Prolog First meeting at start point, Destiny Begins

4 0 0
                                    

"Perkenalkan nama ku Shin, kalian ?" Tanya anak laki2 yang berdiri di depan kotak kaca replica senjata Fei sambil menjulurkan tangan nya dan tersenyum, wajah nya tampan berbentuk oval, dengan gaya rambut pendek dan acak berwarna hitam, tinggi nya sekitar 177cm dan badan nya padat berotot walau tidak gemuk. "Oh nama ku Elliehem, orang terdekat biasanya panggil aku Ellie, salam kenal." Kata seorang anak perempuan yang berdiri di kotak kaca replica senjata Philia, dia memperkenalkan dirinya dengan menempelkan tangan di dadanya, wajah nya cantik berbentuk oval dengan rambut panjang lurus ber poni berwarna hitam. Tinggi badan nya sekitar 168cm dan badan nya proposional dengan tinggi nya. "Oh aku Hans, salam kenal." Kata anak2 laki2 berbadan besar, kekar dan tinggi badan nya sekitar 185cm, dia berdiri di depan kotak kaca replika senjata Matt. Wajah nya tampan dan berbentuk kotak sehingga terlihat jantan, dengan gaya rambut cepak seperti tentara berwarna hitam, dia langsung menjabar tangan Shin. "Yo, kenalkan aku Julis, salam kenal semua." Kata seorang anak perempuan yang bergaya yangkee, berdiri di depan kotak kaca replika senjata Lori, sambil menjulurkan tangan nya, wajah nya cantik dan berbentuk oval, rambutnya hitam dan panjang bergelombang sampai sebelah matanya tertutup, di ikat pony tail. Tingginya sekitar 172cm dengan badan yang proposional."Umm...aku Sera...salam kenal semuanya." Kata anak perempuan yang memakai kacamata dengan malu2 dan berdiri di depan kotak senjata relic Rona. Buku yang dia bawa dia dekap di dada nya. Wajah nya cantik berbentuk oval dan dagu yang kecil agak lancip, dengan rambut panjang sampai bahu dengan poni berwarna hitam. Tinggi nya sekitar 158cm dengan badan agak kurus. "Yap, aku terakhir, nama ku Ignis, aku baru saja pindah ke kota Midgar dan akan bersekolah di akademi Midgar. Salam kenal." Kata anak perempuan yang berdiri di depan kotak kaca senjata replika Cecil. Wajah nya bulat dan cantik dengan rambut pendek berponi berwarna hitam. Tinggi badan nya 165cm dan bentuk badan hourglass yang seksi. "Salam kenal semua." Ke enam nya berkata dengan serempak. "Jadi kalian semua akan bersekolah di kota Midgar ?" Tanya Shin. "Iya benar, aku baru pindah ke sini juga," Kata Hans. "Oh begitu ya." Kata Shin. "Um maaf, aku ingin bertanya kepada semuanya, kalian semua ras manusia dan berambut hitam juga mata hitam ? Kita semua sama ?" Tanya Ellie. "Benar, kenapa ?" Jawab Ignis. "Yah seperti yang kamu lihat, kita semua di sini berambut hitam, bermata hitam dan manusia." Kata Shin. "Hmm kalau begitu, apa kalian punya tanda lahir di dada seperti ini ?" Tanya Ellie lagi, dia melepas pitanya dan membuka satu kancing kemejanya. Di dadanya tampak sebuah tanda lahir berbentuk diamond berwarna putih. "Ah......" Kata Hans, kemudian dia membuka jas nya, kemudian dia melepas dasi nya dan membuka satu kancing nya. Di dada nya ada tanda yang sama berwarna kuning. "Umm aku juga ada, tapi aku berwarna hitam." Kata Sera. "Aku berwarna biru, tempat nya sama dengan yang lain." Kata Julis sambil melipat tangan di dada nya. "Wah, kalian semua punya ya, aku juga nih..." Kata Ignis, dia membuka pita nya dan kancing bajunya. Dia memiliki tanda yang sama dengan warna hijau tepat di atas belahan dada nya yang besar. "Waaah...tutup2." Kata Shin yang berada di sebelah nya. "Hehe maaf. Kalau kalian aku tidak keberatan kok, aku sendiri tidak tau kenapa haha. Kamu sendiri ada ga ?" Kata Ignis kepada Shin dengan santai. "Ada.....sebentar." Kata Shin sambil membuka kancing gakuren nya dan menurunkan kaos di dalam nya hingga tampak tulang selangkanya, tanda itu tepat dada nya. "Warna nya merah, aku pikir awalnya ini bekas luka, tapi kata ayah dan ibu, ini tanda lahir." Kata Shin. Semua pun terdiam sambil berpikir. "Kenapa kalian semua pindah ke sini ?" Tanya Ellie. "Kalau aku karena ini kota netral, lagipula entah kenapa aku ingin sekali ke sini." Kata Julis. "Aku juga sama, karena ingin." Kata Hans. "Yap, aku juga, aku ingin sekali mengunjungi monument ini, sebelum nya aku belum pernah." Kata Ignis. "Umm aku senang di kota ini, waktu di ajak papa dan mama ke sini aku sangat tertarik." Kata Sera. "Aku memang dari awal di sini, tapi besar di kota lain karena di bawa ayah dan ibu, jadi aku hanya pulang ke sini. Kamu sendiri ?" Kata Shin. "Aku merasa nyaman di sini, entah kenapa, aku juga pindah karena itu." Kata Ellie. "Hoo berarti semua sama ya." Kata Julis. "Aku tidak mengerti, sebelumnya apa kita semua pernah ketemu ? Aku merasa mengenal kalian sudah lama." Kata Hans. "Aku juga, aneh, waktu awal aku sendiri di sini belum ada siapa2, aku biasa2 saja, kenapa tadi aku menangis ya melihat kalian ?" Kata Shin. "Iya, aku sendiri ga tau." Kata Ellie. "Umm aku juga, aku merasa akrab sama kalian, padahal kita baru bertemu." Kata Sera. Semuanya kembali terdiam. "Ada perasaan aneh di dadaku ini sewaktu melihat kalian semua." Kata Julis. "Ya, aku juga sama....rasa sesak tapi menyenangkan dan tidak menyakitkan, aneh." Kata Ignis. Mereka pun terdiam dan termenung. "Heeeei sampai kapan kita harus menunggu." Teriak seorang pria paruh baya di depan mobil van nya bersama istrinya. "Oh ya satu lagi, kenapa kalian memanggil ayah dan ibu ku juga papa dan mama ?" Tanya Shin. "Karena mereka papa dan mama ku." Kata Ellie. "Aku juga." Jawab Julis. "Hmmm aneh, setau ku, aku anak tunggal. Siapa kalian sebenarnya ?" Tanya Hans."Umm aku bingung, mereka papa dan mama ku juga soalnya." Kata Sera. "Aku juga katanya anak tunggal, kita semua pakai seragam yang berbeda, tentunya sebelum ini kita tinggal di kota2 yang berbeda, lalu kenapa semua memanggil papa dan mama ku seperti aku memanggil mereka ?" Tanya Ignis. Mereka pun terdiam. "Heeeeiii ayolah, aku tidak ada banyak waktu." Kata Pria tadi. "Kita tanyakan saja ke mereka." Kata Shin yang kemudian langsung berjalan menuju mobil. Ke 5 anak yang lain pun langsung mengikutinya. "Wah ternyata semua sudah kenal ya ?" Tanya istri dari pria itu. "Itulah makanya kami minta penjelasan ibu, apa maksudnya ini ?" Tanya Shin kesal. "Naik dulu, nanti sampai rumah kami jelaskan." Kata Ayah nya. Mereka semua pun naik dan masuk ke dalam mobil van itu. Lalu mereka berangkat menuju tengah kota. Setelah 1 jam dalam perjalanan, mereka sampai ke sebuah rumah di sisi barat kota yang terletak dekat dengan akademi kota Midgar.Rumah itu adalah sebuah rumah minimalis besar berbentuk kotak dengan kolam renang di belakang nya. Mereka semua turun dari mobil dan mengambil barang2 mereka di bagasi mobil. "Ayo masuk." Kata Ibu kepada mereka. Mereka semua pun masuk ke rumah dengan heran dan langsung menuju ruang keluarga. Di sana tersedia sofa panjang dan meja nya, juga ada televisi dan jendela besar untuk melihat dan ke kolam renang di belakang. Setelah mereka menaruh barang mereka di pinggir ruangan mereka semua duduk di sofa berhadapan dengan ayah dan ibu. Ayah adalah seorang dari ras manusia yang sudah paruh baya, rambutnya pirang dan matanya biru. Sedangkan ibu juga berasal dari ras manusia juga, berambut silver dan panjang di kepang. "Nah, sekarang aku jelaskan, kalian pasti bertanya2 kan ? Siapa mereka semua ?" Kata Ayah. Semua nya pun mengangguk. "Kami berdua bukan orang tua kandung kalian, kami mengadopsi kalian dan menempatkan kalian di beberapa kota, Tapi kami menyayangi kalian semua seperti anak kami sendiri." Kata Ayah lagi. "Kalau begitu, siapa sebenarnya orang tua kami." Tanya Shin. "Maaf, kami pun tidak tau, kami menemukan kalian di telantarkan di sebuah rumah. Kemudian kami merawat kalian seperti anak kami sendiri, kami memberikan kalian rumah di masing2 kota tempat kalian di telantarkan, kecuali Shin, kami membawa dia bersama kami dan tinggal bersama kami. Tapi sama seperti semuanya, kami mengunjungi kalian masing2 per 6 bulan dan selama 1 bulan." Kata Ibu. Ke enam anak itu saling menoleh satu sama lain. "Saat ini, kami berdua memutuskan untuk menggabungkan kalian di satu rumah dan menyekolahkan kalian di akademi yang sama." Kata Ibu. "Oh jadi, kita semua bersaudara ?" Tanya Hans. "Bisa di bilang begitu, bisa juga di bilang tidak. Tapi kalian semua benar anak2 kami berdua. Tapi kalian bukan saudara kandung yang sebenarnya, walau karakteristik kalian sama, mempunyai rambut hitam dan mata berwarna hitam." Kata Ayah. "Aku mendadak punya saudara, aku pikir aku selalu sendirian." Kata Ellie. "Iya, sama." Kata Ignis. "Kalian tidak usah khawatir, nikmati masa muda kalian, awal bulan depan kalian masuk ke sekolah baru bersama2." Kata Ayah sambil tersenyum. "Umm papa...kenapa kita semua sama ? mempunyai rambut hitam dan mata hitam ? Karena.....aku pernah dengar cerita tentang rambut hitam dan mata hitam." Kata Sera. Ibu pun berdiri dan berjalan ke arah mereka, kemudian dia jongkok di depan mereka semua. "Begini, sebelum nya ibu minta maaf, karena kalian memiliki rambut hitam dan mata hitam, kalian jadi di telantarkan. Tapi hal ini jangan membuat kalian kecil hati, kami berdua sayang sama kalian semuanya tanpa terkecuali. Tidak usah pikirkan gossip dan cerita2 yang beredar, karena itu tidak benar. Jadilah diri kalian sendiri. Kalian adalah permata kami yang berharga." Kata nya. Ke 6 anak itu pun termenung."Maaf papa..mama aku masih berusaha mencerna hal ini." Kata Julis. "Iya aku mengerti, tapi kami harus mengatakan hal ini kepada kalian, juga karena membiarkan kalian masing2 sendirian selama ini, mohon maaf sebesar2nya." Kata Ayah sambil menunduk. "Tidak apa2 ayah, aku mengerti, pasti berat bagi ayah mengurus kami semua." Kata Shin. "Kalau soal itu aku tidak merasakan seperti yang kamu bilang Shin, malah aku dan ibu sangat senang dan bahagia. Tapi kami terus merasa bersalah kalau kami menyimpan hal ini. Jadi seperti yang sebelum nya kami bilang, kami memutuskan menyatukan kalian di rumah ini. Kami mohon kalian bisa berbaur, menerima satu dan yang lain dan hidup bersama seperti satu keluarga." Kata Ayah. "Bagaimana ? Kalian setuju kan yang di katakan papa ?" Tanya Ibu. Shin, Ellie, Ignis, Hans dan Julis pun saling melihat satu sama lain. "Kami tidak masalah." Jawab semuanya serentak. "Wow aku tidak menyangka reaksi ini hahah, bagus2 aku senang sekali." Kata Ayah. "Iya, kok kalian bisa dengan mudah setuju ?" Tanya ibu heran. "Aku sendiri tidak tahu bu, sewaktu bertemu di monument tadi, aku merasa akrab dengan mereka semua." Kata Shin. "Sama ma, aku juga, ada sebuah perasaan akrab dengan semuanya yang susah di jelaskan, walau aku sendiri masih bingung." Kata Ellie. "Aku juga sama bu, aku merasa mengenal mereka sudah lama, walau aku dan mereka baru bertemu, ayah dan ibu juga tidak pernah cerita soal mereka sebelum nya." Kata Hans. "Um...aku juga sama, ada perasaan aneh di hati." Kata Sera. "Aku juga sama, padahal aku ga gampang bergaul apalagi yang baru kenal seperti mereka, tapi aneh, aku malah mau bersama mereka." Kata Julis. "Papa dan mama tidak usah khawatir, sama seperti yang lain aku juga merasa begitu, apa ini karena kita mempunyai orang tua yang sama, aku tidak tahu, yang jelas aku tidak keberatan sama sekali." Kata Ignis. "Bagus bagus....aku sangat bersyukur....benar2 bersyukur Sherry...aku benar2 bersyukur.....sekarang seluruh keluarga Jenos bersatu." Kata Ayah kepada Ibu, sambil mengusap matanya yang berair. "Iya Alden sayang, aku juga bersyukur......mereka benar2 anak2 yang baik." Kata Ibu kepada ayah sambil memegang pundak nya. Ke 6 anak itu pun tersenyum melihat orang tua mereka. "Baiklah....kami harus pergi kembali berkeliling dunia karena pekerjaan, kami akan kembali tahun depan, jaga diri kalian masing2 ya dan saling bantu satu sama lain." Kata Ayah. "Oh ya, kami sudah menaruh sejumlah uang di rekening kalian masing2, dan nanti setiap bulan kami isi, di dapur kulkas sudah kami isi, kalian bisa masak sesuai dengan apa yang kalian mau, di lantai 2 ada 6 kamar, silahkan tentukan sendiri kamar nya ya...jaga diri kalian ya, kami sayang sekali sama kalian." Kata ibu. "Baik bu." Kata semuanya. "Kalau begitu, kami pamit. Shin, Ellie, Hans, Julis, Ignis dan Sera, jaga diri kalian ya." Kata Ayah. "Selamat jalan, ayah ibu (Shin dan Hans) papa mama (Ellie, Julis, Ignis, Sera)." Kata mereka serempak. Ayah dan ibu pun langsung keluar rumah dan pergi menggunakan mobil nya. Ke 6 anak itu masih duduk di sofa. "Ngomong2 kalian semua umur berapa ?" Tanya Hans. "Aku 16." Kata Shin. "Aku juga sama." Jawab Ellie, Julis, Ignis dan Sera. "Oh berarti semua sama ya, aku juga soalnya." Kata Hans. "Berarti kita semua masuk kelas 1 sma ya di akademi." Kata Julis. "Iya, kita sama semua hahaha bukan cuma rambut dan mata, umur pun sama. Kebetulan yang sulit di percaya...." Kata Ignis. Semuanya pun terdiam lagi. "Sebenarnya aku rada malas masuk sekolah....aku tidak pernah bisa berbaur dan tidak punya teman, bahkan kadang2 aku di bully." Kata Sera. "Iya, aku juga dulu selalu sendirian." Kata Ellie. "Semua pengaruh rambut dan mata kita kan ? Aku juga sama, bahkan aku pernah di skors dari sekolah karena di tuduh menjahati teman sekelas, padahal aku di tuduh karena warna rambut dan mata ini saja." Kata Shin. "Benar, di sekolah ku juga sama, aku di bilang anak terkutuk dari kecil, dan semua takut sama aku, karena selain warna rambut dan mata, aku lebih besar dari mereka." Kata Hans. "Yap, aku juga di asingkan di sekolah, kalau pun ada laki2 yang mendekati ku, itu karena mereka ada mau nya. Itulah sebab nya aku setuju sewaktu di ajak papa untuk pindah ke kota ini." Kata Ignis. "Aku selalu di ajak berkelahi, baik oleh pria atau wanita, ras manusia atau lain nya. Alasan nya karena aku anak terkutuk." Kata Julis. "Aku awal nya di bully habis2 an ketika masih kecil, lalu aku belajar bela diri dan memperkuat diri sendiri, hasil nya malah aku tidak punya teman sama sekali dan tidak ada yang ajak aku bicara. Sudah lah, kita semua sekarang sudah di sini, entah kenapa tapi aku merasa senang." Kata Shin. "Iya, aneh nya aku juga, kesepian ku sudah hilang dengan sendirinya." Kata Ellie. "Hey Shin, kamu belajar bela diri apa ? Aku seorang pegulat dan petinju. Aku juga melihat yang lain nya sama, bukan cuma Shin." Kata Hans. "Aku belajar mixed martial arts tangan kosong, hanya menggunakan pukulan dan tendangan. Benar, aku merasa, Ellie dan lain nya juga sama." Kata Shin. "Hehe iya, aku juga belajar bela diri khusus tendangan, sebab aku harus bisa melindungi diri sendiri, sebab banyak laki2 yang mengincarku dan kasar pada ku." Kata Ignis. "Kalau aku selalu membawa sepasang pistol kecil di tas ku, sebab aku sering di jadikan sasaran kejahatan, jadi aku belajar bela diri menggunakan pistol. Dan biasanya di kedua tangan, beladiri itu di sebut gun fu." Kata Ellie sambil menaruh sepasang pistol kecil di meja. "Aku kendo, bela diri menggunakan pedang, aku petarung jalanan soalnya, jadi selalu membawa pedang kayu." Kata Julis sambil mengeluarkan pedang kayu nya dari sarung nya. "Umm karena aku pengecut dan takut terpukul, jadi aku belajar bela diri ninjitsu, yang diam2 mengalahkan musuh, aku bisa menghilangkan hawa keberadaan ku sendiri, kemudian menyelinap kemudian memukul dari belakang. Aku juga ahli melempar shuriken dan kunai." Kata Sera. "Berarti semua di sini master bela diri ya, Baiklah, aku mau ke atas untuk memilih kamar." Kata Shin kemudian dia berdiri dan langsung naik ke atas.. "Aku mau mandi dulu, Ignis, Julis, Sera mau sama2 ?" Ajak Ellie. "Aku nanti....kamu Hans kan, bisa temani aku latihan di taman dekat kolam ? Entah kenapa aku merasa kita dulu sering latihan." Kata Julis sambil berdiri di hadapan Hans yang masih duduk.. "Hmm entah kenapa aku juga merasa sama. Baik, aku layani." Kata Hans. Mereka berdua pun langsung keluar dan berjalan ke samping kolam renang. Ellie, Ignis dan Sera pun langsung ke kemar mandi. Di taman, "Baiklah, ayo mulai." Kata Hans yang langsung memasang kuda2 bertinju nya dan melompat kecil. "Baik....aku maju." Kata Julis yang langsung menyerang dengan pedang nya. Julis menyerang dari atas ke arah kepala Hans. Dengan sigap, Hans mengindarinya dan membalas dengan tinju lurus yang cepat. Julis berhasil menghindar dan tinju itu menembus rambut nya yang tergerai. Mereka saling bertukar serangan dan hindaran dari berbagai arah. "Baiklah aku mulai serius." Kata Hans. Dia langsung mengganti kuda2 nya menjadi kuda2 pegulat yang membuka tangan dan kaki nya lebar2. Melihat itu Julis langsung maju menyerang dengan tusukan ke dada Hans yang terbuka. Lalu dengan cepat Hans menangkap pedang itu dan menarik nya sehingga badan Julis ikut maju ke arah Hans yang langsung menangkap pinggang nya, mengangkat badan Julis dan membanting nya ke belakang (suplex). Julis yang sadar dia sedang di banting mengangkat pedang nya sehingga pedang nya menancap ke tanah dan dia melepaskan diri dari Hans dengan melompat salto ke belakang. Keduanya pun lalu terdiam dan ter engah2. "Apa ini.....perasaan apa ini...." Kata Julis dalam hati. Kemudian Julis melihat Hans yang terlihat sedang memperhatikan kedua tangan nya yang di gunakan menangkap Julis dan memeluk nya dari belakang. "Hey...kenapa ?" Tanya Julis. Hans pun menoleh dan wajah nya menjadi merah padam. "Tidak apa2, sebaik nya kita sudahi saja, kita seimbang." Kata Hans malu. "Tidak, aku kalah sewaktu tertangkap tadi." Kata Julis dengan wajah merah. Mereka pun saling melihat satu sama lain. Tanpa sadar mereka pun tertawa dan lalu masuk ke dalam. Sementara di atas, Shin sudah menentukan kamarnya dan dia langsung berbaring di ranjang nya. "Perasaan aneh apa ini ? terutama kalau melihat Ellie dan Ignis.....aku tidak mengerti." Katanya dalam hati sambil melihat langit2. "Sebenarnya aku ini siapa dan darimana asal ku ?" Katanya lagi dalam hati. Shin terus berpikir dan berusaha memahami apa yang terjadi hari ini. Julis yang sudah selesai mencoba kemampuan Hans, langsung menuju ke kamar mandi. Hans juga langsung menuju ke lantai 2 membawa barang2 nya dan memilih kamar. Di kamar mandi, Julis pun masuk dan melihat Ellie, Ignis dan Sera sedang berendam. "Hey, sudah selesai ?" Tanya Ignis. "Sudah...aku kalah." Kata Julis. Semua melihat di dada Julis juga ada tanda yang sama berwarna biru. "Wah yang benar ? Hmm seperti nya aku juga perlu mencoba nih. Aku mau mencoba sama Shin nanti." Kata Ignis. "Kenapa sama Shin ?" Tanya Ellie. "Kita harus tes kedua saudara laki2 kita, lagipula...aku ada perasaan aneh sewaktu melihat Shin pertama kali. Aku merasa seperti rindu, dan banyak perasaan lainnya sewaktu berdiri di sebelah nya tadi, perasaan yang membuat aku menangis. Padahal aku tidak pernah menangis." Kata Ignis. Julis yang sedang membilas badan nya pun menoleh mendengar perkataan Ignis. "Aku sama dengan mu Ignis, waktu pertama bertemu dengan nya di monument, aku malah mau langsung memeluk nya seperti ada perasaan kangen yang sudah lama sekali tidak bertemu dan tau2 aku menangis. Aku sendiri tidak tau mengapa." Kata Ellie. "Umm aku juga ada perasaan yang sama dengan Ellie, tapi bukan kepada Shin, melainkan kepada Hans, waktu pertama di monument aku melihat Ellie berdiri di sebelah Hans entah kenapa aku ingin berdiri di tengah2 nya, begitu kita saling melihat air mataku keluar sendiri.....aku aneh sejak ketemu kalian semua." Kata Sera sambil berdiri dan kemudian duduk di pinggir bak. Di dada Sera yang duduk di pinggir bak juga terlihat ada tanda yang sama berwarna hitam. Julis pun mendekat ke bak mandi dan masuk ke dalam bak. "Berarti kalian semua juga.....Awal aku mengajak Hans latihan tadi karena aku mau memastikan, kenapa aku menangis melihat nya di monument dan tadi aku merasakan perasaan aneh, ketika latihan, Hans menangkap ku untuk membanting ku, di saat itu aku sangat terkejut karena aku merasa bukan pertama kali nya aku di peluk oleh Hans......aku tidak mengerti perasaan apa ini." Kata Julis sambil masuk ke dalam bak. "Hmm berarti kita semua sama, termasuk Shin dan Hans, apa yang sebenarnya terjadi pada kita semua ?" Kata Ellie. "Seperti nya kita bahas pun saat ini tidak akan menghasilkan apa2, kita jalani saja, terus terang baru kali ini juga aku merasa seperti ini, dan baru kali ini juga aku banyak bicara seperti ini." Kata Ignis. "Sama...aku juga." Kata Sera. Mereka pun berendam dan tenggelam di pikiran mereka masing2. Di lantai 2, Hans sudah memilih kamarnya, kemudian dia mengetuk pintu kamar Shin. "Shin....bisa bicara." Kata Hans sambil mengetuk. "Masuklah Hans." Kata Shin dari dalam. Pintu pun di buka dan Hans masuk ke dalam, melihat Shin yang sedang duduk di lantai bermeditasi tanpa baju bagian atas dan memperlihatkan badan nya yang berotot. "Kamu lagi latihan ya, maaf aku mengganggu." Kata Hans. "Tidak kok, aku hanya berusaha fokus, sebab hari ini aku merasa aneh." Kata Shin. "Hmm sama. Sejak dari monument tadi, aku juga sama." Kata Hans. "Gimana latih tanding nya ? Siapa menang ?" Tanya Shin. "Seimbang......Tidak, sebenarnya aku kalah, ketika aku menangkap pinggang nya dan ingin membanting nya, muncul perasaan aneh....aku merasa sering medekap dan memeluk dia.....entah kenapa....pokok nya perasaan ku aneh hari ini seperti sewaktu di monument, melihat kalian semua khusus nya Julis dan Sera, air mata ku mengalir dengan sendirinya." Kata Hans. "Kalau itu.....aku juga sama Hans. Khusus nya terhadap Ellie dan Ignis.......aku tidak mengerti...aku juga merasa pernah merangkul mereka dan dengan sendirinya air mataku keluar.....aneh padahal kita semua baru hari ini bertemu, tapi aku merasa kita sudah akrab lama." Kata Shin sambil menyeka keringat nya dengan handuk. "Sama...aku pun sama dan aku melihat Julis pun merasakan hal yang sama, dia sempat bengong setelah meloloskan diri dari bantingan ku......dan wajah nya memerah." Kata Hans. "Mereka juga sama berarti.....hari ini benar2 aneh, aku bertemu saudara2 ku yang tdak pernah aku kenal sebelum nya, tapi merasa akrab dan hangat. Juga mengetahui kalau orang tua ku bukan orang tua kandung, membuat ku bertanya siapa aku sebenarnya dan darimana asal ku." Kata Shin. "Aku juga sama, dan aku yakin Julis, Sera, Ellie dan Ignis pun sama." Kata Hans. Tiba2 pintu di ketuk. Hans langsung berdiri dan membukakan pintu. Ternyata Ellie dan Sera ada di balik pintu. "Makanan sudah siap, ayo kebawah kita makan dulu." Kata Ellie. "Oh baiklah...." Kata Shin dari dalam. "Ok kami turun sebentar." Kata Hans. Hans dan Shin langsung berdiri dan memakai kaos mereka, kemudian mereka keluar kamar dan turun ke lantai 1. Di ruang makan, makanan sudah di siapkan di meja. Shin duduk di tengah di antara Ellie dan Ignis, di sebrang meja, Hans duduk di tengah diantara Julis dan Sera. "Situasi apa ini....canggung." Pikir Shin dan Hans. Mereka semua terdiam sambil menatap curry rice di depan mereka, yang di siapkan Julis dan Ignis. Perasaan ke 6 nya tidak menentu. "Sepertinya.....kita selalu makan seperti ini ya." Kata Shin membuka pembicaraan. "Iya.....aneh padahal selama ini aku sendiran kalau makan malam." Kata Ellie. "Aku juga sama....merasa kita selalu makan seperti ini....awal nya kupikir hanya aku saja yang berpikir begitu." Kata Ignis. "Hmm iya benar juga, awal tadi di monument juga sama seperti sekarang perasaan ku, bersama kalian adalah hal yang biasa....padahal selama ini aku juga sendirian." Kata Hans. "Aku juga sama.....malah rasanya bukan hanya sewaktu makan saja, tinggal bersama seperti ini pun hal yang biasa.,,," Kata Sera. "Aku tidak mengerti....sama sekali tidak mengerti....aku selalu sendirian dulu dan selalu ingin pulang....sekarang aku merasa aku di rumah." Kata Julis. "Baiklah, kita semua bersaudara, aku menerima perasaan ini, karena ini juga yang aku inginkan." Kata Shin. "Iya aku juga. Salam kenal saudara2 ku." Kata Hans. Semuanya pun tersenyum. "Itadakimasu." Kata mereka serempak. Kemudian mereka saling melihat. "Haha sampai mau makan saja sama, benar2 seperti anak kembar." Kata Ignis. Mereka semua pun tertawa dan akhirnya makan makanan mereka bersama2 menepis kebingungan mereka. Mereka merasa senasib karena memiliki rambut hitam dan mata hitam, juga tanda mereka sejak lahir yang sama walau berbeda warna. Malam itu adalah di mulainya takdir mereka dalam suka dan duka yang akan mereka lalui bersama2, mereka belum mengetahui nya saat itu.

The Outcast Next Generation : Heroes of DimensionKde žijí příběhy. Začni objevovat