Tumpahnya Darah Suci

Depuis le début
                                    

"Din, Lo baik-baik aja, kan?" Tanya Jeff mencemaskan keadaan saudarinya itu.

"Gue baik-baik aja, Jeff. Mereka gak nyakitin gue sedikit pun." Sahut Dinda.

"Apa yang terjadi sampai mereka bisa lepasin lo?"

Dinda menghela napas. "Gue bakal ceritain semua sama lo. Tapi, gak disini. Ayo!"

Jeff mengangguk. Dia dan Dinda pun beriringan masuk ke dalam Rumah.

***

Jessica menggedor-gedor pintu Rumah Salwa seraya terus berteriak memanggil nama sahabatnya itu. Dia menoleh ke belakang memastikan Pangeran tidak mengejarnya.

Syukurnya laki-laki itu sudah tak terlihat di tempat sebelumnya dia berada. Namun, saat Jessica mengerjapkan mata, Pangeran melesat datang dan berdiri disampingnya. Hingga ketika mata Jessica terbuka, dia langsung terlonjat kaget dengan keberadaan Pangeran.

"Lo? gimana lo bisa tiba-tiba ada disini?" Tanya Jessica berusaha menjaga jarak dengan Pangeran.

"Gue baru nyampe. Lo kenapa sih kayak takut gitu sama gue?" Balas Pangeran bertingkah biasa saja.

Jessica menggelengkan kepala tak percaya dengan balasan Pangeran. "Boong lo! Orang dari tadi gue disini sendiri. Terus tiba-tiba lo nongol aja di depan gue! Fix, lo bukan Pangeran! Lo setan! Pergi lo!"

Pangeran menggaruk kepalanya yang diyakini tak gatal. Alasan apa yang bisa dia berikan kepada Jessica agar percaya dan tak terus ketakutan seperti ini.

Pintu Rumah terbuka disusul tubuh Salwa yang menyembul keluar. Lipatan di dahinya muncul ketika mendapati Jessica dan Pangeran.

"Ya ampun, lo berdua ngapain pacaran di depan Rumah gue?"

Melihat Salwa sudah keluar, Jessica cepat-cepat mendekati si pemilik Rumah.

"Eh, bentar dul-" Salwa tak sempat menyelesaikan perkataannya karena Jessica mendorong tubuhnya masuk.

Setelah berhasil membawa Salwa masuk, Jessica buru-buru menutup pintu Rumah dan menguncinya.

"Lah? Gue gak di ajak masuk, Jess? Eh, Jessica! Masa gue di tinggal sih? Gue sendirian nih, Jess! Bukain lah pintunya! Salwa! bukain, Sal!" Pangeran mengetuk-ngetuk pintu sambil berteriak memohon kepada kedua sahabatnya untuk mengizinkan masuk.

Jessica berjalan menuju Sofa tak menghiraukan teriakan memohon dari Pangeran di balik pintu. Dia menjatuhkan tubuhnya ke Sofa dan mengatur napasnya yang terengah.

Salwa kebingungan melihat tingkah Jessica. Suara Pangeran yang terus memohon-mohon seolah menggerakkan hati Salwa untuk membukakan pintu. Namun, saat dia memegang kenop pintu, Jessica segera menghentikannya

"Jangan dibuka!"

"Kenapa sih, Jess? Lo lagi marahan ya sama Pangeran? Kasihan loh dia mohon-mohon gini! Mungkin dia pengen minta maaf sama Lo!" Ucap Salwa dengan wajah polosnya.

Jessica mengacak rambut frustrasi. Bagaimana caranya menjelaskan semua yang sudah dia alami kepada Salwa?

"Gue bukain ya!"

"Dia bukan Pangeran, Salwa!"

Salwa terdiam mendengar teriakan Jessica. Beberapa detik setelahnya tawanya pecah membuat Jessica memijat pelipisnya. Tuh kan, Salwa gak percaya!

"Kalo yang di luar bukan Pangeran terus siapa? Setan yang nyamar? Ya kali, Jess!" Ledek Salwa.

"Gue seriusan, Sal! Dia bukan Pangeran! Masa iya dia bisa tiba-tiba ada di samping gue cuma dengan sekejap mata? Gue mohon jangan dibuka pintunya!" Ucap Jessica.

Salwa meletakkan jari telunjuknya di dahi layaknya orang yang sedang berpikir. Lalu, ide jahilnya muncul. Dia dengan cepat membukakan pintu membuat tubuh Pangeran yang sedang bersandar jadi terjerembab.

Salwa tertawa keras melihat Pangeran yang terjatuh. Berbeda dengan Jessica yang langsung berdiri. Sementara Pangeran berusaha untuk terbangun dari jatuhnya seraya mengaduh kesakitan.

"Salwa! Bisa gak sih buka pintunya bilang-bilang! Jatoh kan gue!" Teriak Pangeran.

"Lagian ... Lo ngapain senderan di pintu? Jadinya jatoh kan, lo! Gimana? Sakit ya? No komen Itu sih derita elo." Sahut Salwa seraya bernyanyi. Lantas dia kembali tertawa.

Pangeran mendelik kesal. Dia mengalihkan pandangannya kepada Jessica yang terus melangkah mundur ketakutan melihat dirinya.

"Jessica awas!" Teriak Pangeran saat menyadari Jessica akan menyenggol sebuah vas kaca di meja.

Tapi, bukannya berhenti, Jessica malah membalikkan tubuh hendak lari. Akibatnya, dia menabrak meja dan menjatuhkan vas itu ke lantai hingga pecah. Dan dia terjatuh di atas pecahan vas tersebut.

"Jessica!"

Jessica meringis kesakitan. Dia menarik kedua tangannya. meninggalkan darah segar di lantai akibat luka yang disebabkan pecahan kaca itu.

***

Agra yang sedang duduk tenang di ruangannya tiba-tiba bangkit. Dia mencium aroma darah suci yang begitu kuat.

Tak lama kemudian, Tristan, Liora dan Jordan datang. Tampaknya mereka juga merasakan hal yang sama seperti Agra.

"Ayah, bagaimana darah suci bisa tumpah? Apa Arion dan Bryan berhasil mengambil darah suci?" Tanya Tristan panik. Jika benar dugaannya terjadi, sudah dipastikan dia tidak bisa membangkitkan jasad Nayla kembali. Dan penantiannya selama ini akan  sia-sia.

"Tidak. Kamu tenang saja, Tristan. Ayah dapat melihat jika penyebab darah suci tumpah bukan karena dua vampir bengis itu." Sahut Agra.

"Lalu, apa yang terjadi, Ayah?" Tanya Liora.

***

Jessica terus meringis. Pandangannya yang berkaca-kaca menatap beberapa pecahan vas yang menancap di kedua telapak tangannya.

Sebuah tangan meraih salah satu pergelangan tangan Jessica. Membuat Jessica mendongak untuk mencari tahu pemilik dari tangan tersebut.

Seorang pria berlutut di hadapan Jessica. Membantu mencabut pecahan vas di tangan Jessica dengan begitu telaten.

 Membantu mencabut pecahan vas di tangan Jessica dengan begitu telaten

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Jessica memandangi pria itu. Tapi, beberapa saat kemudian pandangannya menjadi gelap dan akhirnya dia kehilangan kesadaran.

Pangeran berhasil menangkap tubuh Jessica hingga kini Jessica jatuh pingsan di dekapannya.

*BERSAMBUNG*

Ada yang nungguin Aliando muncul gak?

Jadi siapa dia di cerita ini?

Ada yang bisa nebak?

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant