Chapter 8 New head master at Midgar International Academy, Preparation for war

1 0 0
                                    

Libur musim panas pun tinggal beberapa hari lagi, setelah kembali dari Porttown bersama dengan teman2 mereka, Shin dan lainnya berlatih mengasah jurus2 mereka yang di berikan oleh orang tua mereka di sebuah pegunungan dan tinggal sementara di bekas kota kuno yang sudah tidak di tinggali. "Fiuuuh capenya......ngomong2 Shin kapan kita mau pulang ? seminggu lagi kita masuk sekolah kan." Kata Hans. "Yah 1 atau 2 hari lagi saja, aku sedikit betah di rumah besar ini haha seperti rumah bangsawan jaman dulu." Kata Shin. "Hahaha iya, halaman nya luas dan dekat dengan gunung bersalju tempat kita latihan." Kata Hans. "Ngomong2 yang lain mana ? Kok kita hanya berdua di sini ?" Tanya Shin. "Mereka masih di gunung, kata mereka tanggung." Kata Hans. "Dah seminggu lebih papa2 dan mama2 kita tidak menghubungi kita." Kata Hans lagi. "Katanya mereka lagi membantu alam mereka untuk mempersiapkan serangan karena alam mereka juga terancam katanya." Kata Shin. "Hmm ini bukan urusan internasional lagi, interdimensi juga jadinya." Kata Hans. "Iya, semoga mereka tidak memaksakan diri." Kata Shin. "Hmm mereka jelas lebih kuat jauh dari kita, tapi kekuatan musuh juga kita tidak tahu sampai seberapa, selama ini sih, yang menyerang rasa nya cuma anak2 buah nya saja." Kata Hans. "Kami pulang....." Kata Ellie, Ignis, Julis dan Sera yang baru datang. "Selamat datang di rumah." Jawab Shin dan Hans. "Kalian lagi bahas apa ?" Tanya Ellie. "Oh cuma ngobrol2 saja, sudah seminggu lebih orang tua kita belum menghubungi kita." Kata Shin. "Iya benar, mereka lagi sibuk." Kata Julis. "Makanya kita sekarang latihan saja biar lebih baik dari sebelum nya." Kata Ignis. "Benar, kita sementara fokos ke kita dulu. Lagipula minggu depan sudah mau sekolah lagi." Kata Ellie. "Eh teman2, aku mau kasih lihat, tadi aku foto di gunung dan Chappy sepertinya menggali nya. Lihat deh....." Kata Sera memperlihat kan foto di hp nya. "Kok sepertinya gua ya ? dan kalau di lihat di foto ini, Chappy sepertinya tau tempat ini." Kata Shin. "Aku tadi kesana tapi ga liat apa2, semuanya putih." Kata Julis. "Iya aku juga sempat lewat ke sana, biasa aja tuh." Kata Ignis. "Gimana kalau besok kita cek ?" Tanya Shin. "Ok, aku juga penasaran kalau begini." Kata Hans. "Iya, seperti nya Chappy mau ke sana." Kata Sera. "Baiklah, malam ini kita makan dulu lalu tidur." Kata Shin. "Okay." Kata lainnya. Kota yang sudah menjadi reruntuhan itu adalah kota Azer yang berjarak sekitar 7 km dari pegunungan tempat mereka berlatih. Mereka tinggal di rumah besar yang dulunya bekas rumah seorang noble. Malam itu, Ellie terbangun dari tidurnya. "Huaaah...aku mau ke toilet." Kata Ellie dalam hati. Dia melihat Shin dan Ignis sudah tertidur lelap. Kemudian dia turun dari ranjang nya dan pergi menuju toilet. Setelah dia keluar, "Wrooof...grrr...wrof." Ellie mendengar suara Chappy di bawah sedang menggeram kan sesuatu. Ellie pun turun dan mengecek kondsi di bawah, terlihat Chappy sedang menghadap tangga menuju basement sambil bersiaga. Melihat itu Ellie pun mulai hati2 dan menghampiri Chappy. "Ada apa Chappy, kamu lihat apa ?" Tanya Ellie sambil melihat ke bawah. "Wooof." Kata Chappy yang langsung berlari ke dalam menuruni tangga. "Chappy......duh mau kemana ?" Kata Ellie yang mengejar Chappy. Mereka pun tiba di penjara bawah tanah dan di ujung lorong ada sebuah ruang yang di pakai untuk penyiksaan." Uh...ruangan apa ini...bau." Kata Ellie sambil menutup hidung nya. "Woof woof...." Kemudian Chappy langsung berlari dan masuk ke ruang penyiksaan di ujung. Nb : ruang di ujung adalah tempat dulu sewaktu Fei dan lainnya menemukan ibu mereka yang ditangkap. "Chappy.....ayo dong...jangan kesitu." Kata Ellie sambil mengejar Chappy. Mereka pun masuk ke dalam ruang penyiksaan itu. Chappy terus mengendus2 meja besar di tengah ruangan yang biasa di gunakan untuk menyiksa tahanan. Tiba2 Chappy menengok ke arah Ellie sambil menggoyangkan buntut nya. "Hmm kamu menemukan apa ?" Tanya Ellie sambil jongkok di sebelah Chappy. "Woof woof woof." Kata Chappy sambil memasukkan moncong nya ke bawah meja. "Hmm ada apa ?" Tanya Ellie. Chappy berusaha memasukkan moncong dan tangan nya ke bawah meja. "Coba ku lihat...." Kata Ellie sambil menurunkan kepala nya ke kolong meja. "Oh maksud mu ini ya Chappy...tapi ini lantai. Eh...." Tanpa sengaja, ketika menarik tangan nya, Ellie menekan lantai yang menonjol. Tiba2 di dinding terletak persis di sebrang lorong terbuka. Di dalam nya terdapat lorong dari besi yang hi tech, sama seperti ketika bersama Celes masuk ke ruin istana di bawah reruntuhan akademi di kota lama Oceania. "Apa ini......Chappy." Kata Ellie yang melihat Chappy berlari masuk ke lorong itu. "Aduh....apa aku masuk ya ?" Tanya Ellie yang masih terpaku di depan dinding yang terbuka. "Ellie....." ada suara di belakang Ellie. "Hiyaaa....km Shin, jangan kagetin aku." Kata Ellie sambil memukul2 Shin. "Aku terbangun dan kamu ga ada, makanya aku cari, lalu aku mendengar gonggogan Chappy dan suara mu di bawah sini. Kamu menemukan lorong apa ini ?" Kata Shin yang langsung maju melihat ke dalam lorong. "Tidak tahu, aku tadi sama Chappy, dia seperti mau mengambil sesuatu di bawah meja itu dan aku coba melihat kebawah, kemudian memasukkan tangan ku, karena tidak ada apa2, aku menarik tanganku keluar dan tidak sengaja menekan lantai yang berada di bawah meja itu." Kata Ellie sambil menunjuk mejanya. "Sekarang Chappy nya mana ?" Tanya Shin. "Dia langsung lari ke dalam sewaktu dinding selesai terbuka." Kata Ellie. "Ok, ayo kita masuk." Kata Shin. "Eh...kamu ga mau panggil yang lain ?" Kata Ellie. "Mereka tidur, kita aja dulu yang masuk." Kata Shin. "Oh ok....ayo." Kata Ellie sambil memegang baju Shin. "Hey...kalau di pegang gini mana bisa maju. Kamu takut ?" Tanya Shin. "Berisik...aku tidak takut...ayo maju pelan2." Kata Ellie. Mereka pun mulai memasuki lorong pelan2. Tiba2 terdengar seperti seseorang sedang bertarung. Mereka pun langsung berlari ke arah suara itu. Ketika sampai terlihat Chappy sedang melawan seorang Zombie. "Undead....ada undead di sini." Kata Ellie. "Kita tolong Chappy." Kata Shin yang langsung maju dan meninju kepala zombie itu. Kepala zombie itu pun hancur terkena pukulan Shin, tapi badannya masih bergerak, Ellie langsung menembak badannya dengan pistol nya dan Zombie tidak bergerak lagi. "Kenapa ada Zombie di sini, bukannya undead sudah tidak ada setelah jaman papa2 dan mama2 ?" Tanya Shin. "Mungkin sisa jaman dulu yang terkurung di sini, lihat saja pakaiannya, lagipula sekali pukul hancur, berarti dia sudah lama di sini." Kata Ellie. "Ugh tapi bau nya ampun deh.....tangan ku jadi bau." Kata Shin. "Woof.....wooof." Kata Chappy sambil menjulurkan lidah dan mengibaskan ekornya, kemudian dia langsung lari dan terus masuk ke dalam lorong. Shin dan Ellie terus mengikuti Chappy, mereka tidak tahu seberapa jauh mereka berjalan. Akhirnya setelah lama berjalan, Chappy berhenti di satu pintu dan berusaha untuk masuk dengan menggali di bawah pintu sambil berbunyi memelas. "Hmm....aku akan buka pintu ini, seperti nya ada sesuatu di balik nya, siap2 Ellie." Kata Shin yang langsung memasang kuda2. "Stop sebentar Shin, coba tekan tombol di sebelah pintu nya,." Kata Ellie. Shin pun melihat tombol itu dan langsung menekan nya. Pintu pun terbuka, di balik pintu ternyata sebuah ruangan yang cukup besar dan di tengah ruangan ada 2 buah tabung berbentuk telur, satu besar dan satu kecil. "Ruangan apa ini.....lihat Ellie, banyak buku2 dan album foto." Kata Shin. Ellie pun mengamati ke dua telur yang berada di tengah. "Yang besar tulisan nya sudah tidak terbaca, yang kecil Zeronax bacanya. Sepertinya ini kapal Dragonian kalau dilihat dari tulisan2 dan gambar di dinding." Kata Ellie. "Coba baca ini Ellie...." Kata Shin sambil menyerahkan bagian belakang buku. "Oh rupanya yang di kapsul kecil ini adalah anak nya, tapi sekarang kosong. Lihat Shin, Chappy tidur disini, seperti nya dia tau ruangan ini." Kata Ellie. "Hmm Pria dalam foto ini yang sedang menggendong anak nya, sepertinya aku pernah lihat fotonya dimana ya ? Dan dia sepertinya bukan manusia." Kata Shin. "Wow kalau aku baca surat di buku yang kamu kasih ini Shin, berarti umur ruangan ini sudah 2600 tahun lebih. Hebat." Kata Ellie. Tiba2 Chappy berdiri, kemudian terdengar banyak langkah kaki menuju ke tempat Shin dan Ellie. Shin langsung berdiri di depan Ellie. "Hati2 Ellie....." Kata Shin bersiaga. Lalu dari kejauhan terdengar suara orang yang menangis. "Aku takut Shin....." Kata Ellie mendengar suara itu, tanpa sadar dia sembunyi di belakang Shin sambil memegang tangan nya. "Ada aku, kamu tenang...." Kata Shin yang sebenarnya juga dia takut tapi karena tidak ada pilihan lain jadi dia tegar. Suara langkah kaki yang banyak pun semakin mendekat bersamaan dengan suara tangisan nya. "Siap2 Ellie....mereka datang." Kata Shin yang mulai memasang kuda2 nya. "Uhhh....." Kata Ellie yang membenamkan wajah nya di punggung Shin. Tiba2 suara langkah kaki pun berhenti hanya tedengar suara isak tangis. Suasana pun jadi hening. "Wroof." Chappy pun menggonggong dan Hans langsung masuk ke dalam dengan tinjunya, Shin yang kaget pun langsung meninju, tinju keduanya pun beradu dan menimbulkan geteran keras. "Aaaaah kamu toh.....jangan bikin kaget dong." Kata Shin. "Hiyaaa kirain apa.....bilang dong kalau di dalam." Kata Hans. Ignis, Julis, dan Sera pun masuk, mereka berada di belakang Hans. Sera menangis tersedu2. "Loh kok menangis Sera ?" Tanya Ellie. "Dari begitu kita masuk lorong dia sudah nangis." Kata Ignis. "Aku tidak tahu, tau2 air mataku keluar sendiri.....ruangan ini....aku kenal ruangan ini." Kata Sera yang langsung masuk melihat2 dan berdiri di depan kapsul kecil. "Loh nama ini....ini nama mama Ronanta, nama dragonian nya. Kok bisa ada di sini ?" Tanya Sera. "Sebentar....jadi maksudnya mama Ronanta lahir di kapsul ini ?" Tanya Shin. "Bukan, aku sendiri ga ngerti tapi yang pasti dia bukan lahir di sini." Kata Sera. "Mungkin kamu tau kalau lihat ini...." Kata Ellie yang memberikan sebuah foto keluarga kuno. Didalam nya ada seorang pria yang aneh bentuk nya dan sedang menggendong anak kecil bertanduk satu dari ras dragonian, di sebelah nya ada wanita dragonian, istri pria itu dan ibu dari anak nya. "Aku yakin.....ini mama Ronanta. Dan ini papanya....dia sepertinya dari ras demon." Kata Sera. "Haah" Teriak semuanya. "Tunggu2...kalau anak yang di foto ini adalah mama Ronanta kemudian jika membaca surat ayah nya, berarti...." Kata Shin. "Benar, mama Ronanta umurnya sudah 2600 tahun lebih, dia paling tua di antara yang lain." Kata Sera. Mereka semua pun tersentak kaget. "Eh Sera, kamu bisa baca ini...." Kata Ignis yang memberikan sebuah buku catatan kecil. "Oh.....sebentar....iya aku bisa baca....hari ini aku bermain bersama chappy, lalu aku mendapat teman lagi di hutan, karena cape aku pulang dan tidur...selamat malam mama. Itu bacanya....ini buku harian anak kecil." Kata Sera. "Masa kecil nya mama Ronanta ? tapi kalau di buku itu tertulis ada Chappy berarti Chappy sekarang umur berapa ?" Tanya Hans. Semua pun menoleh ke Chappy yang sedang tidur. "Aku pikir semenjak kita tau papa2 dan mama2 kita adalah Heroes of Beginning, sudah tidak ada lagi hal yang bikin aku kaget, ga tau nya sekarang aku kaget haha." Kata Julis. "Pantas aku menangis dan sedih ketika masuk ke sini, berarti dari kecil mama sendirian di sini." Kata Sera. Semua pun terdiam. "Kalau di pikir2, mama Ronanta umurnya paling tua, tapi di banding sama yang lain dia terlihat paling muda....kok bisa ya ?" Tanya Ignis. "Lalu buku harian ini, bahasanya adalah bahasa kuno yang sudah hilang sejak lama. Aku bisa baca karena aku nyambung sama mama. Dari tulisannya jelek sampai akhirnya jadi bagus, dan isinya semua bersama Chappy. Kasihan mama." Kata Sera dengan air mata yang mengucur deras. "Teman2 lihat ini, tumpukan buku ini semua nya buku tentang magic kuno yang seharusnya sudah ga ada." Kata Ellie. "Dan peta ini, peta semasa papa2 dan mama2 masih hidup, kalau di lihat reruntuhan kota yang kita tinggali, namanya kota Azer." Kata Shin. "Kalau boleh saran, sebaiknya kita jangan bawa keluar apapun dari sini." Kata Ellie. "Setuju, semua ini harus kita simpan rapat2, ini semua sejarah papa2 dan mama2 kita." Kata Shin. Tiba2 tedengar seperti sesuatu yang runtuh di atas mereka. Chappy pun berlari keluar. "Chappy....." teriak mereka. Kemudian mereka pun keluar menyusul Chappy yang tiba2 berhenti di sebuah pintu besar dan mengibaskan ekornya. "Coba kita buka." Kata Shin. Kemudian dia menekan tombol di samping pintu dan pintu langsung terbuka. Mereka semua pun masuk kedalam. "Ruangan apalagi ini ? dinding nya batu, tidak seperti di dalam." Kata Julis. "Ini tombola pa ya....." Kata Ignis sambil mengamati tombol di dinding batu itu. "Jangan tekan Ignis." Teriak Shin. "Eh......ups." Kata Ignis yang jarinya sudah menekan tombol itu. Pintu langsung tertutup dan ruangan pun begetar. "Seperti naik lift dan naik ke atas." Kata Julis. "Aaaargghhh kemana lagi ini." Kata Hans. "Hehe maaf." Kata Ignis. "Kita siap2, tidak tau di atas dimana dan ada apa." Kata Shin. Tiba2 getaran nya berhenti dan mereka melihat sekeliling, mereka sadar kalau mereka sedang berada di sebuah ruangan. "Grrrr...." Chappy pun menggeram melihat pintu dari kayu yang menutupi ruangan itu. "Hati2, aku akan buka pintunya." Kata Shin. Dia pun langsung mendorong pintu kayu itu hingga terbuka. Mereka sangat terkejut karena banyak Zombie di balik pintu itu. "Hei hei hei ayo pergi dari sini...." Kata Julis. "Iya, ayo, tekan lagi Ignis tombol nya." Kata Ellie. "Ga bisaa...aduh gimana nih." Kata Ignis yang terus menekan2 tombol nya. Chappy pun keluar dan menyerang zombie2 itu yang berjumlah banyak. "Ayo kita bantu Chappy, hati2 semuanya." Kata Shin yang langsung maju menyerang di susul oleh Hans yang berada di belakang nya. Dalam sekejap zombie itu pun tumbang oleh Shin, Hans dan Chappy. "Kalian kenapa masih di dalam." Kata Hans. "Ugh baunya....cepat keluar, kita cari jalan keluar dari sini." Kata Shin yang berbicara kepada Ellie, Ignis, Julis dan Sera yang menutup hidung nya. "Ini...Zombie2 dari masa papa2 dan mama2." Kata Sera sambil menutup hidung nya. "Iya pakaian nya aneh2." Kata Ellie yang juga menutup hidung nya. "Heeey ke sini...." Panggil Hans yang bersama Chappy yang sedang menggali tanah. Mereka semua pun menghampiri Hans. "Oh ini yang runtuh tadi, berarti kita sekarang berada di dalam gua." Kata Shin. "Ayo bantu Shin, batu yang menutupi gua ini tinggal sedikit, sekali dorong beres." Kata Hans. Mereka kemudian mendorong batu besar itu dengan mudah dan batu itu jatuh ke depan. Mereka pun berlarian keluar gua. "Akhirnya.....udara segar." Kata Ignis. "Ini di mana ?" Tanya Julis. "Ini kan....gunung tempat kita latihan dan itu kotanya....." Kata Ellie. "Eh iya, kita jalan cukup jauh juga ternyata, berarti lorong tadi menghubungkan gunung ini dengan reruntuhan kota." Kata Shin. "Lalu apa kita kubur lagi gua nya ? Supaya tidak ada yang masuk lagi ?" Tanya Sera. "Ya, kita tutup saja. Hans pakai jurus mu, tapi jangan full ya." Kata Shin. "Ok, aku coba." Kata Hans. Hans langsung mengeluarkan aura berwarna kuning nya dan memukul ke tanah. Tiba2 terjadi longsor yang langsung menutupi gua itu dan menguburnya."Dah beres, semoga terkubur selamanya, tidak perlu ada yang tau soal magic kuno dan demon." Kata Hans. "Yap bener, cukup kita saja yang tau." Kata Shin. Kemudian mereka berubah dan langsung terbang pergi ke reruntuhan kota. "Kalian berdua, begitu sampai tolong mandi ya, kalian bau." Kata Ellie kepada Shin dan Hans sambil terbang. Libur musim panas pun berakhir, mereka akhirnya mulai masuk sekolah lagi. Akademi masih dalam masa berkabung karena meninggal nya kepala akademi Prof Loren dan istrinya Prof Christina. Pagi hari pertama masuk sekolah, semua siswa akademi segala angkatan berkumpul di aula untuk mengikuti orientasi sekaligus memperkenalkan kepala akademi yang baru.. "Huuaaah ngantuk." Kata Hans. "Iya sama huaaah." Kata Julis. "Orientasi nya panjang sekali, ketua student council rupanya suka berbicara ya." Kata Ignis. "Iya, heran, dia bisa berbicara tanpa henti dan tanpa minum selama hanpir 1 jam." Kata Sera. "Kalian jangan gitu, kita dengarkan saja." Kata Ellie. "Nah dia sudah memberikan pesan penutup, habis ini perkenalan kepala akademi, mudah2an ga macam2 lagi." Kata Shin. "Maksudnya ?" Tanya Ellie. "Pertama Loren sensei di rasuki makhluk aneh, kemudian Sarmax sensei kerasukan gorila, mudah2an yang baru ini normal." Kata Shin. "Hehe bener, dunia lagi genting, jangan nambah kerjaan kita." Kata Hans. "Justru itu, kita harus waspada kalau2 mereka menyusup." Kata Sera. "Aku harap jangan." Kata Ellie. "Ngomong2, orang tua kita kemana ya ? Sudah lama nih ga bicara sama kita." Kata Ignis. "Soal itu aku juga penasaran, padahal aku tuh mau ucapkan terima kasih sama mama Lorianne buat obat nya waktu itu." Kata Julis. "Lihat, kepala akademi yang baru di panggil." Kata Sera. Melihat kepala akademi yang baru memasuki podium, secara tidak sadar mereka berteriak "Jeremi nii san ?" Katanya memecah keheningan. Semua murid dan guru pun menoleh ke mereka dengan pandangan heran dan kesal karena mengganggu. "Ehem.....Selamat pagi murid2 semuanya......" Jeremi pun mulai orientasi nya. "Ternyata bukan orang biasa hehe." Kata Shin. "Nii san di sini pasti ada Nee san juga." Kata Hans. "Tuh di kanan, sepertinya dia jadi sensei di sini." Kata Julis. "Iya benar, Nee san duduk di paling ujung deretan sensei2. " Kata Ellie. "Bagus lah, akademi ini jadi aman dan tidak mungkin Nii san di susupi makhluk aneh." Kata Ignis. "Aku mau tanya soal orang tua kita ke Nii san dan Nee san nanti." Kata Sera. "Nanti istirahat sama2 kita ke kantornya." Kata Shin. Orientasi dan perkenalan pun selesai. Mereka semua kembali ke kelas. "Pengumuman bagi siswa dan siswi yang di panggil, di harapkan segera ke ruang kepala akademi. Shin Earth, Hans Earth, Ellie Earth, Ignis Earth, Julis Earth, Sera Earth. Sekian pengumuman, terima kasih." Speaker di ruang kelas mengumumkan. "Nah ga perlu menunggu makan siang." Kata Shin. "Ayo ke sana." Kata Sera. Kemudian mereka semua keluar kelas dan langsung ke ruang kepala akademi. Di dalam, Jeremi menunggu sambil duduk di kursi nya dan Celes ada di samping nya. Wajah mereka sangat serius dan menatap Shin, Ellie, Ignis, Hans, Julis dan Sera yang baru masuk. Melihat Jeremi dan Celes, Shin dan lainnya pun menjadi tegang dan tidak bicara apa2. Jeremi dan Celes terus menatap Shin dan lainnya yang membuat mereka jadi salah tingkah. "Honey, aku bener2 ga bisa mempertahankan kalau harus serius begini hahahaha." Kata Jeremi sambil tertawa terbahak2 melihat Shin dan lainnya. "Sama Honey aku juga hahahah." Kata Celes yang juga tertawa terbahak2. "Kalau kita di panggil ke sini cuma buat di kerjain nii san dan nee san, kita balik ke kelas lagi." Kata Sera cemberut. "Hey hey maaf, jangan marah, aku dan istriku cuma bercanda. Ayo duduk, ada yang harus aku bicarakan sama kalian." Kata Jeremi yang berdiri dan berpindah duduk ke sofa di depan mejanya. Celes pun duduk di sebelah Jeremi. Shin dan lainnya duduk di sofa besar di sebrang Jeremi. "Sekarang serius ya, aku langsung saja kepada intinya. Ada 4 berita, 1 baik dan 3 buruk." Kata Jeremi. "Berita baik nya dulu nii san.." Kata Shin. "Berita baiknya, perang tidak akan terjadi, karena saat ini ke 2 alam dewa sudah menutup gerbang dan portal dari alam musuh. Jadi kita sekarang aman." Kata Jeremi. "Ahhhh baguslah, berarti sekarang damai lagi." Kata Shin. "Iya aku lega sekali." Kata Hans. "Nii san dan nee san, kenapa wajah nya begitu ?" Tanya Ellie dengan cemas. "Iya kok tiba2 berubah ?" Tanya Julis. "Apa berita buruk nya nii san, nee san ?" Tanya Ignis. "Sekaligus nanti ada yang mau kami tanyakan." Kata Sera. Jeremi pun menggandeng tangan Celes. "Aku beritahu. Berita yang pertama, pasukan yang berada di bulan masih tetap di bulan, sekarang mereka tidak bisa kembali ke dimensi mereka, jadi mereka akan tetap menyerang kita, di perkirakan pasukan mereka berjumlah 2 juta orang / makhluk. Pemerintah dunia akan menutup akses setiap negara sementara sampai situasi aman. Pemerintah juga mengirimkan pasukan untuk menyerang pasukan yang masih berada di bulan. Berita ke 2, alam kehidupan milik ke 2 alam dewa, saat ini tidak bisa berkomunikasi satu sama lain, jad orangtua kalian tidak bisa menghubungi kalian dan ke sini lagi, batas waktunya sampai kapan tergantung situasi nya." Kata Jeremi. "Oh begitu, pantas mereka sudah 2 minggu ini tidak menghubungi kami." Kata Shin. "Iya, tapi gpp asal mereka baik2 saja." Kata Ignis. "......" Ellie diam saja sambil menunduk, wajah nya terlihat sedih dan ingin menangis. "Hey Ellie, kamu kenapa ?" Tanya Julis yang berada di sebelah nya. "Cerita Ellie ada apa." Kata Sera. Jeremi dan Celes pun menunduk. "Ada apa sebenarnya nii san dan nee san ?" Tanya Hans. "Apa isi berita yang ke 3 nii san ?" Tanya Shin. Jeremi lalu menoleh ke arah Celes seperti meminta persetujuan. Celes pun mengangguk dengan wajah sedih. "Begini, sebelum nya aku minta kalian tetap tenang dan dengarkan. Berita yang ke 3 adalah mengenai orang tua kalian. Ketika alam dewa memutuskan untuk menutup lubang2 dimensi di alam kehidupan dan alam dewa itu sendiri, orang tua kalian mohon kepada Dewi Metatron supaya mereka di ijinkan masuk ke dimensi lain itu. Mereka juga minta setelah mereka pergi, semua portal di tutup. Itulah sebab nya mereka di ijinkan pulang ke dunia ini selama 1 hari untuk menemui kalian. Mereka pergi 2 minggu lalu bersamaan dengan tertutup nya portal. Mereka mempunyai alasan kenapa mereka melakukan itu. Istriku yang akan menjelaskan." Kata Jeremi. "Jadi begini, sebenarnya mereka berpesan padaku tidak perlu bicarakan alasan mereka kepada kalian. Tapi menurut ku kalian harus tau, alasan mereka adalah supaya kalian hidup dengan bahagia di dunia dan tidak perlu mengalami kepahitan. Mereka tidak mau kalian terlibat masalah ini. Karena itulah mereka bermaksud mengakhiri semuanya di dimensi lain itu, seperti yang mereka lakukan 600 tahun lalu dengan tidak melibatkan siapa2. Nah sebelum mereka berangkat, mereka menitipkan surat untuk masing2 kalian dan 1 surat untuk semuanya. Aku dan suami ku akan keluar dulu, silahkan kalian baca surat nya. Aku taruh di meja." Kata Celes sambil menaruh surat2 nya di meja. Kemudian Jeremi dan Celes pun keluar ruangan. Di luar "Maaf Honey, aku tidak mencertitakan yang sebenarnya." Kata Jeremi. "Iya aku mengerti honey, aku pun sama." Kata Celes sambil menggenggam tangan Jeremi. Mendengar berita yang terakhir, mereka pun diam. Shin mengambil surat yang untuk mereka semua dan mulai membacanya. "Dear Shin, Hans, Ellie, Ignis, Julis dan Sera. Apa kabar ? Kalau kalian baca surat ini berarti kami semua sudah pergi. Maaf kan kami yang pergi tanpa mengabari kalian, kalau bisa kami sebenarnya ingin selalu di samping kalian. Tapi sekarang belum saat nya, kami yakin suatu hari nanti kita akan sama2 lagi, tapi bukan sekarang. Kalian semua harus bahagia dan hidup yang nyaman, bersenang2lah, jangan membebani diri dengan persoalan dunia, belajar lah yang giat untuk masa depan yang cerah. Terima kasih sudah menjadi anak2 yang baik buat kami, kami semua yakin kalian pasti akan berhasil sebab kalian semua anak2 yang pintar dan baik. Kami tidak akan apa2 dan kami pasti kembali ke kalian, jangan pernah kalian berpikir untuk menyusul kami, sebab kami sudah janji kepada kalian. Kami sayang dan mencintai kalian semua tanpa terkecuali. Salam sayang Matthew, Lorianne, Feiruss, Philiandra, Cecilia, Ronanta." Kata Shin membacakan nya. "Papa2 dan mama2 menangis menulis surat ini, bekasnya terlihat jelas......papa2, mama2 kenapa begini....." Kata Shin sambil menagis dengan deras. "Papa Matthew...mama2....papa Feiruss, kenapa....kenapa tinggalkan kami." Kata Hans yang juga menangis deras. "Papa2 dan mama2 aku berjanji akan nurut dan belajar jadi tolong pulang......jangan tinggalkan kami." Kata Julis sambil menangis tersedu2 di pelukan Hans. "Papa2, Mama2, aku kangen, 2 minggu saja kalian tidak menghubingi kami, aku kangen. Tolong marahi kami lagi, tolong jewer dan cubit kami lagi.......aku mohon..." Kata Ignis sambil menangis di pelukan Shin. "Mama2 dan Papa2, kenapa kalian tidak jujur dan menyuruh aku menyimpan sendiri, aku sedih mama2, benar2 sedih, baru aku merasa di perhatikan, baru aku merasa punya keluarga, sekarang harus terpisah lagi......" Kata Ellie yang menangis tersedu2 di pelukan Shin. "Haha pertanyaan ku secara tidak langsung di jawab sama papa2 dan mama2, mama Ronanta, baru aku mau cerita kami menemukan rumah mama, baru aku mau bilang aku senang sama rumah mama. Kenapa tinggalkan kami, kami mau ikut, kami kuat dan bisa bantu kalian." Kata Sera sambil menangis tersedu2. "Ini surat dari papa2 dan mama2 untuk kita masing.2." Kata Shin sambil membagikan surat nya kepada yang lain. Setelah semua di bagikan, Shin membuka surat nya. "Dear Shin, apa kabar ? haha maaf papa ga pandai bicara, dari dulu sampai sekarang. Begini Shin, papa mau minta tolong sama kamu. Papa minta kamu pimpin semua saudara kamu, sebab saat ini terlihat mereka semua mengikuti mu, tapi tetap, kamu harus terbuka ke mereka dan meminta pendapat mereka, jangan mementingkan kepetingan mu sendiri utamakan kepentingan bersama, aku yakin kamu bisa, percaya diri lah, kamu tidak sendiri lagi seperti dulu, kamu adalah anak kebanggan papa. Jaga diri baik2 ya dan jaga saudara2 mu, selamat tinggal. Salam sayang Feiruss Astoria." Selesai membaca surat nya Shin langsung menunduk dan menangis tersedu2. Hans pun membuka surat nya. "Dear Hans, sebelum nya maaf ya, papa pergi ga bilang2 sama kamu, papa mau kamu mulai sekarang, menjadi perisai untuk saudara2 mu, papa tau kamu itu cepat dalam bertindak dan bagus nya keputusan kamu kebanyakan tepat, baik dalam pertarungan atau kehidupan, jadi kamu harus selalu menjadi kakak yang menjaga semua saudara mu. Kamu tidak usah menjadi pemimpin, tapi kamu harus menjadi ekor supaya kamu bisa melihat semua yang berjalan di depan mu dan menjaga juga merangkul mereka dari apa yang ada di belakang mu. Kamu anak kesayangan dan kebanggan papa, maaf papa yang tidak bisa menemani mu berkembang, tapi papa yakin kamu bisa melebihi papa. Terima kasih ya Hans, papa sayang kamu selamanya. Matthew Astoria." Hans pun menangis tersedu2 dan berlutut di lantai sambil bersujud. Ellie juga membaca surat nya. "Dear Elliehem, mama sangat sayang sama kamu, mama mengerti kesusahan dan penderitaan kamu selama ini, kadang ke pekaan kamu membuat kamu menderita, mama juga seperti itu, tapi mama minta sama kamu supaya kamu menikmati kepekaan mu itu, karena kamu sekarang tidak sendiri, kamu sekarang sudah punya keluarga yang sayang sama kamu. Maka dari itu, mama minta kamu bisa menjadi tiang yang menopang semua saudaramu, jangan biarkan mereka sendirian, temani mereka, dukung mereka dan support mereka, tapi di lain sisi mama juga minta kamu bahagia, senang dan tidak terbeban apapun. Mama bangga melihat kamu yang sekarang, mama yakin masa depan kamu cerah. Mama pergi dulu ya. Salam sayang Philiandra Astoria." Ellie langsung memeluk Shin dan berteriak sambil menangis tersedu2. Ignis juga membaca surat nya. "Dear Ignis, Ignis ku sayang, mama sekarang pergi dulu, tapi kamu tidak usah khawatir, kamu punya saudara2 yang sayang sama kamu, mama minta kamu selalu dukung saudara2 mu, kalau mereka sedih hiburlah mereka, kalau mereka marah ajak mereka bercanda, kalau mereka menangis usap air matanya, karena mereka pun akan berbuat yang sama untuk kamu, jangan pernah kecewakan saudara2 mu. Percayalah sama mama, kamu sudah tidak sendiri lagi. Satu hal lagi, sama seperti mama yang mendukung papa Feiruss dan mama Philiandra, kamu juga harus terus mendukung Shin dan Ellie, Tapi bukan berarti hanya mereka, ke semua pun kamu harus dukung, seperti yang mama bilang di atas. Kamu anak yang mama banggakan, mama yakin kamu bisa jauh melebihi mama. Mama sayang kamu selamanya. Salam sayang Cecilia Astoria." Ignis pun berlutut dan menangis dengan deras, kemudian Shin dan Ellie menghampiri nya dan memeluk nya. Mereka pun menagis ber 3. Julis membuka surat nya dan membacanya. "Dear Julis. Sebelum nya mama mau minta maaf sama kamu karena mama suka marah2 sama kamu, kamu sama seperti mama, kita berdua selalu cuek, tidak perduli apapun dan kurang perhatian. Kamu tidak pernah menunjukkan perasaan mu yang sebenarnya, sama seperti mama dulu, waktu mama masih sendirian. Sekarang mama minta sama kamu, kamu sudah tidak sendirian lagi, mereka yang ada bersama mu adalah saudaramu, kamu boleh terbuka dengan mereka, kamu juga boleh bercerita apapun kepada mereka, mama yakin mereka akan mendengarkan mu, tidak usah takut akan apapun, hadapi dan jangan pernah sekalipun kamu lari. Ingat, sekarang kamu tidak sendirian seperti dulu. Mama sayang sekali sama kamu, dan mama bangga sekarang kamu bisa keluar tanpa merasa minder dan tidak percaya diri. Pertahan kan ya Julis. Mama berharap kamu bahagia dan senang selalu. Mama pergi dulu ya sayang. Salam Sayang Lorianne Astoria." Julis langsung meraung2 dan menangis. Hans pun mendekati nya dan mereka pun berpelukan. Sera mulai membuka surat nya. "Dear Sera, Terima kasih ya, kamu selalu menemani mama sampai sekarang. Mama sayang sekali sama kamu, kamu benar2 anak kebanggaan mama. Sekarang mama mau kamu gunakan kepintaran dan ilmu mu untuk membantu saudara2 mu, kamu benar2 anak yang pintar dan kritis, kamu bisa mempelajari sesuatu dalam sekejap, mama saja tidak bisa seperti kamu, mulai sekarang kamu harus berani, kamu sudah tidak sendiri seperti dulu, banyak2 lah bicara dengan saudara2 mu. Jangan takut untuk mengajari mereka kalau mereka tidak bisa melakukan sesuatu, percayalah tidak akan ada yang menghina dan membully mu lagi seperti dulu, yakin lah kepada saudara2 mu. Jangan pernah terpisah dari Hans dan Julis, peluklah mereka selalu. Mama benar2 senang dan bangga punya anak kamu, benar2 bangga. Mama yakin masa depan mu akan cerah dan bahagia selamanya, nanti kita buat video lagi sama2 ya haha. Suatu saat nanti mama akan ajak kamu ke rumah mama. Mama pergi dulu ya Sera sayang. Salam sayang Ronanta Astoria." Sera pun langsung bersujud dan berteriak2 sambil menangis. Hans dan Julis pun menghampiri nya dan langsung memeluk nya, mereka pun menangis ber 3. Suasana di dalam ruangan penuh tangis dan teriakan. Jeremi dan Celes yang menunggu di depan ruangan pun berpelukan dan menangis. Setelah semua tenang, "Berarti malam itu adalah malam terakhir kita bertemu mereka. Kalau saja aku menyadari nya." Kata Shin. "Sama, kalau aku menyadari nya aku pasti akan memilih untuk ikut, aku rasa kalian sama." Kata Hans. "Aku sebenarnya sudah merasa waktu itu, tapi mama Philiandra melarang aku bicara. Sampai akhirnya kita menenggelam kan pulau dan di jewer oleh nya, kalau begini aku mau di jewer lagi......" Kata Ellie yang langsung menangis. "Aku juga heran, tiba2 mama ajak aku berlatih dan dia mengajarkan jurus padaku, harus nya aku sadar saat itu." Kata Ignis. "Aku menyesal karena pingsan, sehingga aku tidak bertemu dengan mama Lorianne yang diam2 memberikan kita obat, aku benar2 kangen dia, biasanya dia suka berbicara di kepalaku, walau kadang cuma bilang selamat pagi." Kata Julis. "Di surat mama katanya suatu hari mau ajak kita lihat rumah nya, padahal aku sangat ingin bercerita pada nya kalau kita sudah ke rumah nya, aku dulu orang nya kaku dan tidak bisa bergaul, yang mengajarkan semua itu mama sampai dia buat video tentang kita secara diam2....aku kangen mama." Kata Sera. Semua nya pun terdiam. "Sekarang, aku mau tanya pendapat kalian, walau ini bertentangan dengan surat papa2 dan mama2, aku mau ikut penyerangan ke bulan, aku mau cari cara untuk membawa papa2 dan mama2 kembali ke sini, karena walau mereka menyuruh kita bahagia dan hidup dengan tenang, tapi tanpa mereka, aku tidak bisa, memang kedengaran nya egois dan tolol, tapi inilah isi hati ku yang aku yakin kalian semua sama. Jadi aku minta pendapat kalian." Kata Shin. "Itulah Shin, hal yang aku suka dan kagum dari kamu, kamu bisa mengerti isi hati kita semua dan menyuarakan nya, tidak perlu di tanya lagi, aku ikut." Kata Hans. "Iya aku juga sama, biasanya aku menentang hal2 seperti ini, tapi kali ini lain karena seperti yang Shin bilang, aku pun memiliki perasaan yang sama dengan kalian. Aku ikut." Kata Ellie. "Sangat setuju, tidak usah di tanya lagi, aku sama dengan semuanya, kalau ada Shin dan Ellie tentu juga ada Ignis. Aku ikut." Kata Ignis. "Nah ini yang aku tunggu2, hebat kamu Shin, tentu saja aku selalu sama Hans dan Sera, aku ikut dan harus ikut." Kata Julis. "Setelah mendengar usulan Shin otak ku langsung berpikir bagaimana cara menembus dimensi dan membantu papa2 dan mama2 melawan dimensi jahat itu, aku selalu bersama Hans dan Julis, tolong andalkan aku. Aku ikut." Kata Sera. "Sekarang kita bicara sama Nii san dan Nee san supaya di ijinkan ikut pasukan penyerang ke bulan. Apapun yang terjadi nanti, suka dan duka, susah dan senang, kita ber 6 selalu bersama......." Kata Shin sambil menjulukan kepalan nya ke tengah. Hans, Ellie, Ignis, Julis dan Sera langsung menempelkan kepalan mereka ke kepalan Shin.Wajah mereka semua terlihat yakin dan percaya diri, juga wajah yang menemukan tujuan dan harapan. Tiba2 Jeremi dan Celes, masuk ke ruangan. "Nii san...kami...." Belum selesai Shin berbicara, Jeremi menampar Shin dengan keras. "Fiuuuuh lega, aku sudah tau maksud nya ga usah bicara. Jujur saja, aku di titipi oleh orang tua kalian untuk menjaga kalian, sampai pemerintah meminta kalian ikut penyerangan tidak ku gubris. Tapi melihat keyakinan dan wajah kalian, aku akan mengupayakan nya." Kata Jeremi. "Terima kasih nii san." Kata ke 6 nya menunduk. "Kalian yakin ya, aku sudah menyampaikan pesan orang tua kalian dan apa maksud mereka bertindak begtu. Kalian mau melanggar nya ?" Tanya Celes. "Kami tidak melanggarnya, kami mau membawa mereka pulang." Kata Shin tegas. "Ok aku pun akan sama kalau di posisi kalian, kadang2 orang tua perlu di langgar juga pesan nya hehe." Kata Celes. "Ya sudah, nanti aku kabari kalian, penyerangan nya tidak akan terjadi dalam waktu dekat, karena semua perlu persiapan matang, sementara itu kalian sekolah dulu seperti biasanya." Kata Jeremi. "Baik Nii san Nee san, terima kasih." Kata ke 6 nya. "Baiklah sekarang kalian keluar dulu dan masuk ke kelas, mengenai penyerangan dan lainnya tolong jangan bilang siapa2." Kata Jeremi. "Baik Nii san, kami permisi." Kata ke 6 nya. Kemudian mereka pun keluar. "Oh ya, Hans temani aku sebentar bicara sama Nii san dan Nee san, kalian duluan saja." Kata Shin. "Ok, kalian duluan saja." Kata Hans. "Baik." Jawab Ellie, Ignis, Julis dan Sera. Shin dan Hans kembali masuk ke dalam. "Shin dan Hans ngapain ya ?" Tanya Ellie. "Aku sih percaya sama mereka." Kata Ignis. "Bukan nya ga percaya, tapi pengen nemenin aja." Kata Ellie. "Ga usah khawatir Ellie, Shin itu pemimpin kita, dan Hans wakil nya haha." Kata Julis. "Memang sih, kalau tidak ada Shin kita ga akan bisa sampai ke sini." Kata Sera. "Aku juga merasa begitu, memang kalau ga ada Shin mungkin sampai sekarang kita masih mencari asal usul kita, dan kalau ga di jaga Hans kita pasti sudah tamat." Kata Ignis. "Benar, aku bersyukur selama ini ada mereka." Kata Ellie. "Papa Matthew pernah bilang, Shin bisa memimpin sama seperti dia, dan Hans bisa menjaga sama seperti papa Feiruss, walau terbalik tapi aku bersyukur haha." Kata Sera. "Cuma kalau mereka berantem aku ga senang." Kata Ellie. "Sama...." Kata Ignis, Julis dan Sera. Mereka pun masuk ke kelas. Pulang sekolah, "Kita tunggu di sini sebentar ya." Kata Shin yang berada di gerbang akademi. "Mau kemana memang nya ?" Kata Ellie. "Ada yang mau di bicarakan sama Nii san dan Nee san." Kata Hans. "Oooo...." Kata Ellie, Ignis, Julis dan Sera. Tak lama kemudian Jeremi dan Celes menjempun mereka dengan mobil nya. Mereka pun segera naik. "Sekarang kita mampir dulu ke suatu tempat." Kata Jeremi. Mobil pun langsung berjalan pergi melintasi kota. Akhirnya setelah menempuh jarak yang lumayan, mereka sampai di sebuah gereja tua. "Ayo masuk." Kata Jeremi yang langsung masuk membawa berkas dan menggandeng Celes. Mereka pun langsung masuk ke depan altar. Celes pun berbalik. "Sekarang kalian berdiri berdampingan, Shin di kiri bersama Ellie dan Ignis, Hans di kanan bersama Julis dan Sera." Kata Celes. Mereka pun langsung melakukan apa yang di minta Celes tanpa bertanya. Sebenarnya Ellie, Ignis, Julis dan Sera penuh dengan tanda tanya, tapi karena Shin dan Hans biasa saja, mereka jadi ikut biasa saja. Tiba2 Celes berubah wujud menjadi malaikat. "Sekarang aku tanya. Shin bersediakah menerima Ellie dan Ignis dalam suka duka dan hanya maut yang bisa memisahkan kalian. Hans bersediakah menerima Julis dan Sera dalam suka duka dan hanya maut yang bisa memisahkan kalian ?" Tanya Celes. "Aku bersedia." Jawab Shin dan Hans lantang. "Ellie dan Ignis bersediakah menerima Shin dalam suka duka dan hanya maut yang bisa memisahkan kalian. Julis dan Sera bersediakah menerima Hans dalam suka duka dan hanya maut yang bisa memisahkan kalian ?" Tanya Celes. Ellie, Ignis, Julis dan Sera pun saling menoleh dan melihat satu sama lain. Kemudian mereka pun menjawab. "Kami bersedia." Kata mereka serempak. "Saat ini aku sudah nikahkan kalian dengan janji kalian, selamat, silahkan mencim mempelai nya." Kata Celes. Ellie, Ignis, Julis dan Sera yang mendengar perkataan Celes kaget dan langsung menangis. Shin pun mencium Ellie dan Ignis, begitu juga Hans yang mencium Julis dan Sera. Celes pun kembali ke wujud semula. "Nah sekarang kalian semua tanda tangani surat nikah ini, semua sudah sesuai syarat, minimal umur 15 tahun, kalian warga negara ini. Di surat nama calon istri ada 3, karena laki2 boleh mempunyai istri sampai 3 orang, ini peraturan dunia dalam hal kependudukan." Kata Jeremi sambil memberikan pen kepada Shin dan Hans. Mereka semua pun menandatangani surat itu. "Selamat ya, sekarang kalian sudah resmi menikah." Kata Jeremi. "Jujur aku masih tidak percaya haha." Kata Ellie. "Sama aku juga, benar2 mengagetkan." Kata Ignis. "Aku juga masih belum bisa percaya, walau senang." Kata Julis. "Sama aku juga, tapi aku bahagia." Kata Sera. "Kalian tau ? tadi Shin dan Hans kembali kantor suami ku kan, nah mereka minta supaya resmi dulu menikah baru berangkat berperang." Kata Celes. "Oh begitu, aku pikir mereka mau mebicarakan hal2 yang menyangkut perang, karena kalau ada kami mereka susah untuk bicara soal itu." Kata Ellie. "Oh begitu, pantas di kelas mereka diam saja." Kata Ignis. "Tapi kenapa ga bilang kita ya ?" Kata Julis. "Karena kalau bilang kita, jadi ada perlu persiapan dan lain2, akhirnya malah makan waktu, bener kan ?" Kata Sera. "Hahaha benar, mereka bilang begitu memang." Kata Celes. "Padahal ku pikir minimal menikah pakai gaun hiks." Kata Ignis. "Oh tenang sudah di siapkan. Kan berkas harus di foto, lihat tuh, mereka sudah ganti baju." Kata Celes. Shin dan Hans keluar memakai tuxedo dan langsung ke tengah. "Ayo kalian ganti baju." Kata Celes. Ellie, Ignis, Julis dan Sera langsung menghampiri Shin dan Hans. "Begini ya, aku senang akhirnya aku dan ignis menikah sama kamu, tapi ini tanpa persiapan dan lain nya, jadi kami ber 4 sepakat. Papa Matthew kan bilang umur 17 baru boleh nikah, nah karena sekarang kita nikah, jadi kami ber 4 minta nanti di tanggal hari ini 2 tahun lagi kita pesta. Karena kami banyak yang mau di undang." Kata Ellie mewakili semuanya. "Benar2...." Ignis, Julis, dan Sera mendukung Ellie. "Tapi maksud papa Matthew kan bukan pesta melainkan hal yang itu, dan kami berencana walau sekarang kita sudah nikah untuk hal itu nanti baru kita lakukan pada umur 17 tahun." Kata Shin. Kemudian Ellie, Ignis, Julis dan Ellie pun saling menoleh dan membahas nya. "Nee san yang mereka maksud hal itu apa." Kata Ellie. "Aaaah sini semua, maksudnya adalah....." Kata Celes berbisik. "Apaaaaaaaa........" Teriak ke 4 nya. Mereka langsung kembali ke Shin dan Hans. "Maaf ya untuk hal itu harus secepat nya di lakukan setelah menikah." Kata Ellie. "Benar, enak aja nunggu sampe ber umur 17 tahun, yang nunggu sampe ber umur 17 tahun pesta aja, hal itu mulai nanti malam." Kata Ignis. "Benar, harus ada hal itu setelah menikah. Tidak bisa di tunda karena sudah mendesak." Kata Julis. "Hal itu boleh di lakukan sekarang, pesta yang akan kita lakukan saat kita berumur 17 tahun, maksud kata2 papa aku revisi." Kata Sera. Shin dan Hans pun kaget. "Kok jadi gini Hans." Tanya Shin bingung. "Lah kenapa tanya aku ?" Kata Hans lebih bingung. "Wah bagus itu, tandanya mereka benar2 serius sama kalian dan kalian harus menghargai mereka hehe. Selamat ya dan banyak minum pembangkit stamina.....percayalah kalian akan membutuh kan nya. Selamat berjuang." Kata Jeremi sambil mengacungkan jempolnya. Mereka ber 2 tidak tahu harus senang atau sedih mendengar perkataan Jeremi. Akhirnya setelah berdebat panjang, Shin dan Hans kalah. Karena merasa menang ke 4 nya langsung masuk dan ganti baju memakai gaun yang sudah di siapkan. Kemudian mereka berfoto, Shin di tengah, Ellie di kiri memegang bunga dan Ignis di kanan memegang bunga, kemudian bergantian Hans di tengah, Julis di kiri memegang bunga dan Sera di kanan memegang bunga. Setelah selesai berfoto mereka pun pulang. Jeremi dan Celes mengantar ke 6 nya sampai rumah dan langsung pulang. Keesokan harinya di kelas. "Wow, kalian ceria sekali dan terlihat segar pagi ini, pasti ada yang terjadi ya." Kata Frea. "Hehe seru pokok nya." Kata Ignis. "Haha iya, ga sangka bisa selama itu." Kata Ellie. "Pokok nya mantap deh. Nanti lagi ya hahaha" Kata Julis. "Hehe iya, kayak nya masih kurang hehe." Kata Sera. Sementara itu. "Hoi Shin, Hans, kalian kenapa ? Kayak orang bergadang dan kerja keras semalaman." Tanya Robert heran melihat Shin dan Hans yang lemas dan mengantuk. "Kita perang sampe pagi....." Jawab Shin dan Hans sambil tiduran di meja. "Menang ga ?" Tanya Clyde. "Terjajah pada akhirnya....." Jawab Shin dan Hans lemas. Sebulan pun berlalu tanpa terasa. Jeremi dan Celes datang ke rumah Shin dan lain nya di Midgar. "Sorry mengganggu waktu libur kalian, aku kesini mau mengabarkan, untuk penyerangan ke bulan akan di lakukan 3 tahun lagi setelah semua perlengkapan luar angkasa selesai di persiapkan." Kata Jeremi. "Apa tidak terlalu lama nii san, menunggu sampai 3 tahun ?" Kata Shin. "3 tahun untuk mengembangkan proyek luar angkasa, aku rasa sudah sangat cepat, karena saat ini kita teknologi kita masih belum menjangkau ke sana." Kata Jeremi. "Hmm seandainya pesawat dragonian yang kita temukan tidak rusak kita bisa pergi lebih cepat." Kata Hans. "Apa maksud kalian, tempat mama kalian ? Hmm aku rasa bisa." Kata Jeremi. "Maksud nii san kita bisa pakai pesawat nya ?" Tanya Shin. "Bukan2, pesawat itu sudah tidak bisa di pakai, maksudku kita bisa pinjam teknologi nya dan menggabungkan nya dengan teknologi saat ini." Kata Jeremi. "Oh bisa ya nii san." Kata Ignis. "Serahkan padaku, aku akan bentuk satu tim untuk memulai mempelajari teknologi nya, apa kalian ijinkan ?" Tanya Jeremi. Shin dan lainnya pun saling melihat satu sama lain. "Kami ijinkan nii san, tapi kalau bisa kamar mama jangan di sentuh sama sekali." Kata Shin. "Pasti tidak akan di sentuh, lagipula di dalam tidak ada teknologi yang bisa di pakai di kamar itu." Kata Jeremi. "Baiklah nii san. Kami percaya sama nii san dan nee san." Kata Shin. "Satu lagi, karena kami tidak bisa kembali ke alam dewa dan Quina juga sudah di titipkan ke papa dan mama sebelum koneksi dimensi di putus, kami berdua akan ikut kalian menyerang bulan." Kata Jeremi. "Woaah asik dong, ada nii san dan nee san, kita bisa menang mudah." Kata Julis. "Haha jangan berlebihan, kita tidak tau kekuatan musuh seberapa besar." Kata Jeremi. "Tapi kita jadi tenang kalau ada Nii san dan Nee san." Kata Ellie. "Pokok nya untuk sekarang aku mau kejar dulu teknologi kita, supaya kita bisa pergi, aku butuh waktu maksimal 1 tahun." Kata Jeremi. "Hmm honey sebentar ya, aku ada perlu sama Ellie, Ignis, Julis dan Sera." Kata Celes. "Oh kenapa nee san ?" Tanya Ignis. "Apa ada yang penting nee san ?" Tanya Julis. "Iya ada yang penting, begini, aku tau ini weekend dan kalian libur,aku juga tau kalian ada di rumah sendiri, tapi apa ga bisa kalian pakai pakaian yang benar ?" Tanya Celes. "Maksudnya nee san ?" Tanya Ellie. "Maksudnya adalah kenapa kalian pakai lingerie dan pakaian dalam tapi berada di ruang tamu, terus terang sejak masuk aku sudah menanhan nya ingin bilang ke kalian. Jujur aku risih sekali." Kata Celes. "Oh ini...biar gampang nee san." Kata Sera. "Aaahhhh Honey, gimana kalau kita pulang. Mereka punya acara." Kata Celes. "Eh...ya sudah, yang penting untuk saat ini kalian ijin kan ya, aku dan tim masuk ke dalam pesawat itu tanpa menyentuh kamar Ronanta san." Kata Jeremi. "Iya nii san." Kata Shin. "Dah Honey, kita pulang. Atau kamu mau melihat mereka yang seksi2 itu ?" Kata Celes. "Ah tidak kok Honey, kamu lihat sendiri kan dari tadi aku bicara menghadap tembok, lagi pula coba lihat wajah Shin dan Hans. Ada kata tolong di dahi mereka." Kata Jeremi. "Ah sudah lah ayo pulang....." Kata Celes. "Iya iya honey.......maaf kan aku, berjuanglah......" Kata Jeremi yang langsung keluar bersama Celes. "Nii saaaan....hiks." Kata Shin dan Hans. Setelah itu, Jeremi dan Celes langsung meneliti kapal peninggalan ras dragonian jaman dahulu bersama dengan tim yang sudah di tunjuk mereka. Selama menunggu, Shin dan lain nya terus mempersiapkan diri dan berlatih setiap sepulang sekolah. Waktu pun berlalu, sekolah sudah memasuki masa liburan musim dingin. Shin dan lainnya mulai berlatih kembali di gunung. Suatu hari, Shin pergi ke gunung sendirian untuk bermeditasi. Dia langsung bermeditasi di sebuah gua di belakang air terjun di pegunungan. Shin bermeditasi dengan khusyuk tanpa terganggu sedikit pun. Kemudian Shin mengalami sesuatu yang dia belum pernah mengalami sebelum nya, dia merasakan pergi ke tempat yang sangat jauh, dia merasakan terbang melayang menembus cahaya sampai akhirnya dia tiba di sebuah kota yang dia tidak pernah lihat sebelum nya. "Aku dimana ? Kota apa ini ?" Tanya Shin. Dia terus melihat ke sekeliling, banyak bangunan tinggi yang berderet, jalanan besar dan taman yang indah. Kemudian dia mendekati sebuah papan petunjuk yang ada di kota itu. "Tulisan yang aneh, tapi aku bisa baca......Shibuya.....apa artinya ?" Kata Hans. "Artinya kamu sekarang berada di kota tokyo wilayah Shibuya." Ada suara di belakang nya yang menjawab pertanyaan nya. Shin langsung menengok dan melompat mundur sambil memasang kuda2 nya. "Hei hei tenang, masa kamu mau melawan diri sendiri." Kata seseorang yang berada di depan nya."Siapa kamu ?" Tanya Shin yang hanya bisa melihat bayangan karena terhalang kabut. Kemudian bayangan itu mendekat dan akhirnya keluar kabut. Shin pun kaget melihat sosok nya, karena sosok nya sama persis dengan dirinya hanya saja baju nya berbeda. "Si..siapa kamu sebenarnya ?" Tanya Shin. "Aku ? Aku adalah kamu dan kamu adalah aku, aku adalah bagian dari dirimu yang tertidur. Aku papa mu." Kata Yuuya. "Papa ? Papa Feiruss ?" Kata Shin. "Benar, tapi aku bukan papa mu di jaman sekarang, aku adalah papa mu selagi berada di bumi dan namaku Yuuya." Kata Yuuya. "Bumi ? Papa berasal dari bumi ?" Tanya Shin bingung. "Betul, papa mu berasal dari bumi. Inilah wujud nya sewaktu di bumi dan inilah wujud mu." Kata Yuuya. "Lalu ini dimana ?" Tanya Shin. "Ini di Jepang sebuah negara yang ada di Bumi. Rumah ayah mu." Kata Yuuya. "Kenapa aku bisa di sini ?" Tanya Shin bingung. "Karena kamu memanggil ku secara tidak sadar. Apa kamu ingin kekuatan ?" Kata Yuuya. "Aku harus menjadi kuat, demi menolong orang tuaku." Jawab Shin. "Jawaban bagus, bangunkan aku, maka aku akan menjadi kekuatan mu." Kata Yuuya. "Bagaimana caranya ?" Tanya Shin. "Kalahkan aku dan takklukan aku.." Kata Yuyaa yang langsung memasang kuda2 nya. "Baik....aku akan kalahkan kamu." Kata Shin. Dia pun langsung maju menyerang Yuuya dengan pukulan nya yang bertubi2, Yuuya hanya menghindari pukulan nya dan tidak membalas. Shin terus menyerang bertubi2 sampai akhirnya dia kelelahan karena semua pukulan nya di hindari. "Kalau hanya segini kamu belum bisa membangun kan aku." Kata Yuuya. "Aku harus kalahkan kamu demi papa." Kata Shin yang langsung menggunakan aura merah nya dan maju menyerang. Serangan Shin jauh melebihi sebelum nya dan lebih intens. Ketika Shin melihat peluang, dia langsung memukul ke kepala Yuuya yang sedang goyah karena menghindari serangan sebelum nya. Yuuya menangkap tinju Shin dan keluarlah angina kencang. Shin pun melompat ke belakang menjaga jarak. "Bagus, kamu bisa memaksaku menangkis serangan mu, aku hargai usaha mu, sekarang aku akan serius." Kata Yuuya. Kemudian dia langsung mengeluarkan aura merah nya yang jauh lebih besar dan lebih kuat dari Shin. Shin menutup wajah nya dan menahan kaki nya supaya tetap di tempat karena kuatnya pancaran tenaga yang keluarkan Yuuya. "Aku maju." Kata Yuuya. Tiba2 dia ada di depan wajah Shin dan langsung memukul perut Shin kemudian menendang nya membuat Shin terpental dan terluka. Yuuya mendekati Shin yang terpental cukup jauh dan berusaha bangun. "Bagaimana cara aku melawan nya ?" Kata Shin dalam hati sambil kesakitan. Kemudian dia melihat ada cahaya berkedip. Dia pun melihat gelang nya dan ternyata Kristal di gelang itu berkedip. Tanpa pikir panjang dia langsung menekan gelang nya dan memakai armornya. Kemudian dia juga mengeluarkan seluruh tenaganya dan pancaran nya membuat langkah Yuuya terhenti. Shin langsung maju dan menyerang Yuuya yang membalas nya dengan serangan. Kekuatan Shin sekarang dapat mengimbangi Yuuya. Setelah beberapa saat adu pukulan dan tendangan, Shin pun mundur karena terdesak dan akhirnya menjaga jarak. Shin sudah sangat kelelahan. "Bagaimana ? Mau menyerah ?" Tanya Yuuya. "Tidak....aku harus membawa papa kembali." Jawab Shin, kemudian dia meledakkan lagi aura nya. "Flare Blast." Dia langsung mengeluarkan sinar merah panjang ke arah Yuuya. "Flare blast." Yuuya pun mengeluarkan jurus yang sama. Kedua sinar itu beradu dan menjadi pertempuran adu kekuatan. Sinar Yuuya yang lebih besar tarus mendorong mundur sinar Shin. "Gawat...aku kelelahan.....tapi....aku tidak akan menyerah." Kata nya dalam hati. Setelah beberapa saat, sinar Shin terdorong terus hingga hampir habis sehingga Shin di paksa jongkok. "Aku......sudah...tidak sanggup." Kata Shin. Tiba2 dia mendengar suara di kepalanya. "Jangan menyerah, kamu tidak sendirian." Kata Suara itu. "Iya aku tidak sendirian....." Katanya sambil berdiri. Tiba2 dia merasakan Ellie, Ignis, Hans, Julis dan Sera mendorong nya dari belakang. "Hiyaaaaaaah." Shin berteriak dan Sinarnya pun meenjadi lebih besar dari milik Yuuya. Sinar Shin terus mendorong sinar Yuuya sampai akhirnya Yuuya kalah karena badan nya tertembus sinar Shin. "Baiklah, aku mengakui mu, kekuatan ini milik mu. Sekarang bangunlah." Kata Yuuya. Shin pun terdorong naik ke atas. Kemudian dia tersadar dari meditasi nya dan menrik nafas panjang. "Aku kembali...." Katanya dalam hati. Kemudian dia memegang dadanya dan merasakan ada Kristal di tanda lahirnya. Kemudian dia melihat gelang nya, ternyata gelang nya berubah menjadi besar menutupi pergelangan tangan dan Kristal nya pun membesar. Kemudian dia baru sadar kalau dia menangis dan semua perjalan papa nya dari dia di bumi sampai menjadi seperti sekarang, ter ulang di pikiran nya. Setelah tenang, Shin pun berdiri dan keluar dari air terjun, kemudian dia melihat dada nya, ternyata di tanda lahir yang berada di tengah dada nya muncul sebuah Kristal diamond yang memenuhi tanda lahirnya. "Ah....aku merasa kuat. Terima kasih papa Yuuya." Kata nya. Kemudian dia mencoba menekan Kristal di tangan nya dan memakai armor nya. Ada sedikit perubahan di armor nya, di bagian armor pundak, siku dan lutut muncul tanduk kecil dan Kristal berbentuk diamond di dada nya yang sebelum nya vertical menjadi horizontal dan memanjang. "Baiklah, aku kembali dulu." Kata Shin yang langsung terbang menuju rumah nya di midgar. "Aku pulang...." Kata Shin sambil membuka pintu. "Selamat datang." Kata Ellie. "Yang lain mana Ellie ?" Tanya Shin. "Ada di kolam renang...tunggu...sepertinya kamu berubah." Kata Ellie. "Iya, ada perubahan yang terjadi..ini lihat...." Kata Shin sambil membuka kancing nya dan memperlihat kan dada nya yang sekarang mempunyai Kristal, kemudian dia juga menunjukkan gelang nya yang menajdi lebih besar sampai menutupi pergelangan sampai lengan dan Kristal di gelang nya yang membesar. "Wow...kok bisa ?" Tanya Ellie heran. "Aku ceritakan sekalian sama yang lain, sekarang aku sudah tau siapa papa Feiruss sebenarnya." Kata Shin. Kemudian mereka berdua masuk dan langsung ke kolam renang menemui semuanya. Shin pun bercerita tentang apa yang dia alami, asal usul papa Feiruss dan perubahan nya. Sebagai bukti kalau ceritanya benar, Shin menunjukkan dada dan gelang nya. "Jadi...papa2 dan mama2 berasal dari bumi, berjuta2 tahun yang lalu. Dan nama bumi papa Feiruss adalah Yuuya." Kata Hans. "Benar, seluruh perjalanan nya ada di otak ku. Oh ya dan satu lagi....." Kata Shin sambil menekan gelang nya dan memakai armor nya. "Oh ada perubahan juga di armor." Kata Sera. "Bisa kami semua pelajari Shin ?" Tanya Julis. Shin pun beubah kembali. "Harus bisa, sebab kita punya tujuan." Kata Shin. "Tapi bagaimana caranya." Kata Ignis. "Aku ajari, kalian kan di ajari meditasi sama papa2 dan mama2, mulai lah meditasi, kemudian kalau biasanya kita bicrara sama alam semesta, kali ini kita bicara sama diri sendiri, minta tolong berikan kekuatan untuk menolong papa2 dan mama2 kepada diri sendiri. Jadi sebenarnya kekuatan itu ada di dalam diri kita dan tertidur." Kata Shin. "Baik, kalau gitu semuanya saja sekalian lakukan." Kata Hans. "Jangan sekaligus, sebaiknya satu persatu, misal Hans mulai, yang lain mendukung di belakang nya memusatkan pikiran pada Hans. Kenapa ? Karena ujian nya adalah melawan papa2 dan mama2 sewaktu masih di bumi. Aku hampir mati....kalau bukan karena kalian. Jadi aku punya ide, supaya kita bisa melawan papa2 dan mama2 kita, kita harus saling bantu dengan cara menyalurkan pikiran dan tenaga kita ke yang sedang bermeditasi. Kalau gagal terpaksa harus hadapi sendiri tapi tetap ingat kalau kita tidak sendiri." Kata Shin. "Aduh aku bisa ga ya ?" Kata Sera. "Pasti bisa, percayalah, kita semua pasti bisa, aku yakin." Kata Shin. "Ayo kita coba." Kata Hans. "Melawan mama Cecilia ? Bisa ga ya ?" Kata Iginis. "Pasti bisa, papa2 dan mama2 memberi kita cobaan tapi bukan berarti mereka jahat. Aku susah menjelaskan nya, nanti kalau kalian sudah tau kehidupan yang sudah mereka jalani baru mengerti." Kata Shin. "Berarti kamu sudah mengerti dong Shin ?" Tanya Julis. "Ya, aku sudah tau siapa papa Yuuya sebenarnya, dan kenapa aku panggil nama aslinya, dari bumi sampai ke sini sangat berat, dia sangat sayang sama Kei....eh salah, mama Philiandra dan mama Cecilia. Tapi sebelum nya tidak pernah bersatu, kalian akan mengerti begitu tau ceritanya." Kata Shin. "Kei ? Aku ingat, papa Feirus pernah keceplosan memanggil mama Philiandra kei." Kata Ellie. "Aduh aku keceplosan, nama mama Philiandra sebenarnya adalah Keiko, dia berteman dengan papa Yuuya dari kecil. Nanti kamu konfirmasi saja Ellie, ceritaku benar apa salah setelah kamu mengalaminya. Baiklah....siapa yang mau mulai duluan ?" Kata Shin. "Aku duluan." Kata Hans. "Baik, Hans duduk disini dan kita semua di belakang nya." Kata Shin. Kemudian Hans langsung mengambil posisi dan yang lainnya duduk di belakang Hans sambil memegang punggung nya. Meditasi pun di mulai. Hans pun tenggelam dalam meditasinya. Setelah 30 menit tubuh Hans bergetar, dia sedang bertarung melawan bayangan nya. Setelah itu muncul cahaya kuning terang yang menyilaukan. Hans pun terbangun dan langsung menangis. Kemudian dia langsung membuka dada nya dan melihat sebuah Kristal menempel pada tanda lahirnya dan gelang nya memanjang dari pegelangan sampai lengan, Kristal nya membesar. Kemudian dia mencoba armornya dan sama seperti Shin, mucul tanduk yang menghadap ke dalam di bagian armor pundak, siku dan lutut. Kristas Diamond di dadanya pun memanjang dan menjadi horizontal. "Shin, aku berhasil, nama papa sebenarnya adalah Daisuke." Kata Hans. "Iya benar. Berarti sekarang kamu tau kan siapa sebenarnya papa Daisuke itu." Kata Shin. "Iya aku tau semuanya, dan sekarang aku bisa bilang kalau aku bangga jadi anak nya." Kata Hans. Kemudian mulai dari Ellie, Ignis, Julis semua berhasil. "Akhirnya tiba giliran ku....aku takut." Kata Sera. "Jangan takut, kita semua di belakang kamu." Kata Shin. "Tapi..." Kata Sera ragu2. "Gpp Sera, awalnya kau juga takut, tapi setelah tau semua nya aku sekarang tidak takut lagi. Aku yakin kamu bisa juga." Kata Ellie. Sera pun terdiam. "Baiklah, aku mulai, mohon bantuannya." Kata Sera, Seperti yang lain, Sera pun langsung khusyuk. 30 menit kemudian badan Sera mulai bergetar, tapi dari badannya mengeluarkan aura hitam dan meledak. Shin dan lainnya yang duduk di belakang Sera pun terpental. "Tidak...dia sendirian sekarang." Kata Shin. "Sera....berjuanglah." Kata Hans. "Sera....kamu pasti bisa Sera." Kata Julis. "Ayoo Sera semangat." Kata Ignis. "Aku mohon mama2 bantu Sera." Kata Ellie. 1 jam kemudian akhirnya tubuh Sera memancarkan cahaya berwarna hitam dan kemudian dia pingsan. Shin dan lainnya yang terpental langsung mendekati Sera. Shin langsung melihat gelang Sera, "Dia berhasil...fiuuuuh." Kata Shin. "Di dada nya juga sudah ada Kristal nya, dia menang." Kata Julis. "Bagus, berarti kita berhasil meningkatkan kekuatan kita." Kata Shin. "Yes...Papa Daisuke memang top." Kata Hans. "Aku sekarang jadi tahu kehidupan mama Keiko, dari sewaktu di bumi sampai sekarang." Kata Ellie. "Hmm aku penasaran, kenapa mama Chizuru waktu di bumi sama persis kayak aku." Kata Ignis. "Ya, kita semua memang wujud papa2 dan mama2 kita dulu waktu di bumi, ingat kan kata mereka waktu kita pertama kali bertemu mereka, kami adalah kalian, tapi kalian bukan kami." Kata Shin. "Patty kan pernag bandingkan foto papa2 dan mama2 dengan wajah kita, katanya mirip kan, sebab dari waktu di bumi sampai sekarang wajah mereka sama, hanya saja mereka sekarang lebih dewasa." Kata Hans. "Jadi kita benar2 anak bumi, sama seperti mama Shinju." Kata Julis. "Hahaha benar, ini sudah sangat membuktikan." Kata Hans. "Nama mama Ronanta di bumi Sayako kan ? Aku sebutkan karena Sera masih pingsan." Kata Julis. "Iya benar, dan aku baru tau, ternyata mereka semua berteman sejak dulu sampai akhirnya jadi saudara sekarang." Kata Ignis. "Dan di akhir ingatan terlihat mereka sedang menciptakan kita haha." Kata Julis. "Jangan bilang menciptakan ah, aku ga suka." Kata Ellie. "Iya maaf." Kata Julis. "Benar, 500 tahun yang lalu." Kata Shin. "Apa Shin ? barusan bilang apa ?" Kata Hans. "Kita lahir 500 tahun yang lalu dan tertidur sampai di temukan 15 tahun yang lalu. Oh aku lupa, yang tau cuma papa Yuuya, mama Sayako dan mama Chizuru." Kata Shin. "Hah, berarti kita sudah umur berapa ?" Tanya Hans. "Apa masalah nya, malah aku senang kalau mereka yang melahirkan kita 500 tahun lalu, dari pada di lahirkan sekarang oleh orang tidak jelas, benar ga ?" Kata Shin. "Iya sih ga da masalah, hanya kaget saja." Kata Hans. "Iya benar, karena ingatan papa2 dan mama2 berhenti sewaktu kita lahir." Kata Ellie. "Iya, makanya ini membuktikan kita benar2 anak mereka." Kata Shin. "Hahaha sip, ini juga membuktikan kita anak bumi dan papa2 mama2 dulu berambut hitam." Kata Hans. "Gimana kalau besok kita ke monument, di sana kan ada nama asli papa2 dan mama2, kita yang sekarang pasti bisa baca." Kata Sera. "Loh Sera, kapan kamu bangun ?" Tanya Hans. "Sudah dari tadi sih, tapi aku lemas dan pangkuan Julis ternyata enak hehe." Kata Sera. "Huh dasar, tapi silahkan menikmati." Kata Julis. "Boleh, besok pulang sekolah kita ke monument. Aaah aku sekarang jadi bergairah nih." Kata Shin sambil merenggangkan tangan nya. "Bagus, ayo kita naik Shin." Kata Ellie yang langsung menarik tangan Shin. "Yap, sama aku juga bergairah." Kata Ignis yang juga menarik tangan Shin. "Loh, maksud ku bukan gairah yang itu......" Kata Shin pasrah di tarik 2 istri nya. Keesokan harinya, sepulang sekolah, mereka ber 6 langsung menuju stasiun kereta untuk pergi ke monument lagi. Mereka menaiki bukit tempat monument berada. "Sekarang kita bisa membaca tulisan nya, benar nama papa adalah Yuuya." Kata Shin. "Hahaha iya, aku ingat pertama kali ke sini aku bertanya apa bacanya." Kata Hans. "Kalau di pikir lagi, kita bertemu baru setengah tahun, tapi rasanya sudah berabad2." Kata Ellie. "Iya, memang mengheran kan kalau belum mengerti, kita sudah bertemu sejak 500 tahun yang lalu rupanya haha." Kata Ignis. "Wow berarti umur ku sudah 515 tahun ya, aku sudah tua hiks." Kata Julis. "Ga di hitung, umur kita 15 karena waktu di temukan kita umur 1 tahun." Kata Sera. "Bercanda Sera, jangan serius gitu ah, bikin takut." Kata Julis. "Maaf, kemarin dalam meditasi ku, aku bertemu dengan mama Sayako, kita sama2 kaku ternyata, lalu begitu aku lihat perjalanan hidup nya, baru aku mengerti kenapa dia bisa menjadi sekarang ini. Yang paling lucu, mereka semua ternyata teman dari kecil." Kata Sera. "Iya benar, dan lucunya, mamaa Keiko dan mama Chizuru berkelahi terus walau sebenarnya mereka berteman,karena berebutan papa Yuuya. Begitu ke sini malah kompak banget hahah." Kata Ellie. "Aku juga tau, kata2 mama tentang cinta pertama nya adalah papa Daisuke, aku pikir di kehidupan sekarang, ga tau nya sejak di bumi, karena dia penakut dan kaku akhirnya keduluan mama Shinju, tapi dia ga menyesal." Kata Sera. "Di bumi tidak bisa mempunyai istri lebih dari 1 soalnya, jadi mereka berebut, dan karena berteman tidak ada yang maju pada akhirnya haha." Kata Ignis. Mereka pun mengenang perjalanan hidup orang tua mereka di ingatan nya. 

The Outcast Next Generation : Heroes of DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang