setelah itu, mereka membawa Yakira ke kantor polisi terdekat dan langsung pergi. "Selesai juga, sebaik nya kita di Castletown dulu sementara, kita lihat reaksi sehabis kejadian hari ini." Kata Shin. "Aku setuju, kita tidak tahu apakah mereka adalah yang terakhir di dunia atau malah hanya pion di depan." Kara Ellie. "Benar, dan sejauh apa mereka sudah menguasai di kota ini." Kata Hans. "Sekarang kita mau tinggal di mana ?" Tanya Ignis. "Kita harus cari hotel nih." Kata Julis. "Aku coba cek ya, cari penginapan online." Kata Sera. "Jangan yang mahal2 Sera." Kata Ellie. "Ah gpp lah, lagi liburan dan sekali2." Kata Ignis. "Kamu habis telepon siapa Julis ?" Tanya Hans kepada Julis yang sedang baru saja menutup telepon nya. "Oh aku telp Kiria, minta tolong dia angkat jemuran di kamar mandi haha. Karena sekarang ada Phos dan Robert juga di sana, malu kalau sampai kelihatan." Kata Julis. Setelah Sera mendapatkan hotel untuk mereka menginap, mereka pun langsung pergi. Keesokan hari nya, "Hari yang cerah....gimana kalau kita jalan2 ?" Kata Ignis. "Aku sedang cek panduan nya, sebentar, ada mall juga sih di sini." Kata Sera. "Aku mau lihat patung besar yang kita lewati kemarin." Kata Ellie. "Patung papa2 dan mama2 ? sudah hancur semalam, lihat saja tuh di tv ada beritanya." Tanya Julis. Ellie langsung melihat tv dan memperbesar volume nya. "Akibat kejadian semalam, patung para Heroes of Beginning menjadi rusak berat, pemugaran akan di lakukan secepat nya. Gedung2 sekitar juga mengalami kerusakan yang besar. Tidak ada korban jiwa dalam insiden semalam, korban terluka mencapai 120 orang. Sekian sekilas berita." Sekilas berita di tv. "Aduh gara2 kita......" Kata Ellie. "Sebelum kita sampai, memang sudah di rusak sama monster lalat semalam. Makanya jangan terlalu di pikirkan." Kata Shin. "Gimana kalau kita ke museum istana, lihat replica senjata dan foto2 jaman papa2 dan mama2." Kata Hans sambil melihat tablet Sera. "Aku mau menyelidiki keluarga Don Ricote, walau pun profil mereka jelas, kita tidak tau sedalam apa mereka di susupi oleh Neo Eden. Mungkin aku akan berjalan2 sekitar sini untuk bertanya2 tentang mereka." Kata Shin. "Aku boleh ikut ?" Tanya Ellie. "Boleh, ayo kita jalan." Kata Shin. "Ok aku siap2 dulu sebentar." Kata Ellie. "Shin, aku juga ikut ya." Kata Ignis. "Hmm kamu memang ga cape ?" Tanya Shin. "Ga kok, ikut ya ya ya." Kata Ignis. "Ok ok, ayo ikut, kita tunggu Ellie ganti baju sebentar.....Hans, kamu mau kemana ?" Tanya Shin. "Aku bersama Julis dan Sera mau ke museum lalu perpustakaan, aku mau coba menyelidiki dari sisi yang berbeda." Kata Hans. "Ok kita bagi tugas, aku selidiki keluarga Don Ricote, kamu selidiki tujuan Neo Eden mau mengambil senjata2 kita." Kata Shin. "Nah itu memang maksud ku, karena kalau kita tidak tau tujuan mereka, kita akan susah bergerak." Kata Hans. "Iya, aku akan membantu dengan network ku." Kata Sera. "Aku lapar....bagaimana kalau sebelum kita semua pergi kita makan dulu di restoran di bawah ?" Tanya Julis. "Hmm ok saja, kita makan dulu saja kalau begitu." Kata Shin. Kemudian mereka semua berganti baju, mereka memakai seragam sekolah agar tidak di curigai dan karena saran dari Jeremi. Setelah itu mereka ke restoran untuk makan. Ketika mereka selesai makan. "Kalian..benar2 mirip dengan Heroes of Beginning ya." Terdengar suara laki2 di belakang mereka. Medengar suara itu, mereka pun menoleh dan melihat seorang laki2 ras manusia memakai setelan jas berwarna putih dengan dasi warna merah dan memakai mantel berwarna coklat. Rambut nya disisir kebelakang semua dan berkilat berwarna pirang, berumur sekitar 30 tahun. Di samping nya berdiri seorang wanita dari ras elf memakai blazer hitam dan rok hitam, wajah nya cantik dan berkacamata, rambut pirang panjang nya di ikat di belakang. "Anda siapa ossan ?" Tanya Shin. "Ah bukan ossan, aku Wendel Jr dan sebelah ku asisten ku Hana, aku detektif, aku ada perlu dengan kalian sebenarnya, bisa kita bicara di kantor ku ?" Tanya Wendel. "Tentang apa Wendel san ?" Tanya Shin lagi. Kemudian Wendel berbisik kepada Shin. "Aku tau kalian yang membunuh monster semalam, bagaimana ?" Kata Wendel berbisik di telinga Shin. "Hmm jangan mengancam kami Wendel san." Kata Shin tegas. "Hei hei, aku katakan itu bukan maksud nya mengancam kalian, aku hanya mengatakan aku kenal kalian, aku benar2 membutuhkan bantuan kalian." Kata Wendel. "Baiklah, kami dengarkan." Kata Shin. "Oh tidak di sini, ini alamat kantor ku, aku tunggu ya. Sekarang aku pamit dulu." Kata Wendel. Kemudian dia langsung pergi bersama Hana. "Bagaimana Shin ? apa kita ke kantornya ?" Kata Ellie. "Dia agak mencurigakan, tapi aku tidak merasakan niat buruk darinya." Kata Hans. "Iya benar, aku juga tidak merasakan niat jahat darinya, dan dia mengaku sebagai detektif, apa kita temui saja dulu ?" Tanya Ignis. "Gimana caranya dia tau ya kalau yang semalam adalah kita ?" Kata Julis. "Hmm aku cek alamat kantornya, lokasi nya ternyata di distrik hiburan malam, agak mencurigakan." Kata Sera. "Baiklah, kita akan temui dia untuk hari ini, rencana penyelidikan kita tunda dulu. Kita dengar dulu apa yang mau dia katakan." Kata Shin. "Tapi ke daerah ini......gimana ya ?" Kata Ellie. "Tidak apa2 kita pakai seragam." Kata Julis. "Asal tidak macam2 tidak apa2." Kata Ignis. "Ayo kita kesana, tunggu apa lagi." Kata Hans sambil berdiri. "Ok baiklah, ayo kita kesana." Kata Shin. Mereka pun keluar dari restoran dan memanggil taksi untuk menuju ke kantor Wendel. Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit, mereka pun sampai. "Ini...ga salah....seperti bangunan terbengkalai. Benarkah ini kantor nya ?" Tanya Shin. "Rupanya detektif pekerjaan yang tidak menghasilkan ya." Kata Hans. Tiba2 pintu ruko di buka. "Silahkan masuk, Wendel sudah menunggu kalian di dalam." Kata Hana yang membukakan pintu. Mereka pun langsung masuk dan naik ke lantai 2 menuju ruangan Wendel karena di pandu Hana. "Silahkan duduk, aku sudah menunggu kalian, maaf kantor ku berantakan." Kata Wendel. Ruangan itu penuh dengan berkas yang berserakan juga tumpukan buku yang tidak tertata rapi, di tengah ruangan itu ada sofa dan meja untuk menerima tamu, dekat jendela ada sebuah meja kerja dan kursinya, di kanan meja kerja itu ada meja kecil dengan laptop di atasnya. Shin dan Ellie pun duduk di sofa, sedangkan Hans, Ignis, Julis dan Sera melihat2 foto2 di dinding karena sofa nya tidak bisa untuk mereka duduk. Hana pun membuka pintu dan datang beberapa orang membawakan 5 kursi. "Jadi, ada perlu apa dengan kami ?" Tanya Shin langsung. "Wah tanpa basa basi, sebelum nya aku mau kalian baca ini." Kata Wendel sambil menyerahkan sebuah berkas di meja. Shin pun mengambil berkas itu dan membacanya bersama Ellie. Berkas itu berisi hasil penelitian senjata relic milik Heroes of Beginning yang di temukan 600 tahun lalu setelah menemukan monument. "Hmm ini kan hasil penelitian dari senjata relic baru2 ini. Lalu maksudnya ?" Kata Shin. "Menurut hasil penelitian, pembuat senjata2 ini adalah ras Dwarf yang sudah punah lebih dari 2500 tahun yang lalu, nah sekarang kalian baca ini...." Kata Wendel sambil menaruh 1 berkas berikut foto lagi di meja. Shin dan Ellie langsung membacanya. Isinya ternyata adalah penelitian sebuah ruin di bawah bekas kerajaan dark elf di padang pasir yang sekarang menjadi Desserttown dan di foto nya ada sebuah tabung besar yang ada isi nya mirip dengan tabung di bawah ruin akademi di kota lama Vanian. "Eh...Shin....ini kan ?" Kata Ellie. "Iya benar, sama dengan tempat itu." Kata Shin. "Untuk bisa masuk ke sana di butuhkan senjata2 relic yang asli karena di senjata2 itu ada bahan yang tidak ada di dunia ini. Menurut legenda, bahan itulah yang membuat nya bisa berubah wujud menjadi apa yang di butuhkan pemakai nya." Kata Wendel. Hans dan yang lainnya pun duduk di kursi yang sudah di sediakan dan melihat berkas2 itu. "Hmm tabung ini ada isinya." Kata Sera. "Ya, menurut berkas penelitian itu, di dalam nya ada seorang atau ras yang belum pernah kita lihat sebelum nya, menurut dugaan di dalam nya adalah ras dwarf." Kata Wendel. "Jadi kalau 2 berkas ini di hubungkan, penelitian senjata relic di buat oleh ras dwarf yang sudah punah, kemudian di temukan tabung di sebuah ruin yang di duga berisi ras dwarf yang sudah punah, berarti kedua penelitian ini berhubungan." Kata Shin. "Benar, tapi coba lihat tanggal berkas penelitian ruin." Kata Wendel. "Oh penemuan ruin dan penelitian nya di lakukan 190 tahun yang lalu." Kata Shin. "Benar, tepat sebelum revolusi kekaisaran Pantheos menjadi seperti sekarang yaitu United Pantheos. Dan penelitian baru2 ini menyatakan kalau senjata di museum istana adalah replica. Senjata2 yang asli di perkirakan hilang saat revolusi 200 tahun yang lalu." Kata Wendel. "Om Yakira bilang senjata2 ini di titipkan ke keluarganya 200 tahun lalu, berarti bukan kebetulan." Kata Ignis. "Lalu kenapa meminta bantuan kami ?" Tanya Shin. "Karena Yakira sensei pernah meminta bantuan kepada kami mencari pemilik senjata2 itu, karena ada yang mengincar nya." Kata Wendel. "Oh jadi begitu ceritanya, lalu kenapa kami ?" Tanya Shin lagi. "Simpel saja, karena Yakira sensei mengirimkan senjata2 nya ke kalian dan minta kasus nya di tutup 1 minggu lalu karena dia bilang sudah menemukan pemilik nya. Kemudian dari hasil penyelidikan ku, aku menemukan kalian." Kata Wendel. "Lalu kenapa anda bisa tau kalau kami yang membunuh monster semalam ?" Kata Shin. "Oh kalau itu adalah dugaan pribadi dan insting ku, tapi bukan tidak berdasar." Kata Wendel. "Apa dasar nya coba ceritakan kepada kami." Kata Julis. "Dasarnya adalah, kata2 kakek buyut dari buyut ku tentang Heroes of Beginning dan selembar foto." Kata Wendell sambil memperlihat kan sebuah foto yang sudah sangat tua. Ternyata foto itu adalah foto yang di ambil ke 6 orang tua mereka ketika tinggal di desa bersama teman2 nya. "Foto ini......siapa kakek buyut anda ?" Tanya Ellie. "Oh yang di pinggir dengan gaya rambut Mohawk." Kata Wendel. "Jr...." Kata semuanya. "Hahaha kalian malah kenal kakek buyut dari buyut ku, menakjubkan. Ketika Yakira sensei menghentikan pencarian, aku menyelidiki kepada siapa dia mengirim senjata2 itu, aku menemukan kalian, dan setelah melihat foto kalian di profil kalian dan mempelajari nya, aku sedikit kaget, kalian benar2 mirip dengan para Heroes of Beginning dan identitas kalian tidak jelas, untuk memastikan nya aku minta tolong Hana memperbesar foto ini dan mengedit nya supaya jelas terlihat, setelah itu, aku mengetahui kalau kalian tinggal di Midgar dan banyak kejadian seperti semalam di Midgar, kemudian ketika kalian di pindah ke Oceania hanya dalam waktu 1 hari yang sering di serang monster, tiba2 ada yang melawan monster dengan kekuatan luar biasa, aku pun menyelidiki foto kejadian di berbagai tempat dan video, asumsi ku semua itu adalah ulah kalian, jadi sewaktu semalam ada monster menyerang kota dan ada yang melawan nya bahkan membunuh nya, aku langsung tau kalau kalian ada di kota ini, aku lalu bertanya2 di sekitar kejadian dan tempat2 penginapan terdekat. Apakah ada 6 orang anak sekolah ber rambut hitam menginap di sini. Jadi apa hubungan kalian dengan para Heroes of Beginning, apa kalian reinkarnasi mereka atau mungkin orang yang sama ?" Tanya Wendel. Shin dan lainnya pun saling menoleh dan melihat satu sama lain. "Baiklah, karena anda sudah mengetahui sejauh ini, kami akan beritahu." Kata Shin. Kemudian Shin menceritakan kalau mereka ber 6 adalah anak2 dari Heroes of Beginning dan tentang musuh mereka sekarang. "Jadi kalian tidur selama 500 tahun di dalam tabung seperti ini dan baru di temukan 15 tahun lalu, benar2 menarik. Lalu apa tujuan kalian datang ke sini ?" Tanya Wendel. "Kami datang karena mau menyelamatkan ayah teman kami, yaitu om Yakira." Kata Shin. "Hmm masuk akal, berarti kalian ke sini selain menyelamatkan ayah teman kalian juga sekalian menyelidiki keberadaan musuh kalian." Kata Wendel. "Benar, itulah sebab nya kami ada di sini dan tidak langsung kembali ke Midgar. Kami mohon anda rahasiakan keberadaan kami di sini." Kata Shin. "Soal itu tenang saja, aku professional, tidak mungkin aku bicara apapun tentang keberadaan kalian." Kata Wendel. "Tapi kantor nya tidak seperti professional." Celetuk Ellie dan Julis yang suka kebersihan. "Wah terima kasih kalian berdua menyindirnya, aku sudah capek menyuruh nya." Kata Hana. "Haha jangan memikirkan hal2 yang sepele, jadi aku sekarang mau minta tolong kalian, bisa tidak kalian membantu ku menyelidiki ruin ini, senjata2 itu di perlukan untuk masuk ke bagian paling dalam ruin itu ? sebab kalau mendengar cerita kalian, musuh kalian mengincar hal yang sama, yaitu orang yang ada di dalam tabung ini. Dan ada kemungkinan orang yang meminta aku menyelidiki ruin dan juga senjata2 relic adalah musuh kalian. Orang ini datang setelah Yakira sensei bertemu dengan ku." Kata Wendel. "Hmm sepertinya begitu, boleh tau siapa yang meminta penyelidikan nya ?" Tanya Shin. "Aku bukannya tidak ingin memberitahu, tapi memang aku tidak tau, mereka hanya menghubungi aku lewat telepon dan memberikan berkas nya di kotak surat ku." Kata Wendel. "Hmm kenapa anda menerima tugas nya ?" Kata Shin. "Oh aku tidak menerimannya, dia telepon hampir setiap hari memaksa aku untuk menerima pekerjaan ini, dan menanyakan progress nya, seminggu terakhir ini aku tidak pernah menangkat telp nya lagi. Tapi, karena Yakira sensei menarik penyelidikan dan ada kejadian semalam, aku jadi terpikir untuk menyelidiki penelpon itu dan meminta bantuan kalian." Kata Wendel. "Bagaimana menurut pendapat kalian semua ?" Tanya Shin kepada teman2 nya. "Seperti nya malah lebih bagus daripada kita menyelidiki dari nol." Kata Hans. "Iya, aku sependapat dengan Hans, dengan begini kita bisa mengetahui siapa di balik ini semua." Kata Ellie. "Aku setuju, sebab lebih baik kerja sama daripada kita sendirian." Kata Ignis. "Biar cepat selesai dan cepat pulang." Kata Julis. "Aku juga setuju, kita bisa mengetahui siapa yang bergerak di balik ini semua." Kata Sera. "Baiklah kalau begitu kami terima tawaran nya Wendel san, mohon kerja sama nya." Kata Shin sambil menjulurkan tangan. "Baik mohon kerjasamanya, sekarang kita tunggu sebentar biasanya orang itu telp jam2 segini." Kata Wendel. "Ada kemungkinan tidak telepon kalau yang biasanya telp Wendel san adalah orang yang kami hajar semalam." Kata Shin. "Kita lihat nanti, aku berharap nya dia tidak telepon seperti yang kamu bilang Shin." Kata Wendel. 5 menit kemudian ada telepon masuk ke telepon kantor. "Nah ini dia." Kata Wendel. Kemudian dia berdiri dan mengangkat telepon di mejanya. "Halo.....saya belum mau terima sebelum saya bertemu dengan anda........baik, kita bertemu di museum istana....jam 1...baik....sampai nanti." Kata Wendel. "Bagaimana Wendel san ?" Tanya Shin. "Aku ajak dia bertemu dengan ku di museum istana, kalian ikut aku. Kita bertemu jam 1." Kata Wendel. "Baiklah, yang pergi aku, Ellie dan Sera saja. Hans tolong pantau kami dari jauh bersama Ignis dan Julis dan jaga sekitar area museum. Kita harus hati2." Kata Shin."Baik, aku akan berjaga di sekitar museum, Ignis dan Julis amati di bagian dalam museum." Kata Hans. "Baik." Semua menjawab. Kemudian Shin dan lainnya berangkat ke museum bersama Wendel. Setelah menunggu 30 menit, seorang pria tegap dan besar dari ras manusia dan mengenakan pakaian kantor menghampiri Wendel. Shin dan lainnya menutupi rambut mereka dengan topi dan kacamata. "Wendel san, aku yang menelpon anda tadi pagi." Kata pria itu sambil menjulurkan tangan. "Degan siapa saya bicara ?" Tanya Wendel. "Saya Regis, kalau boleh tanya siapa di belakang anda ?" Tanya Regis. "Mereka asisten saya yang saya butuhkan dalam pekerjaan." Kata Wendel. "Hmm baik, saya akan pertemukan anda dengan majikan saya di restoran di dalam museum ini." Kata Regis sambil melihat tajam ke arah Shin, Ellie dan Sera. "Baik, silahkan pimpin jalan nya." Kata Wendel. "Ikuti saya." Kata Regis. Kemudian mereka masuk ke dalam restoran yang berada di dalam museum istana. Mereka menuju ke sebuah meja dimana ada seorang berpakaian gaun yang indah sedang duduk menikmati teh nya. "Saya bawa mereka." Kata Regis. "Baik, semuanya silahkan duduk." Kata wanita itu. Wanita itu terlihat elegan dengan gaun merah nya dan topi lebar nya yang juga berwarna merah. Rambut nya berwarna pirang dan dia memakai kacamata hitam jadi tidak terlihat jelas wajah nya, Regis langsung berdiri di sebelah nya. "Wendel san, apa anda bersedia menyelidiki keberadaan senjata2 relic peninggalan generasi pertama keluarga saya ?" Tanya Wanita itu. "Maaf boleh saya tau siapa anda ?" Tanya Wendel. "Saya Valencia Porthos, anda bisa memanggil saya Valen." Kata Valen. "Baik nyonya Valen, tadi anda bilang kalau senjata2 relic itu adalah peninggalan generasi pertama keluarga nyonya ?" Tanya Wendel penasaran. "Benar, lebih tepat nya harta peninggalan keluarga ibu saya yang merupakan keturunan dari Ronanta Astoria, salah satu Heroes of Beginning. Senjata2 itu di butuhkan untuk mendukung penelitian calon suami saya." Kata Valen. Medengar ucapan Valen, Shin, Ellie dan Sera pun berdiri, Regis langsung bersiaga. Valen menangkat tangan nya dan menyuruh Regis jangan gegabah. Regis kembali berdiri tegap seperti semula. "Maaf kan kami...kalian duduk dulu." Kata Wendel. Shin, Ellie dan Sera kembali duduk. "Boleh kami melihat wajah anda ?" Tanya Wendel. Kemudian Valen membuka topi nya dan kacamata hitam nya. "Shin....dia mirip sekali." Kata Ellie melalui telepati. "Ya....Hikari Astoria..anak mama Sayako." Kata Shin. "Hmm aku tau kenapa kamu ajak aku Shin, rupanya karena ini." Kata Sera. "Ellie yang menyuruh ku haha." Kata Shin. "Baiklah, kurasa aku harus terbuka kepada kalian. Sekarang giliran asisten2 Wendel san menunjukkan wajah nya." Kata Valen. Shin, Ellie dan Sera pun saling menoleh, kemudian mereka berdiri dan membuka topi juga kacamata mereka. "Kalian....siapa kalian ?" Tanya Valen kaget. "Boleh kami ambil alih Wendel san." Kata Shin kepada Wendel. "Baik, silahkan." Kata Wendel. Kemudian Shin dan lainnya ke depan dan duduk menghadap Valen. "Maafkan kami, nama ku Shin, di sebelah kanan ku Ellie dan di sebelah kiri ku Sera. Kami datang dari Midgar. Jadi ibu anda adalah keturunan dari Ronanta Astoria." Kata Shin. "Benar...siapa kalian tolong jawab aku." Kata Valen terkejut melihat wajah Shin, Ellie dan Sera. "Ellie tolong pasang selubung kedap suara yang di kasih Jeremi nii san kemarin." Kata Shin. Ellie mengeluarkan sebuah alat kecil dari item box dan memasangnya, meja tempat mereka duduk langsung di selimuti barrier yang tembus pandang. "Sekarang kita bisa bicara. Kami adalah anak2 dari Heroes of Beginning." Kata Shin. "Aku tidak percaya ini, bagaimana mungkin kalian adalah anak2 dari Heroes of Beginning yang hidup lebih dari 600 tahun lalu." Kata Valen tidak percaya. "Sebelum kami jawab, apa ibu anda keturunan langsung dari Hikari Astoria, kakak kami ? Karena wajah anda mirip." Tanya Sera. "Iya, ibuku adalah keturunan langsung kaisar wanita pertama Hikari Astoria. Sudah saya jawab." Kata Valen. "Baik, sekarang kami ceritakan siapa kami sebenarnya." Kata Ellie. Kemudian Shin, Ellie dan Sera menceritakan asal usul mereka dan siapa mereka. "Astaga tenyata kalian adalah benar2 anak dari Heroes of Beginning, maafkan kelancangan saya, berarti umur kalian sudah 500 tahun lebih." Kata Valen. "Tidak umur kami baru 16 tahun, karena kami tertidur pada umur 1 tahun dan di temukan 15 tahun yang lalu. Kami memutuskan menceritakan ini semua karena Valen san mirip seperti Hikari nee san." Kata Shin. "Iya benar, banyak yang bilang seperti itu, seperti Hikari Astoria ber reinkarnasi." Kata Valen. "Lalu, boleh kami enyahkan manusia di samping mu Valen san ?" Kata Shin. Wajah Regis pun berubah karena mendengar perkataan Shin. "Regis ? Dia adalah pengawal ku sejak aku kecil, dia tidak akan buka mulut dan tetap menjaga rahasia ini." Kata Valen. "Bukan itu maksud nya Shin, dia bukan manusia." Kata Ellie. "Hey, kamu kenal aku kan ?" Tanya Sera berdiri menunjuk Regis. Medengar pertanyaan Sera dan lainnya Regis pun berlutut. "Regis ?" Tanya Valen. "Mundur Valen san, ini urusan kami." Kata Shin. "Kenapa ? Regis salah apa ?" Tanya Valen. "Dia bukan Regis, Wendel san bawa Valen san keluar langsung bawa saja ke kantor mu bersama Hans dan yang lain." Kata Shin. "Baik, kuserahkan kepada kalian." Kata Wendel yang langsung membawa Valen keluar. "Sudah lah, ga usah menyamar lagi, dasar pengecut." Kata Ellie. "Hehe ketahuan ya, kupikir sudah sempurna penyamaran ku." Kata Regis. Kemudian dia berubah dan menjadi Beelbuz. "Kamu tidak akan bisa keluar dari barrier ini, bersiaplah." Kata Shin. Kemudian Shin, Ellie dan Sera memakai armornya. "Tunggu tunggu, aku ke sini tidak mau berkelahi, aku sudah tidak punya tujuan dan tidak bisa kembali." Kata Beelbuz. "Bukan urusan kami." Kata Ellie. "Mohon dengarkan aku, memang benar aku berbuat jahat selama ini, tapi aku berbuat begitu karena perintah dari atasan, dan sekarang aku sudah di buang di dunia ini." Kata Beelbuz. "Seperti yang White bilang, bukan urusan kami." Kata Sera. "Kalian benar2 ga mau mendengarkan aku ya, kalau begitu, ini...aku kasih kalian baca." Kata Beelbuz. Dengan hati2 Shin mengambil gulungan berkas yang di lempar Beebuz di kaki nya. "Hey...ini rencana Neo Eden dalam mengambil alih dunia, pertama mengambil istana terbang di pantheos, menghidupkan kembali ras dwarf dan membuat senjata relic dalam jumlah besar, pemusnahan masal penghuni planet. Kamu berikan susunan rencana ini kepada kami ?" Kata Shin. "Ya sebagai bukti perdamaian, sebab aku di khianati mereka, dan di buang oleh mereka." Kata Beelbuz. "Hanya karena itu ?" Tanya Ellie. "Tidak, hidup ku tidak akan lama, pertarungan semalam sudah menghabiskan semua hidup ku dan sisanya hanya sampai malam ini. Sebelum aku mati, ijin kan aku menebus kesalahan ku. Selama aku di dunia ini, aku banyak terpengaruh oleh mahkluk2 di dunia ini, termasuk kalian, aku minta maaf, selama ini, selain aku menyusup ke tubuh Prof Loren, aku juga bekerja sebagai pelayan di keluarga Valencia, untuk itulah aku mau bertemu kalian, mohon tolonglah Valencia, sebab calon suami nya adalah manusia dari Neo Eden seperti ku, dan seperti yang kalian lihat di rencana itu, tujuan nya adalah membangkitkan Dwarf di ruin." Kata Beelbuz. Shin, Ellie dan Sera terdiam. "Hans, jangan sampai Valen san pergi, tunggu sampai kami kembali." Kata Shin melalui telepati. "Baik, ada apa memang nya, dia bilang akan di jemput oleh calon suami nya." Kata Hans. "Tahan, kami segera kesana." Kata Shin. "Baiklah, kami percaya untuk saat ini, sekarang kamu ikut kami." Kata Shin. "Baik, aku akan ikut kalian." Kata Beebuz. "Aku tidak percaya padanya, maaf tapi kamu kami ikat." Kata Ellie. "Silahkan saja, aku juga tidak bisa berbuat apa2." Kata Beelbuz. "Sebelum kalian mengikatku, ijinkan aku katakan satu hal, calom suami Valencia adalah manusia dari Eden, bukan Neo Eden, karena memiliki tujuan sama, maka mereka berkerja sama, calon suami Valencia adalah satu2 nya manusia Eden yang masih hidup saat ini. Silahkan ikat aku." Kata Beelbuz. Mereka kemudian mengikat Beelbuz dan langsung keluar dari jendela restoran kemudian terbang. Mereka langsung menuju kantor Wendel. Sementara di kantor Wendel. "Maaf aku tidak bisa lama2 di sini, calon suami ku sudah jalan ke sini menjemput ku." Kata Valen. "Lupakan saja calon suami mu, kamu cuma di manfaatkan karena kamu keturunan mama." Kata Ignis. "Benar, suruh dia berhadapan dengan kami yang langsung anak2 mama." Kata Julis. "Kalian....jangan begitu, ini bukan hal yang sepele buat Valen san, tapi sebaiknya kamu tunggu di sini sebentar Valen san. Tidak mungkin Shin meminta kita menyakiti Valen san." Kata Hans. Valen pun kembali duduk di sofa. "Kamu benar2 mirip dengan Matthew Astoria ya." Kata Valen kepada Hans. "Wajar saja karena aku memang anaknya." Kata Hans. "Aku benar2 tidak menyangka, malah ketemu dengan nenek moyang ku di sini." Kata Valen. "Siapa yang nenek moyang Valen san, kami semua lebih muda dari kamu." Kata Ignis kesal. "Kalau Hikari nee san tau keturunan nya seperti bangsawan angkuh seperti ini dia bakal menangis." Kata Julis. Padahal Ignis dan Julis tidak terlalu mengenal Hikari, hanya berdasarkan ingatan nya saja dan menganggap Hikari adalah kakak mereka. "Maaf bukan begitu maksud ku, aku tidak bermaksud menyinggung kalian, aku hanya ingin pulang." Kata Valen. "Kenapa ? kalau Valen san adalah keturunan dari Hikari nee san berarti Valen san adalah keluarga kami dan kami wajib melindungi keluarga kami yang sedang di manfaatkan." Kata Hans. "Tapi yang menjemput ku kan calon suami ku, kenapa kalian berkeras kalau dia bukan orang baik." Kata Valen. "Yap, karena pelayan mu saja bukan orang baik." Kata Ignis. "Jadi maksud kalian aku bodoh dan di manfaatkan karena garis keturunan ku begitu ?" Kata Valen. "Tepat...nah itu mengerti." Kata Julis. "Uh...kalian malah menghina ku ya...." Kata Valen. Tiba2 Shin, Ellie dan Sera datang lewat jendela sambil membawa Beelbuz. "Sekarang kalau kamu punya niat baik, katakana semuanya di depan Valen san." Kata Shin kepada Beebuz. "Baik, aku katakana semuanya." Kemudian Beelbuz menceritakan tentang dirinya, rencana Neo Eden dan siapa sebenarnya calon suami Valen. "Aku tidak percaya, jadi kamu adalah Regis yang selama ini di samping ku, dan calon suami ku adalah Neo Eden. Aku benar2 tidak percaya." Kata Valen. "Itulah sebab nya selama ini aku selalu berada di antara kalian." Kata Beelbuz. "Shin, ada orang di bawah, mencari Valen." Kata Wendel. "Baik Wendel san, aku ke bawah bersama Beelbus, Hans bisa ikut aku ? Seperti nya akan ada adu otot, Ellie, Ignis, Julis dan Sera tolong jaga Valen san dan Hana san di sini." Kata Shin. "Baik." Kata semuanya. Shin, Hans dan Wendel pun turun membawa Beelbuz. Dibawah sudah menunggu seorang pria paruh baya yang tampak seperti penguasa, pakaian nya jas santai bermerek dan gaya rambut nya di sisir kebelakang, datang menaiki mobil sport dan di kawal oleh 2 Doll militer. Melihat Wendel dan lainnya masuk ruang tamu, dia langsung berdiri. "Apa maksudnya ini, aku hanya ingin menjemput calon istri ku." Kata pria itu. "Nama kamu siapa ?" Tanya Wendel. "Nama ku Edgar, seorang entrepreneur, mana calon istriku." Kata Edgar. "Hoo Edgar ya...kenal dia ?" Tanya Shin sambil mendorong Beelbuz ke depan. "A..aku tidak kenal, mana calon istriku." Kata Edgar panik. "Kalau ga kenal kenapa grogi begitu ?" Tanya Hans. "Apa kamu cari senjata ini ?" Tanya Shin sambil menunjukkan senjata relic nya yang dia ambil dari gelang nya. "Bagaimana bisa ada di tangan kalian ? Senjata2 itu milik calon istriku, kembalikan." Kata Edgar. "Mohon maaf, calon istri mu memberikan ijin kepada kami untuk memiliki senjata2 ini." Kata Shin. "Apa..tidak mungkin, dia cinta sekali sama aku, tidak mungkin dia tidak memberikan nya kepadaku." Kata Edgar. "Hahaha lalu sekarang jadi gimana ? Calon istrimu lebih cinta kami hahaha." Kata Hans meledek. "Apa maksudnya ini, dia berjanji padaku kalau aku menikahinya dia akan memberikan semua senjata itu padaku." Kata Edgar. "Iya, makanya kami tidak ijinkan dia menikahi mu yang cuma mau sama senjata2 ini dan mempermainkan perasaan nya." Kata Shin. "Kalian benar2 tidak tau siapa aku ya ? Maaf saja sejak awal aku memang tidak cinta dia, aku hanya menginginkan senjata2 itu." Kata Edgar. "Jelas tau dong, Edgar kan pebisnis terkenal di Castletown. Walaupun hidup jaman sekarang tapi kelakuan nya tidak berubah, benar kan Prince Edgar Vanadis." Kata Shin. "Darimana kamu tau nama itu, siapa kalian sebenarnya ?" Kata Edgar. "Wah malas jelasin siapa kami, dulu memaksa adik nya buat menikahi nya sampai menghancurkan segala nya, sekarang malah mau menipu orang untuk melaksanakan balas dendam nya, payah." Kata Hans. "Kalian....kalian akan membayar semua ini, bunuh mereka." Kata Edgar memerintahkan pasukan Doll nya. Pasukan Doll pun maju dan mengacungkan senjatanya. Sebelum menembak mereka langsung di bungkam oleh Shin dan Hans. "Ah sepele." Kata Hans. "Iya, kamu saja yang maju melawan kami." Kata Shin. "Awas kalian.....ini aku, luncurkan ke sini unit nya." Kata Edgar berbicara dengan earplug nya. Tiba2 di jalanan ada getaran hebat. Edgar pun melompat keluar jendela. Diluar berdiri sebuah robot raksasa setinggi 200m dengan bentuk kotak2 seperti doll dan tidak memiliki wajah. "Rasakan, aku akan hancurkan kalian dengan teknologi mutakhir ku, Valencia kalau senjata2 itu tidak ada padamu, berarti pernikahan kita batalkan." Kata Edgar dengan pengeras suara. Sementara di atas, Valencia yang mendengar seluruh perkataan Edgar baik masih di ruangan atau di luar, menangis tersedu2. "Ayo semuanya kita ke atap." Kata Shin. Kemudian semuanya pun lari ke atap dan keluar. "Berubah." Mereka semua pun memakai armornya. Dan langsung memanggil Guardian yang sudah bersatu. Mereka pun masuk dan langsung berhadapan dengan robot pangeran Edgar. Kemudian Guardian mengeluarkan sayap nya dan menggotong Robot pangeran Edgar ke luar kota, begitu sampai di tepi bukit di luar kota, Guardian langsung melemparkan robot itu sampai jatuh. "Sebaiknya kamu menyerah, kamu tidak mungkin menang." Kata Shin melalui pengeras suara. "Kurang ajar, jangan remehkan aku." Kata pangeran Edgar. Tiba2 datang beberapa helicopter membawa beberapa bagian robot, dan menjatuh kan nya ke robot pangeran Edgar. Robot yang tadinya polos, sekarang memakai armor sampai full face dan membawa senjata2 berat. "Tembaaaaak." Teriak Edgar. Armor robot itu terbuka dan mengeluarkan banyak peluncur misil, di kedua pundak nya ada peluncur misil berjumlah banyak masing, kedua tangan nya mengangkat dan jari2 nya terbuka menjadi peluncur misil, dari punggung lengan juga terbuka menjadi pelucur misil, paha bagian depan juga terbuka menjadi peluncur misil, bagian mulut juga terbuka menjadi peluncur misil. Kemudian semuanya menembak serempak ke Guardian dan bertubi2. "Rasakan...rasakan....kalian tidak akan hidup setelah ini hahahaha." Kata Edgar tertawa senang karena menembaki Guardian. Tembakan misil terus mengalir tanpa henti, kemudian di barengi oleh peluru dan granat. Setelah itu tembakan pun berhenti menyisakan asap yang banyak akibat ledakan dan membuat Guardian tidak kelihatan. "Hahahaha mana suara kalian, tidak akan ada yang bisa menghentikan ku hahahaha." Kata Edgar senang. Asap pun menghilang dan Guardian pun terlihat masih berdiri dan kokoh, 1 tangan nya bergerak seakan2 membersihkan badan nya. "Sudah ?" Kata Shin. "Ku..krang ajar..." Kata Edgar yang langsung menggerakkan robot nya maju menyerang dengan pedang besi besar yang di bawa nya. Ketika pedang itu menyabet badan Guardian, pedang itu hancur beekeping2. Guardian langsung menangkap leher robot itu dengan satu tangan dan mengangkat nya. "Hmmm kayak nya robot ini akan kita simpan. Bersama pengemudinya, lalu akan kita lepaskan di dimensi lain." Kata Shin. "Kurang ajar......" Kata Edgar. "Percuma dia tidak akan bertobat." Kata Hans. "Iya sudah sejak dulu, masih sama saja, kalau di bunuh bisa bereinkarnasi, jadi sebaiknya kita simpan." Kata Ellie. "Iya benar, dia sudah berkali2 mati, tapi karena keras kepala kembali lagi dan sifat nya ga berubah." Kata Ignis. "Gimana cara menyimpan nya ?" Tanya Julis. "Jeremi nii san kan memberikan satu tabung bekas machina buat kenang2an katanya, pakai itu saja." Kata Sera. "Iya memang itu, kalau dalam keadaan tidur dia tidak akan mati, nanti ketika kita ke dimensi tempat papa2 dan mama2 berada, kita lepaskan dia di sana." Kata Shin. "Iya benar, di kembalikan ke asal nya biar ga bereinkarnasi di sini lagi." Kata Hans. "A..apa yang kalian bicarakan ?" Kata Edgar yang mendengar semuanya karena di sengaja oleh Shin. "Ah tidak, kami mau menyimpan mu, biar kamu hidup selamanya dan jangan bereinkarnasi lagi." Kata Shin. "A..apa...lebih baik kalian bunuh saja aku." Kata Edgar. "Tidak2, kamu di bunuh akan reinkarnasi lagi, jadi sekarang kami enggan membunuh mu, lagipula ke enakan kalau di bunuh, sudah berapa banyak orang kamu sengsarakan." Kata Hans. Kemudian tanpa memperdulikan teriakan Edgar, tangan Guardian yang satunya menyinari robot itu menjadi sebesar manusia, kemudian Shin keluar dari kokpit nya dan mengeluarkan tabung bekas menyimpan machina dari item box nya, dan memasukkan robot itu di dalam nya. Kemudian Guardian menaruh tabung itu di tanah dan menyinarinya lagi sehingga menjadi sebesar gantungan kunci, kemudian Guardian pun menghilang, dan Shin mengambil tabung yang sudah di perkecil menggunakan Shrinking Magic yang biasanya di gunakan untuk memperkecil barang yang mau di bawa supaya mudah. Magic itu menggunakan mana yang cukup besar sehingga mereka semua kelelahan. Kemudian dengan sisa2 tenaga di armor mereka, mereka kembali ke kantor Wendel. Begitu sampai mereka langsung duduk lemas di sofa. "Sudah beres ?" Tanya Wendel. "Sudah, ini..." Kata Shin sambil memperlihatkan robot di dalam tabung kecil sebesar gantungan kunci. "Kami simpan dan nanti kami lepaskan di tempat yang tepat." Kata Shin kepada Wendel. "Hmm supaya ga bereinkarnasi lagi ya ?" Tanya Beelbuz. "Ya benar, kenapa ? apa kamu mau juga ?" Tanya Hans. "Hah buat apa ? nanti malam aku mati." Kata Beelbuz yang masih di ikat. Valen bersama dengan Hana pun turun ke lantai 1, menemui semuanya yang lemas di sofa. "Maafkan aku....seharusnya aku lebih mempercayai kata2 kalian. Kalian semua sudah memperlihatkan nya kepadaku, terima kasih." Kata Valen sambil bersujud. "Haha iya gpp Valen san, umur Valen san masih muda, nanti juga dapat penggantinya." Kata Shin. Kemudian Shin dan Hans pun tertidur. "Iya benar, ga usah berkecil hati, Valen san kan sudah dewasa mungkin sekitar 25 an, lain kali tolong pilih calon suami yang benar2 tulus, walau tidak kaya." Kata Ellie. "Eh.....aku baru 17 tahun dan kelas 2 higschool, aku tidak terlalu jauh dari kalian." Kata Valen yang langsung menghapus make up nya. "Oh...." Kata ke 4 nya. "Berarti mulai sekarang aku akan pindah sekolah ke Midgar, bareng sama nenek moyang ku." Kata Valen. "Apa ? Kami bukan nenek moyang mu." Kata Ellie, Ignis, Julis dan Sera. "Kenapa ga cari calon suami lagi ?" Tanya Julis. "Ah Edgar kan di jodohkan sama ayahku, sebenarnya aku mau karena dia kaya saja, wajah nya sih aku tidak suka.....lagipula, ada yang aku sukai sungguh2....saat ini." Kata Valen. "Siapa..." Kata Ellie, Ignis, Julis dan Sera serentak karena mempunyai perasaan ga enak. "Ya....mereka yang lagi tidur itu, yang satu tampan dan pintar, yang satunya tampan dan jantan, kurang apa, sekalian keduanya aku nikahi." Kata Valen. "Langkahi mayat kami dulu....mereka suami kami." Teriak Eliie, Ignis, Julis dan Sera sambil berdiri. Wendel dan Hana tertawa terbahak2 melihat mereka semua. Malam itu, Shin dan lainnya, termasuk Valen, Wendel dan Hana pergi ke atap untuk mengantar Beelbuz. "Terima kasih, walau aku tidak akan di maafkan tapi aku lega sekarang." Kata Beebuz. "Regis...." Kata Valen. "Valen, jaga diri baik2, jangan sampai tertipu lagi." Kata Beebuz. "Iya, terima kasih Regis sudah menjaga ku selama ini." Kata Valen. "Dan kalian hiduplah.....jaga diri kalian baik2." Kata Beelbuz. "Baik.....papa." Kata Shin sambil tersenyum. Wajah Beelbuz pun berubah dan menangis. "Terima kasih Shin...selamat tinggal semua." Kata nya sambil tersenyum. Kemudian badan Beelbuz terurai menjadi debu cahaya dan terbang menghilang. Kemudian mereka pun masuk kembali ke dalam kantor Wendel. "Baiklah Wendel san, kami pulang ke hotel dulu." Kata Shin. "Baik, aku akan antar Valencia pulang ke rumah nya. Terima kasih semuanya." Kata Wendel. "Tolong jaga rahasia kami, kami kenal dengan buyut dari buyut Wendel san, dia tidak akan membocorkan rahasia walau penampilan nya seperti itu." Kata Shin. "Baik, maaf tapi aku mau tanya, buyut dari buyut ku memanggil Matthew Astoria dan Lorianne Astoria apa ?" Tanya Wendel. "Aniki dan Aneki....benar kan ?" Kata Hans. "Hahaha benar, maaf aku barusan ngetes kalian saja, ternyata kalian benar2 anak2 dari Heroes of Beginning, maaf aku meragukan kalian. Panggilan itu adalah panggilan pribadi buyut dari buyut ku kepada 2 orang tadi." Kata Wendel. "Iya kami mengerti, memang cerita kami susah di percaya, tapi kami nyata." Kata Shin. "Baiklah, sekali lagi terima kasih." Kata Wendel. "Valen san, kami pamit dulu." Kata Shin ."Ok tapi tolong minta nomor kalian berdua." Kata Valen sambil mengeluarkan hp nya. "Nomerku saja." Kata Ellie mengeluarkan hp nya dan berdiri di depan Shin. "Nomerku juga." Kata Ignis yang juga mengeluarkan hp nya dan berdiri di depan Shin. "Ini nomer ku..." Kata Julis yang mengeluarkan hp nya dan berdiri di depan Hans. "Silahkan di add nomerku." Kata Sera yang mengeluarkan hp dan berdiri di depan Hans. "Baiklah2, kalian enggan berbagi rupanya, tapi gpp....masih banyak kesempatan, nanti aku pindah ke midgar." Kata Valen di depan ke 4 nya. "Jangan ganggu kami." Kata ke 4 nya. "Ayo Shin..." Kata Ellie sambil mendekap lengan Shin. "Iya ayo Shin..." Kata Ignis yang juga mendekap tangan satunya. "Ayo Hans..kita pulang." Kata Julis yang mendekap lengan Hans. "Hans ayo jalan pulang...." Kata Sera yang juga mendekap lengan satunya. "Kalian kenapa ?" Tanya Shin kepada Ellie dan Ignis. "Tidak apa2..." Kata mereka marah. "Kenapa sih ? Kok tiba2 merangkul ku ?" Tanya Hans. "Tidak apa2..." Kata Julis dan Sera. Shin dan Hans pun saling melihat dan tersenyum. "Jangan2 kalian cemburu ya ?" Kata Shin tersenyum bertanya kepada Ellie dan Ignis. "Ah bukan itu, ada yang kurang ajar." Kata Ellie. "Iya benar kurang ajar, aku benci." Kata Ignis. "Hehe aku senang, kalian tenang saja, yang aku cinta itu cuma kalian berdua, jadi tak usah khawatir. Aku tidak mau berbagi lagi, cukup kalian saja." Kata Shin sambil merangkul keduanya."Iya Shin hihi." Kata Ellie tersenyum karena di rangkul Shin. "Hehe iya suami ku." Kata Ignis sambil tersenyum karena di rangkul juga sama Shin. "Trus kalian cemburu ?" Kata Hans kepada Julis dan Sera. "Bukan cemburu, ada manusia tidak tau malu menggoda suami orang." Kata Julis. "Benar, walau keturunan mama kalau begitu kelakuan nya aku tidak senang." Kata Sera. "Haha kalian ini, tidak mungkin lah aku membagi cinta ke orang lain lagi, cukup kepada kalian saja aku memberikan cinta ku karena yang aku cinta itu hanya Julis dan Sera, jadi jangan marah lagi." Kata Hans sambil mendekap keduanya. "Iyaaa aku tau..hehe." Kata Julis. "Ok ok aku ngeti hehe." Kata Sera. Mereka semua pun kembali ke hotel. Keesokan harinya mereka pun terbang kembali ke Midgar.

The Outcast Next Generation : Heroes of Dimensionजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें