Chapter 4 The Ancient Academy Ruin. The Earth's Heroes reborn

1 0 0
                                    

Pagi2 mereka bangun dan menyiapkan bekal untuk berangkat menuju ibukota lama Ocenania republic. "Sudah siap semua ?" Tanya Shin. "Sudah, semua sudah aku bawa." Kata Ellie. "Kita pakai seragam nih ?" Tanya Hans. "Iya karena di kertas ini tertulis study tour, jadi kalau ga pakai seragam rasa nya kurang pas." Kata Shin. "Kita berangkat dari stasiun naik kereta arah ke kota lama, tidak jauh sih." Kata Sera sambil mengecek peta nya. "Kalau saja boleh terbang pasti lebih cepat ya...aku tidak sabar." Kata Ignis. "Aku juga mau cepat2 kesana, entah mengapa." Kata Julis. "Ok kita berangkat sekarang." Kata Shin sambil membuka pintu. Mereka pun keluar dan langsung berjalan menuju stasiun kereta. Stasiun kereta nya dekat dengan akademi, hanya berbeda 1 blok saja. Mereka langsung masuk ke stasiun dan membeli tiket untuk perjalanan ke kota lama. Di dalam kereta penuh, karena banyak orang bepergian di hari libur, mereka pun berdiri di tengah sambil berpegangan ke atas."Ramai...." Kata Julis. "Iya ramai dan sesak..." Kata Ignis. "Sabar saja dulu, nanti di stasiun berikut nya juga kosong." Kata Hans. "Aku nempel ke kamu aja Shin." Kata Ellie sambil bersender ke badan Shin di belakang nya. "Iya iya...tetap pegangan." Kata Shin. Kereta pun terus berjalan dan berhenti di stasiun berikutnya. Banyak penumpang yang turun dan kereta pun menjadi lapang. Mereka pun akhirnya dapat tempat duduk. "Huuh akhirnya, aku sampai keringatan." Kata Sera. "Iya sama, untung langsung sepi." Kata Ellie. "Mereka ke Chappy land sepertinya, kapan2 kesana yu." Kata Ignis. "Boleh2, besok saja atau lusa, setelah kita dari museum." Kata Hans. "Aku juga mau ah, di sana banyak boneka2 lucu." Kata Julis. "Julis gaya nya seperti yangkee tapi ternyata suka boneka ya." Kata Shin. "Apa maksudnya ? Memang salah." Kata Julis galak. Semua pun tertawa. Tiba2 terdengar suara orang berkelahi di gerbong sebelah. "Hei, jangan pegang2, tempat duduk banyak, kenapa dekat2." Kata seorang wanita elf. "Hehe tidak apa2 dong, habis kamu cantik, mau sama aku ?" Kata seorang beastmen. Di belakang nya ada 2 orang lagi yang berdiri. "Aku pindah...." Kata Wanita elf itu sambil berdiri dan pindah ke gerbong tempat Shin dan lain nya berada. Wanita itu kemudian duduk persis di depan Shin dan lainnya yang duduk di satu barisan. Tiba2 ke 3 pria tadi masuk ke gerbong mereka, 2 orang langsung duduk di sebelah wanita itu dan 1 orang berdiri di depan nya. "Jangan begitu dong, kami kan hanya mau kenal saja." Kata Pria yang berdiri itu.. "Bos, di sebrang juga banyak tuh, cantik2, aku suka yang di kiri." Kata Pria yang duduk dan langsung berdiri menghanpiri Ignis. "Halo....." belum selesai dia bicara, Ignis menendang perut nya sambil duduk dan dia terpental kembali ke kursinya tepat di sebelah wanita itu dalam keadaan pingsan. "Apa...." Pria yang berdiri tadi pun menoleh melihat Ignis yang masih belum menurunkan kaki nya. "Jangan kurang ajar." Kata Ignis kepada pria yang berdiri dan menoleh ke arah nya. "Jangan main2 ya...." Belum sempat bicara, tengkuk nya sudah di pukul oleh Sera yang tiba2 berada di belakang nya, kemudian dia pun jatuh dan pingsan. "Hiii..." Kata seorang yang duduk di sebelah wanita tadi, "Hoi, bawa mereka ke gerbong sebelah dan jangan kembali lagi." Kata Sera sambil menatap tajam ke orang itu. "Ba..baik...ampun." Kata orang itu sambil membopong bos nya yang pingsan dan menarik kaki teman nya yang pingsan terduduk di sebelah wanita itu. Sera pun membenarkan kacamatanya dan kembali duduk dengan tenang sambil meneruskan membaca buku yang di bawa nya . Wanita itu tertegun melihat ke 6 orang di sebrang nya santai saja melihat kejadian barusan. "Anoo....terima kasih ya sudah menolongku." Kata wanita itu. "Sama2." Jawab semuanya singkat. "Kalian mau kemana kalau boleh tau." Kata wanita itu. "Kami mau ke kota lama dan ke museum akademi." Kata Shin. "Oh benarkah ? Kebetulan. Nama ku Celes, aku bekerja di museum sebagai kurator. Ini kartu nama ku." Kata Celes sambil mengambil kartu nama dari tas nya dan memberikan nya kepada Shin. Mendengar itu, wajah ke enam nya pun tersenyum dan melihat kepada Celes. "Eh...ada apa ?" Tanya Celes bingung. Sera pun menutup bukunya dan pindah duduk di sebelah Celes. "Ne san, aku mau tanya, ne san kan kurator, apa ada artefak peninggalan Heroes of Beginning di sana yang belum di tampilkan ?" Tanya Sera. Kemudian Ellie juga pindah duduk di sebelah nya yang kosong. "Apa saja yang di tampil kan di sana Ne san ? Bisa ceritakan." Kata Ellie. "Um..um...apa ya...banyak sih, kalau artefak yang baru belum di tampilkan saat ini belum ada. Kenapa ?" Tanya Celes heran. "Kalau begitu, pernah lihat gelang seperti ini ?" Tanya Sera lagi sambil memperlihat kan gelang nya. "Oh coba sebentar ku lihat.....Hmm ini gelang silver dan ada permatanya, seperti gelang pernikahan jaman dulu, sepertinya yang membuat elf ya kalau di lihat dari design dan ukiran nya. Rasanya aku pernah melihat ukiran dan design ini......" Kata Celes sambil berpikir. "Benarkah Ne san ? pernah ada ya ?" Kata Ellie semangat. "Oh aku ingat...di museum ada catatan kalau dulu jaman Heroes of Beginning masih bersekolah di akademi, mereka di calonkan menjadi student council dan ketika pemilihan, mereka membagikan gelang2 dengan motif dan ukiran seperti ini. Contoh nya sepertinya ada..." Kata Celes. "Oh ya...berarti mereka ya yang membuat nya ?" Tanya Sera. "Kalau ga salah...menurut catatan yang membuat nya salah satu dari mereka, calon ketua student council nya, Philiandra Astoria." Kata Celes. "Oh begitu. Berarti ini design nya." Kata Ellie senang sambil memegang gelang nya. "Benar, sewaktu menggali reruntuhan kami menemukan beberapa gelang ini yang terbuat dari besi biasa yang tipis di lapis kain yang sudah sobek2 dan lapuk. Dari beberapa yang di temukan cuma 1 yang masih bisa di lihat. Tapi gelang yang kamu pakai lebih bagus dan ada batunya, kalau di lihat umurnya mungkin sudah tua, harus di lakukan pengecekan carbon baru bisa ketahuan." Kata Celes sambil mengamati gelang Sera. "Hmm yang membuat gelang mama Philiandra dan dia juga membuat untuk kampanye pemilihan di akademi.....sejauh ini kita di jalur yang benar." Kata Shin berbisik kepada Hans. "Iya...tinggal kita lihat di museum nanti." Kata Hans sambil berbisik."Kalian semua siswa akademi ya ?" Kata Celes karena melihat seragam mereka. "Iya ne san, kami mau ke museum karena study tour." Kata Ignis. "Wah kalian pasti sangat suka sejarah ya, biasanya liburan seperti ini anak2 sekolah kan pergi main2 dan bersenang2." Kata Celes. "Iya ne san, kami hobi sejarah." Kata Julis. Celes pun memperhatikan mereka semua. "Kalian bersaudara ya, sebab rambut kalian semua pirang dan matanya biru." Tanya Celes. "Iya benar ne san kami bersaudara." Kata Hans. "Adik kakak semua ya." Kata Celes bertanya lagi. "Bukan ne san, yang duduk disebelah kanan nesan dan di sebelah ku ini adalah istri ku. Dan pria yang tinggi di sana itu kakak ku." Kata Shin. "Benar ne san, yang duduk di sebelah kiri ne san dan di sebelah ku ini adalah istri ku, jadi kita semua bersaudara." Kata Hans. "Hah....maaf , aku kaget.....jadi...kamu dan kamu adik kakak dan mereka semua ini istri kalian ? tapi kok bisa ya sama semua rambut dan mata nya." Tanya Celes bingung sambil menunjuk Shin dan Hans. "Memang seperti ini ne san." Kata Shin. "Ya sudah, aku tidak tanya lagi.....berarti kalian memang suka sejarah ya ?" Kata Celes mengalihkan pembicaraan karena bingung mendengar jawaban Shin dan Hans. "Benar ne san, sekalian mau jalan2 juga." Kata Sera. "Iya bagus kalau jalan2 bermanfaat." Kata Celes. "Kami tertarik legenda dan sejarah Heroes of Beginning ne san." Kata Julis. "Wah tepat kalau datang ke museum kami. Bekas pertarungan mereka pun ada di bawah tanah, nanti aku antar ya sebagai ucapan terima kasih sudah menolongku." Kata Celes. "Wah benarkah ne san ? Terima kasih ne san." Kata Ellie. "Boleh kita bertukar nomor hp ?" Kata Celes kepada Sera. "Oh ini ne san." Kata Sera sambil mengambil hp nya dari tas dan memberikan nya kepada Celes. "Oh nama mu Sera Jenos ya.....Jenos.....jangan2 kamu anak dari Prof Alden Jenos ?" Tanya Celes. Mendengar itu Shin dan lain nya langsung bersiaga. "Ne san kenal ayah kami ?" Tanya Shin. "Oh Prof Jenos adalah kolega papa ku, sekarang papa ku sudah meninggal karena sakit, jadi aku menggantikan nya menjadi kurator museum." Kata Celes. "Ne san pernah ketemu ayah kami ?" Tanya Hans yang waspada. "Pernah satu kali, sekitar 15 tahun lalu, aku saat itu masih berumur 10 tahun, dia pernah datang ke rumah bersama istri dan 6 anak nya yang masih bayi dan masih di bungkus......Ah....kalian..." Belum selesai Celes berbicara, Ellie menutup mulut nya. "Maaf ne san, ada yang mau kami tanyakan, tolong diam dulu." Kata Ellie. "Uguh....baik...ada apa sebenarnya ?" Tanya Celes mulai takut. Mereka ber 6 menoleh ke kanan dan kiri memastikan sepi dan tidak ada orang. "Begini ne san, kami ber 6 memang anak angkat dari Alden Jenos, kami pun memakai nama belakang dia. Apa ne san tau apa yang terjadi pada ayah angkat kami ?" Tanya Shin. "Wah aku tidak tau, aku cuma dengar berita kalau dia menghilang 10 tahun lalu. Memang ada apa ?" Tanya Celes. "Apa ne san melihat bayi2 yang di bawa sama ayah waktu dia datang ?" Tanya Ignis. "Waktu itu aku membantu menidurkan mereka sih sementara papa dan professor berbicara di ruang tamu. Aku membuka bungkus nya dan menggantikan baju mereka." Kata Celes. "Oh kalau begitu apa warna rambut nya ne san ?" Tanya Ellie. "Oh berarti bukan kalian ya, sebab warna rambut nya berbeda, waktu rambut mereka berwarna hitam." Kata Celes lega. "Maksudnya warna rambut nya seperti ini ne san ?" Tanya Julis sambil melepas penyamaran nya. "Ah.....berarti benar kalian..." Kata Celes. Julis pun kembali mengenakan samaran nya. "Kami mohon maaf ne san, kalau menakuti ne san dengan warna rambut dan mata kami." Kata Sera. "Oh memang ada masalah ? kan aku bilang, aku membantu menidurkan kalian dulu." Kata Celes. "Ne san tidak takut atau jijik melihat rambut dan mata kami ?" Tanya Ignis. "Kenapa harus takut dan jijik, aku biasa saja tuh, ada apa sih sebenarnya, coba katakan." Kata Celes yang jadi penasaran. "Soalnya kami selalu di diskriminasi karena rambut dan mata ini, sejak kecil kami di panggil anak terkutuk ne san." Kata Hans. "Ah, itu hanya orang2 yang berpikiran sempit dan mabuk agama, warna rambut dan mata adalah factor genetic, jadi buat apa di salahkan, jangan terpengaruh hal2 seperti tadi." Kata Celes. Ke 6 nya pun saling melihat satu sama lain dan tersenyum. "Baik ne san." Jawab semuanya serentak. "Oh iya, aku baru ingat, papa ku pernah berpesan sebelum meninggal, kalau ada anak2 berambut hitam datang ke museum dan banyak bertanya, antar mereka ke ruin di bawah tanah." Kata Celes. "Benarkah ne san ?" Tanya Shin. "Benar, papa ku, prof Jenos dan 2 orang lain nya adalah grup peneliti yang meneliti reruntuhan dan jejak mana magic jaman Heroes of Beginning, papa meninggal karena jantung 3 tahun setelah professor datang ke rumah. Dia mengatakan hal itu ketika aku membantunya di ruang kerja nya sebelum dia meninggal.....kita sudah mau sampai...kita langsung ke ruangan ku saja dulu." Kata Celes. Tak lama kemudian, mereka pun sampai. Ternyata kota lama di abadikan sebagai museum dalam skala besar. Celes langsung membawa mereka masuk ke dalam gedung museum dan masuk ke ruangan nya di lantai 3. Setelah masuk, Celes pun menutup pintu dan mengunci nya, kemudian dia duduk di sofa yang berhadapan dengan sofa tempat ke 6 nya duduk. "Baiklah, di sini tidak ada yang mendengar kita, coba ceritakan pada ku, apa yang kalian cari di sini." Tanya Celes dengan wajah serius. Shin dan lain nya pun diam karena masih belum percaya sama Celes. "Kalau begitu, kalian buka penyamaran kalian dan ceritakan padaku cerita kalian, percayalah, aku tidak terikat dengan organisasi apapun, aku hanya kurator di museum ini. Ijin kan aku membantu kalian." Kata Celes. Shin dan lainnya pun saling melihat satu sama lain, dan mereka membuka penyamaran mereka. Rambut dan mata mereka berubah menjadi hitam."Sudah ne san, kami melihat ne san tidak punya niat jahat, kami akan cerita semuanya...." Kata Shin. Kemudian dia menceritakan mengenai ayah angkat nya, seperti yang di ceritakan Loren dan Sarmax, tapi Shin tidak menyinggung soal orang tua nya. "Aku sudah mendengar cerita kalian, nah sebelum kita lanjut, aku mau kalian baca ini dan lihat foto ini...." Kata Celes sambil memberikan sebuah kertas dan sebuah foto lukisan. Shin dan lain nya pun membaca isi kertas itu dan melihat fotonya. Mereka pun terkejut ketika mengetahui isi nya. "Apa ini ne san ?" Kata Shin ."Seperti yang tertulis, foto itu adalah foto pahlawan pertama sebelum Heroes of Beginning dan merupakan orang tua dari Heroes of Beginning." Kata Celes. "Berarti, kalau baca hasil penelitian yang terangkum di kertas ini, hasil karbon foto ini lebih dari 2600 tahun lalu, dan Heroes of Beginning merupakan anak2 dari orang2 yang berada di foto ini, dan orang2 ini adalah Demon. Sedangkan anak2 mereka merupakan Half Demon setelah di lakukan penyelidikan melalui dna Heroes of Beginning 18 tahun lalu. Benarkah laporan penelitian ini ne san ?" Tanya Shin. "Benar, ini hasil penelitian Prof Jenos dan tim nya termasuk papa ku. Dan kalau kata Prof Loren dan Prof Sarmax yang membunuh ayah angkat kalian adalah pemerintah, itu salah besar...selanjut nya silahkan baca ini." Kata Celes sambil memberikan sebuah amplop berisi hasil penelitian yang terdiri dari 3 lembar.Shin dan lain nya pun membaca hasil penelitian itu dan setelah selesai menaruh nya. "Ini....penelitian dari 100 tahun yang lalu, di sini tertulis kalau di tengah planet ini ada sebuah hutan, di dalamnya ada sebuah kubah berbentuk kubus raksasa dan di dalam kubus itu hidup makhluk sejenis demon di dimensi lain yang suatu saat bisa menyerang kita kapan saja. Dan di lembar kedua tertulis pernah ada bencana besar yang menyebabkan ras manusia pindah ke dalam tanah, setelah beribu2 tahun di dalam tanah mereka ber evolusi menjadi demon. Jadi demon sebenarnya adalah manusia yang berevolusi. Lalu di lembar ketiga isi nya, mengenai peradaban Eden yang di musnahkan tanpa sisa oleh Heroes of Beginning. Demon yang berada di dimensi lain di lembar 1 di duga adalah hasil evolusi dari manusia peradaban Eden yang menjadi demon." Kata Hans. "Yap benar, itulah sebab nya kalian ke sini kan." Kata Celes sambil tersenyum. "Kami tidak mengerti ne san ?" Kata Celes. "Ah masa sih coba baca bagian bawah lembar ke 3, ada tertulis di situ." Kata Celes. "Kemampuan peradaban Eden adalah Summoning Magc yang kuat." Kata Ellie. "Dan yang baru2 ini terjadi, semuanya mengacu ke penelitian itu kan." Kata Celes. "Jadi yang membunuh ayah angkat kami ?" Kata Shin. "Kemungkinan besar Eden, bisa jadi juga mereka sudah menyusup ke pemerintah dunia. Kalau kalian baca lembar 1, soal kubah di tengah planet ini dan di dalam nya ada dimensi lain, belum tentu Eden di musnahkan total dan yang melarikan diri masuk ke kubah itu kemudian ber evolusi menjadi demon. Aku rasa tidak semua menjadi demon, atau malah lebih dari demon yang bisa menyamar jadi berbagai ras. Nah merekalah yang menyusup ke dunia ini, karena ketahuan oleh penilitan Prof Jenos dan tim, satu2 nya cara adalah membungkam mereka supaya pemerintah tidak mengetahuinya." Kata Celes."Tapi kenapa papa Loren dan Sarmax sensei menyalahkan pemerintah...." Tanya Ellie. "Itu yang aku sendiri tidak tau, tapi mendengar cerita kalian, sepertinya malah mereka mau mengendalikan kalian dan memakai kalian dengan cara menutupi kebenaran dan mengarang cerita. Jadi aku minta kalian berhati2." Kata Celes. Mereka pun terdiam mendengar kata2 Celes. "Tapi Papa Loren baik, dia membiayai kami, menyayangi kami, mengajari kami memakai magic, menyimpan jasad orang tua angkat kami." Kata Ignis. "Hmm aneh..kenapa dia mengajari kalian magic ? kalau ketahuan mereka bisa di hukum mati. Lalu dia memisahkan kalian di berbagai kota dengan alasan menghindari pengejar, kalau berpikir buat apa ? lebih mudah mengumpukan kalian bersama dan pergi jauh entah kemana kalau memang mau sembunyi. Kemudian menyimpan jenasah orang tua kalian. Dan gelang kalian, aku ingat, sewaktu aku menidurkan kalian, kalian memakai gelang yang ada berlian nya. Coba pinjam 1 gelang nya." Kata Celes. Shin kemudian memberikan gelang milik nya."Seperti dugaan ku, sekarang lepas gelang kalian semua, lihat lapisan di bawah nya ? cabut dan buang, ini alat penyadap. Cepat kita ke ruin bawah tanah." Kata Celes sambil mengembalikan gelang nya sehabis mencabut plat dari aluminium di sisi dalam gelang. Mereka semua langsung membuka gelang nya dan mencabut plat aluminium di sis dalam nya. Kemudian mereka langsung keluar ruangan dan berlari ke tengah taman, Celes menekan tombol di patung yang berada di tengah2 taman dan patung itu bergeser."Sini ikut aku."Kata Celes yang langsung masuk ke dalam tangga yang ada di bawah patung. Mereka semua pun masuk dan Celes yang masih berada di mulut ruang tangga menekan tombol di tembok dan patung kembali bergeser menutup ruang bawah nya. "Cepat...kita turun." Kata Celes sambil berlari menuruni tangga. Ruang bawah itu tidak gelap karena ada lampu di kanan dan kiri nya. Akhirmya mereka sampai di sebuah gua besar dan ada istana besar di dalam nya. "Ke istana itu, ayo cepat." Kata Celes sambil berlari ke reruntuhan istana itu di ikuti Shin dan lainnya. Mereka pun langsung masuk ke reruntuhan istana itu dan langsung menuju basement. Di basement ternyata penjara bawah tanah, Celes masuk ke sel yang di paling ujung dan mencari batu di tembok sebelah kanan dari pintu sel. "Nah ketemu...." Kemudian dia menekan tembok itu dan tembok di tengah dari pintu sel bergeser dan terbuka. Di dalam nya ada sebuah lorong dari besi yang sangat hi tech. "Ayo masuk." Mereka semua pun masuk, kemudian Celes menekan tombol di sebelah pintu masuk dan pintunya menutup kembali menjadi tembok. "Nah kalau sudah di sini aman." Kata Celes. "Ini di mana ne san." Kata Shin bingung, yang lain nya pun bingung. "Kalian mau tau kan asal usul kalian, sini ikut aku." Kata Celes. Kemudian mereka berjalan di lorong masuk kedalam dan akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan besar berisi banyak computer, kabel2 besar dan sebuah tabung besar di tengah ruangan yang bisa menampung 10 orang. "Wow ruangan apa ini ne san." Tanya Sera. "Menurut cerita legenda, ini adalah pesawat manusia dari planet lain yang datang ke planet ini membuat peradaban baru, kita adalah keturunan mereka. Nah pesawat ini sudah puluhan bahkan ratusan ribu tahun tersimpan di bawah tanah. Ayo kita masuk ke tabung di tengah itu." Kata Celes sambil mendekati tabung dan menekan tombol di konsol yang berada di depan tabung. Tabung itu pun bergeser dan terbuka. Celes langsung masuk ke dalam di ikuti Shin dan lainnya. Celes kemudian menekan konsol yang ada di dalam tabung, pintu nya pun menutup dan lantai tabung perlahan turun kebawa seperti lift. Mereka turun kebawah, pemandangan menjadi gelap karena hanya bisa melihat tanah. Mereka terus turun dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya mereka bisa melihat mereka berada di sebuah gua yang luar biasa besar dan mereka masih turun ke bawah. "Lihat lah ke bawah....kampung halaman kalian." Kata Celes. Shin dan lain nya pun kepinggir dan melihat ke bawah sambil tetap turun di dalam tabung tembus pandang. Mereka kaget di bawah ternyata ada sebuah kota yang sudah menjadi reruntuhan. "Hah ada kota di dalam tanah, dan kota besar lagi." Kata Hans. "Ya, kalian baca kan lembar ke 2 hasil penelitian tadi mengenai asal usul demon ? inilah kota mereka dulu, hasil penelitian itu karena waktu itu mereka meneliti kota ini." Kata Celes. "Mengejutkan, benar2 luar biasa, aku ga menyesal datang ke sini." Kata Sera dengan mata berbinar2. "Ini belum seberapa, setelah sampai kita akan langsung ke tengah reruntuhan kota, nanti kalian baru bisa lihat yang katanya makhluk celestial." Kata Celes. Mereka pun terus ke bawah sampai hampir 2 km, menggunakan lift tabung. Akhirnya lift pun sampai dan masuk ke dalam reruntuhan gedung yang berisi alat2 canggih dan banyak computer. Mereka pun langsung keluar dari lift. "Ayo, kita keluar dari bangunan ini dan ke alun2 kota." Kata Celes memandu mereka. Mereka segera keluar dari bangunan itu dan berjalan menuju alun kota. "Peradaban mereka sepertinya canggih ne san, kalau di lihat gedung2 nya sama seperti jaman sekarang, mungkin malah lebih canggih." Kata Ellie. "Iya bahkan ada mobil juga yang sudah hancur, tapi kok ga ada rodanya ya ?" Tanya Ignis. "Oh itu mobil terbang, mereka memakai mesin gravity, aku sendiri kurang paham cara kerjanya." Kata Celes. "Ne san, apa tempat ini di buka untuk umum ?" Tanya Julis. "Jelas tidak, pemerintah dunia saja tidak tahu kok tempat ini ada." Kata Celes. "Wow begitu rupanya, trus kenapa kami boleh masuk ?" Tanya Hans. Celes pun terdiam dan terus berjalan, akhirnya mereka sampai di alun2 dan di tengah nya ada sebuah tabung berisikan tubuh seseorang. "Nah kenalkan, ini Machina, yang kalian sebut tadi makhluk celestial dan pemerintah takut dia menghancurkan dunia." Kata Celes sambil menunjukkan jasad Machina. "Dia sudah mati ?" Tanya Shin. "Ya, menurut legenda, Machina membagi dirinya menjadi banyak dan mengawasi dunia, kemudian di saat dia dan Sariel berkorban supaya Heroes of Beginning bisa melawan musuh nya, semua tubuh nya yang tersebar mati. Nah ini adalah salah satu tubuhnya. Jadi alasan pemerintah takut kepadanya adalah hal yang tidak masuk akal. Sekarang kalian percaya ?" Tanya Celes. Mereka ber 6 pun terdiam dan saling melihat satu dengan yang lain. "Sepertinya mau tidak mau harus percaya." Kata Sera. "Iya benar, kami masih takjub dan merasa sedang mimpi." Kata Ignis. Kemudian Celes mendekati mereka semua. "Sekarang aku jawab pertanyaan Hans tadi, kenapa kalian boleh ke sini, sebab kota ini adalah kampung halaman kalian." Kata Celes dengan wajah serius. Ke 6 nya pun terkejut mendengar nya. "Kampung halaman kami ? Maksudnya apa ne san ?" Tanya Julis yang wajah nya terlihat bingung sekali. Mereka semua pun mudur menjauh dari Celes. "Sini ikut aku, aku tunjukkan." Kata Celes sambil berbalik dan berjalan menuju sebuah reruntuhan rumah yang besar. Mereka pun mengikuti Celes dari jarak yang agak jauh. "Rumah besar.......ah." Kata Shin. "Kenapa Shin ?" Tanya Ellie yang sedang mendekap lengan nya. "Kita di telantarkan di rumah besar kan ? apa rumah ini ?" Kata Shin. Semua pun langsung terdiam. "Hei....ayo kesini, ngapain kalian jauh2." Kata Celes berteriak karena dia sudah sampai di pintu rumah itu. Dengan bertanya2 mereka pun masuk ke halaman rumah itu dan menemui Celes di pintu masuk. "Aku akan buka, tolong siapkan diri kalian dan hati kalian. Ingat jangan terpengaruh." Kemudian Celes membuka pintunya dan masuk ke dalam. Shin dan lainnya pun masuk ke dalam. Sampai di dalam mereka kaget bukan kepalang, karena ada 6 tabung besar yang cukup untuk 1 orang dewasa masuk dengan banyak konsol di depannya, ke 6 tabung bertuliskan nama mereka dan nama Heroes of Beginning. Di tabung paling kiri ke kanan bertuliskan "Shintaro – Feiruss Astoria." "Elliehem – Philiandra Astoria" "Ignisiel – Cecilia Astoria." "Hansel – Matthew Astoria." "Julistine – Lorianne Astoria." "Seraphina - Ronanta Astoria." Disamping tabung2 besar itu ada sebuah meja berisi tabung2 kecil yang di tulisi dan 6 tempat batu Kristal. Di tabung paling kiri ke kanan bertuliskan "Sample darah Feiruss," "Sample darah Philiandra." "Sample darah Cecilia." "Sample darah Matthew." "Sample darah Lorianne." "Sample darah Ronanta." dan di tempat batu Kristal paling kiri ke kanan bertuliskan "Feiruss – Susaku – Shintaro." "Philiandra – Pegasus – Elliehem." "Cecilia – Byakko – Ignisiel." "Matthew – Genbu – Hansel." "Lorianne – Seiryu – Julistine." "Ronanta – Orochi – Seraphina." Shin dan lain nya pun teduduk lemas melihat pemandangan di depan nya. "Jadi...kami ini apa ?" Tanya Ellie lemas. "Aku....aku tidak tahu...." Kata Julis lemas. "Apa ini...apa ini....aku tidak percaya ini..." Kata Ignis. "Aku...manusia kan ?" Tanya Sera. "Sebenarnya apa ini, ne san, tolong jelaskan kepada kami semua." Kata Hans yang berdiri dan menghampiri Celes dengan marah. "Sabar Hans....sabar....ne san, aku mohon jelaskan semuanya." Kata Shin yang sebenarnya sama geram nya dengan Hans dan berusaha menahan dirinya sendiri juga Hans. "Sebelum nya maaf, kalian adalah manusia, tapi kalian manusia khusus, kalian tidak lahir dari rahim ibu, melainkan dari tabung2 ini, dari embrio sampai berumur 1 tahun kalian di dalam tabung. Sekali lagi maaf. Tapi inilah kenyataan nya." Kata Celes sambil menunduk. Mereka terkejut dan shok berat mendengarnya. "Arrrrghhh aku benci diriku." Kata Hans mengamuk "Haaansss tenangggg, aku juga sama.....ingat Hans kita saudara....." Kata Shin mencegah Hans yang mengamuk. Ellie, Ignis, Sera dan Julis pun berdiri dan mencoba menghentikan Hans sambil menangis. Suasana pun jadi tidak terkendali, secara tidak sadar mereka berubah dan mengeluarkan tenaga luar biasa. Gempa pun terjadi dan bangunan2 mulai runtuh. Tiba2 sebuah portal lubang hitam terbuka. Sebuah bayangan keluar dari lubang hitam itu dan menangkap Hans. Shin dan lain pun terpental mundur. Ketika mereka sadar, ternyata Hans sedang di peluk oleh Matt yang badannya lebih besar. Kemudian dari dalam lubang hitam keluar Fei, Philia, Lori, Cecil dan Rona yang langsung berlari menuju Shin dan lainnya. Fei langsung memeluk Shin, Lori mendekati Julis pelan2 karena masih mengamuk, Cecil memeluk Ignis yang memukul2 tanah, Philia memeluk Ellie yang terduduk diam dan Rona memeluk Sera yang berjalan ke kanan dan ke kiri tanpa tujuan saking bingung nya. "Tenang Hans, tenang, aku di sini. Tidak apa2 aku di sini." Kata Matt sambil mendekap Hans. "Pa..pa...papa....papa." Hans pun berubah menjadi wujud asli nya dan menangis tersedu2 di pelukan Matt. Shin pun yang di peluk Fei berubah menjadi wujud aslinya dan menangis di pelukan Fei sambil berteriak. "Shin...kamu sekarang tenang, aku sudah di sini...tenang ya anakku." Kata Fei ramah. "Ellie.....aku di sini...tidak apa2." Kata Philia sambil mendekap Ellie yang masih gemetar. Kemudian Ellie berubah menjadi wujud asli nya dan membalas pelukan Philia sambil menangis kencang dan berteriak. "Ignis ku manis...mama di sini....tenang ya." Kata Cecil sambil mendekap Ignis. Sama seperti yang lain, Ignis pun berubah kembali dan memeluk Cecil sambil menangis dan berteriak. Lori langsung menghampiri Julis yang kebingungan dan memegang katana nya sambil mengamuk. "Julis....sudah, taruh senjatamu nak, aku di sini...tidak ada apa2 percaya mama." Kata Lori sambil menangkap dan langsung mendekap Julis yang masih mengamuk. "Grrrh.....ma..ma....mama....." Teriak Julis yang kemudian berubah kembali dan langsung memeluk Lori sambil meraung2 dan menangis. "Sera tenang ya....aku di sini...aku bersama mu." Kata Rona sambil medekap Sera yang sedang bingung. "Mama.....mama...aku takut mama." Kata Sera yang kemudian berubah menjadi wujud aslinya dan membalas pelukan Rona sambil menangis tersedu2 dan berteriak2. Gempa pun berhenti dan reruntuhan kota yang kosong itu kini menjadi ramai berisi suara tangisan dan teriakan yang memecah keheningan. Lama baru mereka bisa tenang dan berhenti menangis. Kenyataan ini sangat menyakitkan bagi mereka. Sestelah semua tenang. "Celes, kamu boleh di sini, terima kasih sudah menuntun mereka." Kata Matt. "Sama2, aku mau pulang sebentar, ke papa dan mama." Kata Celes. Kemudian Celes berubah wujud menjadi seorang malaikat dan masuk ke portal lubang hitam. "Sekarang, Shin, Hans, Ellie, Ignis, Julis dan Sera, dengarkan, kami tidak bisa berlama2 di dunia, tujuan kami kesini untuk mencegah kalian mengamuk kalau kalian mengetahui kenyataan asal usul kalian. Kalian tidak perlu khawatir kan asal usul kalian, kami sayang sama kalian, di nadi kalian mengalir darah kami dan Kristal kami ada pada tubuh kalian." Kata Matt kepada semuanya. "Kalian tidak usah khawatir lagi sekarang, seperti yang aku bilang sama kalian, kami adalah orang tua kalian, cuma kami, dan tidak ada yang lain, kalian berasal dari kami 100%, kami sangat sayang sama kalian, kalian harus paham itu. Maaf aku tidak pandai berkata2." Kata Fei kepada semuanya. "Kami memohon ijin kepada Dewi Metatron untuk menemui kalian, karena kami benar2 ingin memeluk anak2 kami, jadi tolong di ingat, apapun yang terjadi kedepan nya, kalian bersama kami dan kami bersama kalian." Kata Philia. "Seperti sebelum nya kami bilang, kalian mewarisi kami, begitu juga kami yang mencintai kalian sepenuh hati. Ingat, selalu bersama dalam suka dan duka, jangan pernah ragu akan satu sama lain apapun yang terjadi, dan jangan percaya siapapun kecuali antar kalian sendiri. Kami selalu bersama kalian, kalian anak2 kesayangan kami. Tolong di ingat." Kata Lori. "Kalian tidak sendirian, mungkin cara lahir kalian tidak sama seperti yang lain, tapi kalian manusia dan benar2 manusia, kalian tidak perlu khawatir kalau kalian di asingkan, di jauhi, di anggap orang aneh. Tidak ada satu pun dari kami yang meanggap kalian seperti itu, bagi kami, kalian anak2 kami yang sangat berharga, jadi jangan takut dan khawatir lagi, kami selalu bersama dan sayang kalian selama2 nya." Kata Cecil. "Aku mewakili semua papa dan mama di sini, kami mencintai kalian, sebab kalian anak2 kami sendiri, jadi tegarlah, busungkan dada, jangan kecil hati, gelang pernikahan kami yang kalian pakai adalah ikatan kami dengan kalian, kami wariskan gelang itu kepada kalian, jadi kami akan selalu bersama kalian. Jangan pernah ragukan saudara, jangan pernah terpisah walau dunia melawan kalian. Kami sayang kalian." Kata Rona. "Papa....mama...." Kata Shin dan lainnya. "Maaf kami pergi dulu, waktu kami sudah habis.Tenanglah, tidak apa2, kalian manusia, kalian anak2 kami jangan pernah lupakan hal itu. Dan hanya kami orang tua kalian, tidak ada lagi. Hans sampai jumpa." Kata Matt tersenyum. "Sampai jumpa lagi anak2 ku. Shin sampai ketemu lagi." Kata Fei tersenyum sambil melambaikan tangan. "Sampai jumpa Ellie." Kata Philia. "Sera sampai ketemu lagi." Kata Rona tersenyum. "Ignis sampai ketemu lagi, aku menunggu kalian semua pulang." Kata Cecil tersenyum dan menitikkan air mata. "Sampai jumpa lagi Julis, aku akan terus mengawasimu dan lainnya. Mama sayang kalian." Kata Lori sambil tersenyum dan mengusap air matanya. Portal pun tertutup dan orang tua mereka menghilang menyisakan Shin dan lain nya yang masih terduduk lemas dan membentuk lingkaran. Kemudian mereka semua saling merangkul dan menangis bersama2. Setelah mereka tenang, mereka masuk lagi kedalam dan melihat lagi tabung2 tersebut. "Di sini aku lahir...." Kata Shin sambil memegang tabung nya. "Shin lihat ini, ada tulisan di sini." Kata Hans yang sedang jongkok di belakang konsol. Shin pun menghampiri Hans. "Baca ini, bisa ga ?" Tanya Hans. "Oh bisa, tulisan nya, asimilasi gen manusia bumi dengan half demon heroes of beginning dan batu ancient magic crystal, tujuan menciptakan gen manusia super menjaga perdamaian dunia. Hmm itu isi tulisan nya. Kita di ciptakan supaya menjaga perdamaian dunia." Kata Shin. "Kamu bicara apa Shin, aku ga tanya isi tulisan nya, aku tanya kamu bisa baca tidak, perhatikan...tulisan ini bahasa apa ?" Tanya Hans. "Oh iya ya, aku baru sadar. Coba semuanya sini." Kata Shin. Kemudian Ellie, Ignis, Julis dan Sera pun menghampiri Shin dan Hans. "Coba kalian baca, bersamaan dan bersuara." Kata Shin. Ke 4 nya pun membaca dengan suara keras bersamaan. "Wow kita di ciptakan untuk perdamaian dunia." Kata Julis. "Aku ga senang bahasa di ciptakan, aku dilahirkan." Kata Ignis. "Tapi, kita jadi punya tugas dong kalau begini." Kata Ellie. "Yah semua terjawab asal usul kita semua sekarang. Tertulis jelas di sini." Kata Sera. "Bukan itu, tapi sekarang aku tau kalian bisa baca." Kata Shin. "Oh bener juga, ini bahasa apa " Tanya Sera. "Iya ya, aku baru sadar kita semua bisa baca tulisan ini." Kata Ellie. "Iya, jangan kan kita Julis saja bisa loh....mengherankan." Kata Ignis meledek Julis. "Maksud mu apa ? Jelas lah aku bisa baca." Kata Julis kesal. "Hei kalian, lihat ini..." Kata Hans sambil memperlihat kan foto yang di ambil nya di meja. "Oh dimana ini ?" Kata Julis. "Wah tidak tahu...." Kata Ignis menjawab Julis. "Hmm bajunya aneh." Kata Ellie. "Langit nya biru sekali dan rumah nya design nya aneh." Kata Shin. "Nah kan, pada kemana2 lihat nya, lihat 4 orang yang di foto, bapak, ibu dan anak2 nya, perhatikan." Kata Hans. "Apanya yang aneh ? mereka manusia ?" Kata Julis. "Iya, apanya, aku tidak mengerti." Kata Ignis. "Hmm anak nya gemuk2 ya." Kata Ellie. "Kenapa ya ?" Tanya Shin. "Ya ampun......lihat rambut dan matanya dong. Ke 4 nya." Kata Hans. "Hitam....eh hitam...." Kata semuanya. "Akhirnya paham kan dan sekarang lihat tulisan di balik foto ini." Kata Hans sambil membalik foto nya. "Tokyo, 3010, Bumi." Kata Shin. "Ya, bumi. Jadi tau dong artinya." Kata Hans. "Kita orang bumi ?" Tanya Julis. "Naaaah yang selama ini kita kira tidak pintar malah bisa jawab haha." Kata Hans. "Maksudnya apa ? jangan ngeledek." Kata Julis cemberut. "Jadi maksudnya kita orang bumi gitu ? kita kan di lahirkan di dalam tabung2 itu." Kata Sera. "Ah aku ga peduli soal tabung, kita manusia bumi, manusia kuno, satu2 nya di dunia ini." Kata Hans. "Hahah benar2 Hans, kita orang bumi, wajar kalau kita lain sendiri. Kita spesies kuno." Kata Shin yang baru tersadar. "Jadi mulai sekarang asal usul kita dari bumi." Kata Ignis yang terlihat mulai ceria. "Yah benar, aku bangga aku manusia bumi, manusia yang belum ber evolusi menjadi demon." Kata Ellie. "Wah2 teori kalian meleset sedikit tapi benar sih." Kata Celes yang tiba2 muncul di belakang mereka. Shin dan lain nya pun menoleh dan kaget, mereka langsung menjauh dari Celes. "Ne san....tadi kemana?" Kata Shin. "Oh tadi aku pulang sebentar, kan orang tua kalian ke sini, jadi aku pulang sebentar ketemu papa dan mama." Kata Celes. "Haah..ne san, tau soal orang tua kami siapa ?" Kata Hans. "Tau dong, aku kan tunjukkan ke kalian semua ini, masa aku ga tau orang tua kalian." Kata Celes tersenyum. "Ne san, siapa ne san sebenarnya ?" Tanya Sera. "Oh aku, ahhh aku tunjukin deh." Kata Celes. Kemudian dia berubah menjadi seorang malaikat yang mempunyai tanduk kambing kecil di kanan dan kiri kepalanya. Semua pun kaget melihat perubahan Celes. "Ne san makhluk apa ?" Tanya Ellie ketakutan. "Sembarangan bilang makhluk, aku ras Celestial, aku anak Sariel dan Machina, namaku di ambil dari ras ku, nama asli ku Cyrael, susah kan, panggil Celes saja." Kata Celes yang berubah kembali menjadi wujud sebelum nya. "Katanya ne san anak peneliti kolega ayah angkat kami ?" Tanya Ignis. "Memang, celestial baru bisa berada di dunia ini kalau di lahirkan, tapi karena aku khusus dan punya tugas aku bisa memilih siapa orang tua ku di dunia. Dan di dunia aku baru berusia 25 tahun." Kata Celes. "Memang nya tugas ne san apa ?" Tanya Julis. "Menuntun para manusia bumi yang bercampur dengan demon menjadi ras baru, yaitu kalian. Dan ada satu tugas lagi, mengawasi dunia." Kata Celes. "Kok bercampur ras demon ?" Tanya Shin. "Orang tua kalian itu semuanya half demon dan darah mereka mengalir di kalian." Kata Celes. "Oh begitu, gpp lah, sama saja, pokok nya aku bukan kelinci percobaan." Kata Hans. "Ya benar Hans. Kalian manusia bumi yang khusus. Dan kenapa rambut dan mata kalian hitam sudah ngerti ya ? Di bumi banyak yang seperti kalian dulu hampir semua malah hahah. Sayang bumi sudah hancur." Kata Celes. "Trus ne san, mengenai gelang ini, kan katanya di dalam badan kami ada batu ancient magic crystal milik orang tua kami, lalu gelang ini fungsinya apa ?" Kata Sera. "Fungsinya menekan dan menyalurkan kekuatan kalian, Kristal kecil di gelang itulah yang berperan besar karena Kristal itu pecahan dari Kristal di tubuh kalian." Kata Celes. "Oh begitu, lalu siapa yang membuat gelang ini ?" Tanya Ellie. "Papa ku yang di depan itu, yang tadi kalian lihat." Kata Celes. "Oh....begitu, sekarang kami paham." Kata Shin. "Baiklah kalau sudah mengerti, sekarang kalian berubah dan siap2 mereka datang. Aku ngumpet dulu." Kata Celes yang langsung lari ke ruang sebelah. Tanpa pikir panjang mereka pun menekan Kristal di gelangnya dan berubah, kemudian mereka berbaris dan menunggu. Tak lama kemudian, datang sepasukan orang2 berbentuk dan bergerak dengan aneh. "Doll....senjata humanoid dari Phanteos." Kata Sera. "Tapi gerakan nya tidak seperti Doll biasanya." Kata Ellie. "Wah wah ternyata kalian ada di sini ya. Padahal aku sudah bilang kalian diam dulu, benar2 anak2 yang tidak penurut." Terdengar suara aneh dari orang berjubah di belakang pasukan Doll itu. "Aku tau siapa dia. Jangan gentar semua, ingat kata2 papa2 dan mama2." Kata Shin. "Iya, kami tau." Kata semuanya. Orang berjubah itu membuka jubah nya dan keluarlah wujud aslinya, seorang iblis humanoid dengan sayap kelelawar, berbadan kekar dan bungkuk, di kepala, siku, pundak dan lutut muncul tanduk panjang, Wajah nya manusia yang mempunyai taring panjang. "Papa Loren." Kata Shin dan lainnya. "Anak2 nakal harus di hukum. Serang. " Kata Demon Loren. Pasukan doll yang banyak jumlah nya pun maju dan menyerang mereka. Shin dan lainnya pun maju menghajar pasukan Doll dengan tendangan dan tonjokan. Doll hancur hanya sekali pukul oleh mereka, dan sama sekali tidak bisa menandingi kekuatan mereka. "Segini saja ?" Tanya Ignis. Dan dalam sekejap pasukan Doll pun habis. "Kurang ajar....aku sendiri yang akan membasmi kalian." Kata Demon Loren. Dia pun langsung maju menyerang sambil terbang. Hans melopat dan menangkap Demon Loren dari depan, Shin langung menyerang dengan 3 cakar yang keluar dari armor kedua punggung tangan nya dan menusuk badan Demon Loren. "Agh.....awas kalian...aku akan kembali." Kata nya. Kemudian Demon Loren mengeluarkan asap hitam dari dalam tubuh nya dan menghilang meninggalkan Loren yang pingsan. "Ugh...siapa...dimana aku." Kata Loren yang sadar. Celes langsung menghampiri Loren dan menduduk kan nya. "Prof Loren, masih ingat aku ?" Tanya Celes. "Oh anaknya Paul, loh kok kita di sini ? Mana Alden dan Sarmax ?" Tanya Loren. "Prof Loren, sekarang sudah 10 tahun berlalu sejak penelitian berakhir dan meninggal nya Prof Alden, apa sudah ingat ?" Kata Celes. "Apanya, baru kemarin malam aku bertemu dengan nya, masa dia meninggal ? Lagipula mereka siapa ?" Kata Loren menunjuk ke Shin dan lainnya. "Mereka anak2 yang dulu di bawa Prof Alden, masih ingat ?" Kata Celes. "Ah anak2 Alden kan baru berumur 5 tahun, aku ga mengerti." Kata Loren. "Baik prof, aku cuma menguji saja, aku ceritakan semuanya." Kemudian Celes menceritakan semuanya kepada Loren. "Oh jadi begitu ceritanya dan aku sekarang sudah menikah, nama istriku Christina yang tadinya adalah pacar ku, baiklah sekarang aku mengerti semuanya." Kata Loren. Kemudian dia berdiri dan menghampiri Shin dan lain nya. "Maaf aku sudah menyusahkan kalian. Rumah kalian yang berada di midgar akan aku balik nama menjadi milik kalian saja, sebagai permohonan maaf ku. Kalian silahkan pindah lagi ke midgar." Kata Loren sambil menunduk. "Baik, sensei." Kata Shin. "Terima kasih, maaf aku di kendalikan oleh iblis itu selama 10 tahun lebih, aku tidak tau apa2 sekarang, tapi aku akan berusaha menjalankan tugas ku, jadi tolong kembalilah ke Midgar, semua surat2 nya aku yang urus.Soal Christina tolong jangan bilang apa2 padanya, 10 tahun yang lalu aku masih berkencan dengan nya dan belum menikahi nya. Berhati2 lah kepada Sarmax, sebab sepertinya aku bukan satu2 nya yang di rasuki." Kata Loren. "Kalau begitu baik sensei, kami akan pulang ke Midgar, kami memang sebenarnya senang di sana." Kata Hans. "Iya benar dan terima kasih rumah nya, kami dengan senang hati menerimanya." Kata Ellie. "Tidak usah pikirkan kami, kami pasti baik2 saja." Kata Ignis. "Benar sensei, fokus saja ke keluarga sensei." Kata Julis. "Terima kasih selama ini, walau di rasuki tapi sensei yang mengurus kami, sekarang tidak apa2, kami bisa mandiri." Kata Sera. "Terima kasih kalian semua, terima kasih." Kata Loren menunduk berterima kasih. "Oh ya sensei, mohon maaf, ini jam nya aku kembalikan, sekarang aku sudah tidak membutuhkan penyamaran lagi." Kata Shin sambil tersenyum dan memberikan jam nya yang sudah dia lepas. "Oh benarkah ? baik, aku menghargainya. Lagipula bukan aku yang menyuruh kalian menyamar." Kata Loren. "Aku juga ya sensei, terima kasih segalanya." Kata Hans sambil memberikan jam nya. "Maaf aku juga sensei, saat ini aku bangga akan diriku sendiri, jadi tidak perlu penyamaran." Kata Ellie. "Ini sensei, aku kembalikan, terima kasih sudah baik sama kami semua." Kata Ignis sambil memberikan jam nya. "Sensei, ini punyaku, aku kembalikan, terima kasih bantuan nya." Kata Julis. "Ini punya ku sensei, aku juga kembalikan, terima kasih semuanya sensei." Kata Sera. "Baiklah, kalian sudah tumbuh jadi anak yang baik dan tangguh, maafkan aku selama ini yang memisah2kan kalian dan mencoba membunuh kalian barusan. Terima kasih, aku permisi dulu." Kata Loren. "Terima kasih sensei." Kata Mereka sambil menunduk. Mata mereka ber 6 pun mulai berkaca2. "Baiklah, aku antar sensei dulu ke atas, kalian tunggu di sini sebentar, ada yang mau aku bicarakan." Kata Celes. "Baik ne san." Jawab semuanya. Kemudian Celes pun mengantar Loren naik keluar. Ke 6 nya melihat mereka keluar, lalu mereka pun menangis. "Bye2 papa." Kata Ignis mewakili yang lain. "Baiklah, setelah ini kita hanya ber 6, aku yakin kita ber 6 pasti mampu melakukan apapun." Kata Shin. "Iya, aku juga yakin, selama kita bersama tidak ada lagi yang bisa menghalangi kita, orang lain mau bilang anak terkutuk kek aku ga perduli, aku anak bumi." Kata Hans. "Haha aku juga, anak bumi, bagus aku suka. Selama kita ber 6 bersama, tidak masalah, kita bersaudara, sesama anak bumi." Kata Ignis. "Setuju, kita ber 6 satu2 nya anak bumi di planet ini, kita harus bangga. Terserah yang lain mau anggap apa. Aku tidak perduli, aku punya saudara anak2 bumi." Kata Ellie. "Aku anak bumi, aku bersama saudaraku akan melindungi planet ini, karena aku tinggal di sini, walaupun hanya tersisa kita ber 6 di planet ini, aku tidak masalah." Kata Julis. "Aku juga, aku tidak takut lagi, aku sekarang bersama saudara2 ku, aku tidak perduli dengan yang lain selama aku bersama dengan saudara2 ku." Kata Sera. "Ok sekarang kita sudah sembuh total, diri kita yang lama sudah hilang tadi, sekarang kita baru. Uooooh." Kata Shin berteriak sambil menangkat kepalan nya. "Uooooh." Sambut semuanya. "Ngomong2 baru, nama tim superhero kita apa nih ? Masa Tokutasu ga punya nama." Tanya Hans. "Hmm apa dong, masa anak2 bumi." Kata Shin. "Mata hitam hahah." Kata Ellie. "Jelek, rambut dan mata hitam hehe." Kata Ignis. "Ah kacau, jangan pakai fisik, planet hitam." Kata Julis. "Walah lebih hancur lagi, 6 superhero saja." Kata Sera. "Wah ga ada yang bener, sebentar tadi aku baca bagus." Kata Hans yang langsung lari ke meja dan mencari sesuatu. "Nah ada, nih lihat..." Kata Hans sambil menyodorkan 2 buah kertas kuno yang sudah sobek. "The Black...Earth." Kata Shin membaca kertas yang di gabungkan oleh Hans. "Hmm The Black Earth Heroes ?" Tanya Julis. "Wah, bener2 pintar sekarang Julis, aku kagum." Kata Hans. "Apaan sih, jangan ngeledek terus." Kata Julis cemberut. "Ok berarti nama tim kita The Black Earth Heroes, ga kalah dari Heroes of Beginning." Kata Shin. "Ga mau, Black nya di hilangakan, jadinya Earth's Hero." Kata Sera. Tiba2 terdengar suara tepuk tangan dan sorak2 di kepala mereka, kemudian kembali sunyi. "Ah....papa2 dan mama2 setuju." Kata Shin. Mereka semua pun tertawa di depan tabung2 di ruangan itu. Tak lama kemudian Celes pun datang. "Wah kalian rupanya bersenang2, begini, kalian sekarang tau musuh kalian yang sebenarnya, kedepan nya, mereka akan sering datang menemui kalian, kalian harus siap, sampai kita bisa menemukan cara membasmi mereka. Ini aku di titipi orang tua kalian." Kata Celes memberikan sebuah kantong kepada Sera. "Apa ini ne san ?" Tanya Sera. "Ini adalah item box, bentuk nya memang kuno tapi ini sangat berguna, kalian bisa membawa barang sebanyak mungkin. Dan satu lagi, untuk sementara biaya hidup kalian akan di tanggung orang tua kalian, mereka menitipkan ini untuk kalian." Kata Celes sambil memberikan sebuah koper berisi uang tunai senilai 1 miliar uro (nama mata uang di negara Oceania) yang bisa di gunakan di Oceania."Karena Midgar adalah kota internasional, maka mata uang ini berlaku di sana, untuk aman nya kalian tabung di bank saja." Kata Celes. "Baik Ne san, kami terima." Kata Shin sambil mengambil kopernya dan menaruh nya di item box. "Wah praktis ya, bisa masuk ke dalam kantong." Kata Hans. "Iya, bisa bawa banyak barang." Kata Ellie. "Asik2 aku kalau belanja baju tinggal masukin ke situ." Kata Ignis. "Hmm aku bisa beli banyak barang." Kata Julis. "Ok ok, aku juga mau beli banyak buku." Kata Sera sambil membetulkan kacamatanya. "Ini tiket penerbangan ke Midgar besok pagi, sekarang kalian pulang dulu, nanti kita bicara lagi." Kata Celes. "Ne san ikut ke atas." Tanya Shin. "Iya dong, ayo jalan." Kata Celes. Semuanya pun menuju gedung lift tabung dan masuk ke dalam. Mereka pun naik ke atas. "Ne san, aku mau tanya, berarti tadi di kereta ne san memang sengaja mau ketemu kita ya ?" Kata Hans. "Oh yang tadi murni kebetulan, hari ini tujuan ku ke sini cuma mau ambil dompet, eh malah ketemu kalian." Kata Celes. "Oh begitu. Kirain khusus, rada kecewa nih." Kata Julis. "Loh kok, memang kebetulan, aku cuma bisa menunggu kalian datang dan tidak boleh mencari kalian. Itu tugas ku." Kata Celes. "Jadi ne san di dunia ini terus dong, trus sekarang gimana ?" Tanya Ellie. "Loh aku kan bilang, aku tinggal di dunia, cuma aku punya tugas khusus sebagai celestial, lagipula aku juga punya keluarga kok, suami ku juga celestial dan kami mempunyai anak berumur 5 tahun." Kata Celes. "Haa ne san sudah menikah ? kok bisa ?" Kata Ignis. "Wah maksudnya kok bisa apa ? ya bisa dong, suami ku kan juga bertugas di dunia, kita kan sama2." Kata Celes. "Oh gitu ne san, tapi ne san tadi kan pulang katanya ?" Kata Sera. "Ya, tadi aku nyolong2 saja, cuma buat ketemu papa dan mama saja, terus di titipi barang2 sama orang tua kalian dan di deportasi ke sini." Kata Celes. "Jadi musuh kami benar2 di dalam kubus itu ya ne san." Kata Shin. "Ya, di dalam kubus itu, 1 hari sama dengan 1 tahun, dan kubus itu sudah dari 600 tahun yang lalu, bayangkan saja, mereka sudah hidup ribuan tahun." Kata Celes. "Iya benar, bukan tidak mungkin mereka sudah ber evolusi." Kata Hans. "Benar, makanya kalian harus hati2, kalau kalian gagal dan dunia di kuasai mereka, terpaksa aku dan suami ku bertindak. Memulai semuanya dari nol." Kata Celes. "Waduh jangan ne san, kami akan berusaha maksimal." Kata Shin. "Hehe itu kan kalau kalian musnah baru tugasku jalan, kalau tidak mah ga masalah. Tidak usah terlalu ngotot, hidup saja bahagia seperti biasa." Kata Celes. "Baik ne san, terima kasih banyak." Kata Ellie. "Iya ne san, terima kasih." Kata Ignis. "Kita sudah hampir sampai, kalian pulang saja gpp, aku nanti di jemput suami ku dan anakku, mereka ada di Chappy land sekarang." Kata Celes. "Baik ne san." Kata semuanya. Kemudian mereka pun keluar dari basement ruin istana kemudian naik ke atas dan keluar dari bawah patung di taman. Shin dan lainnya langsung keluar gedung museum dan menuju stasiun kereta. Mereka pun pulang ke rumah dan berberes, semua barang mereka masukkan ke item box. "Aku mau beli ranjang." Kata Shin. "Hah kenapa ? emang ranjang yang sekarang kenapa ? aku gendut ya ?" Tanya Ignis panik. "Bukan itu, kita kalau tidur bertiga kan, apa kalian ga kesempitan ?" Tanya Shin. "Umm aku sih ga masalah." Kata Ellie. "Aku juga ga kok." Kata Ignis. "Ah....begitu ya." Kata Shin. "Kamu kesempitan ya Shin ?" Tanya Ellie. "Kalian berdua kalau tidur berantakan, itu masalah nya. Aku mau beli ranjang yang bisa kalian berputar2 di ranjang." Kata Shin. "Hehe maaf." Kata Ignis. "Iya maaf hihi." Kata Ellie. Sementara di kamar Hans. "Yap sudah pasti aku besok beli ranjang baru." Kata Hans yang tidak bisa bergerak karena kaki Julis ada di wajah nya dan badan nya di tindih oleh Sera yang sudah tidur pulas. Paginya mereka langsung ke bandara dan terbang menuju Midgar, ternyata mereka memang dari awal tidak di pindahkan oleh Loren, jadi mereka memang tetap terdaftar di Akademi Midgar. Sementara di alam dewa, Matt, Fei, Lori, Philia, Cecil dan Rona saling merangkul satu sama lain melihat anak2 nya terbang kembali ke kota Midgar dengan tersenyum bangga. "Hmm mereka belum tau ya, kalau mereka sudah lahir sejak 500 tahun yang lalu dan tertidur sebagai bayi berumur 1 tahun di tabung sampai 15 tahun lalu." Kata Cecil. "Jangan bicara yang tidak perlu." Kata semuanya. "Dan wajah mereka adalah wajah kita semua waktu masih di jepang hehe." Kata Rona. "Sudah di bilang, jangan bicara yang tidak perlu." Kata semuanya lagi.

The Outcast Next Generation : Heroes of DimensionWhere stories live. Discover now