9

21.2K 1.2K 2
                                    


Dulu, waktu kecil Raline mempunyai mimpi yang indah. Menikah dengan pangeran tampan yang mencintainya lebih dari apapun, lalu mereka mengadakan pernikahan yang digelar mewah, seperti seorang princes.

Kini, impiannya terwujud, pernikahannya di gelar begitu mewah, bahkan beberapa awak media menyiarkan pernikahannya secara langsung melalui live streaming.

Tapi, hati Raline begitu hampa, lelaki yang baru saja sah menjadi suaminya itu sama sekali tidak mencintainya. Boro-boro mencintai, lelaki itu bahkan menatap Raline penuh dengan rasa kebencian.

Seperti sekarang ini, kaki Raline begitu kram karena dari tadi berdiri dengan memakai heals setinggi 10 cm, rasanya benar-benar menyiksanya. Dia meringis, ingin memberitahu suaminya, tapi tidak berani. Dari tadi lelaki itu memancarkan aura permusuhan yang sangat kuat.

"Kenapa dari tadi kamu lihat-lihat saya terus!" Gertak Argan dengan nada pedas, Raline tersenyum, akhirnya dia bisa memulai obrolan dengan suaminya ini.

"Kakiku sedikit kram, tamu keluargamu masih banyak ya? Aku butuh duduk sebentar Mas" ucapnya memberanikan diri untuk mengeluh.

"Manja, menurutmu saya tidak capek?" Argan menatap Raline dengan sinis lalu mengalihkan pandangannya lagi.

"Lihat, aku pakai heals Mas" Argan melirik, lalu menghela nafasnya pelan.

"Bun, Bunda?" ucapnya memanggil Alaina yang masih sibuk bersalaman di sampingnya.

"Iya Kak? Ada apa?" sahutnya sedikit mendekat ke arah Argan.

"Raline kakinya sakit, katanya sedikit kram. Gimana ya? Tamunya masih banyak?" tanyanya lembut, menunjukkan kaki Raline yang memang sudah merah di ujungnya.

"Loh, kamu kok gak bilang dari tadi? Duduk aja Sayang. Aduh pasti sakit banget itu" ucap Alaina menyuruh Raline duduk, akhirnya Raline mengangguk, duduk di kursi pengantin.

"Raline sebenarnya udah biasa kok Bun, tapi mungkin karena dari kemarin gak lepas heals terus jadi begini kramnya sekarang. Maaf ya Bun, jadi ngerepotin" ucap Raline ketika Alaina menyuruh beberapa orang untuk mengambilkan salep dan sandal yang lebih nyaman digunakan.

"Gak apa Sayang, jangan sungkan. Udah kamu duduk aja dulu. Kak, tolongin istri kamu. Healsnya lepasin sama pijit bentar pangkalnya itu, merah banget pasti sakit itu" ucap Alaina, membuat Argan sedikit membukukan badan lalu melepaskan heals yang dipakai Raline dengan pelan.

"Kenapa Mbak?" ucap Mega ketika melihat anaknya duduk di kursi pengantin, dirinya baru saja turun untuk memanggil beberapa kerabatnya.

"Ini, kakinya Raline sakit. Pasti kecapekan dia Ga, biarin duduk dulu"

Mega, melihat lalu mengelus pundak sang anak. "Ya ampun Sayang, kok bisa sampai merah begitu kaki kamu, ya udah habis acara salaman ini langsung ke kamar aja kalian biar kita yang nutup acara nanti. Mbak, gak apa kan? Kasihan anakku kakinya sampai begitu"

Alaina mengangguk setuju. "Gak apa, tadi juga mau usul begitu. Kasihan Raline"

******

"Merepotkan" sungut Argan, menghempaskan tubuh Raline diatas kasur.

Raline meringis, sialan lelaki itu!

"Sorry, dan terimakasih" Raline membenarkan tatanan dressnya yang sedikit tersingkap karena ulah Argan.

"Kalau bukan karena ada Bunda tadi, malas sekali menggendong tubuhmu yang berat itu" astaga, suaminya itu seperti mengatainya gendut bukan? Sialan, padahal tubuhnya ini benar-benar ideal. Ya memang sih, gendut di bagian yang tepat, tapi tidak mungkin akan berat juga kali!

Raline bersikap bodoamat, merebahkan dirinya sebentar diatas kasur. Membiarkan Argan memasuki kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan tubuhnya.

Beberapa menit, Raline merasa sangat nyaman dan kenyamanannya itu hilang seketika saat Argan melemparkan handuk basah ke samping tubuhnya.

"Mandi dulu bocah, tidurmu tidak akan nyenyak" peringatnya, mengambil kembali handuk itu dan mengeringkan rambutnya yang basah.

Raline mengelus dadanya, mencoba sabar. Lalu segera berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi. Jangan harap akan ada adegan tolong menolong melepaskan baju, bahkan Argan lelaki itu sudah tertidur pulas saat Raline sudah menyelesaikan mandinya.

******

Pagi ini ada yang beda dari pagi biasanya, tidurnya terasa begitu nyenyak sekali, apalagi saat dirinya memeluk bantal yang terasa empuk dan kenyal.

Tunggu...

Argan kaget, apa tadi? Dia langsung memaksa matanya untuk terbuka dan betapa kagetnya dia saat tidur dengan memeluk sang istri yang sialnya sangat enak.

Raline yang merasa ada pergerakan pun, mengerjapkan matanya dan menatap Argan yang menatapnya balik.

Astaga, dadanya terasa kebas sekali, dengan refleks Raline memegang dadanya dan Argan langsung memalingkan wajahnya.

"Saya mandi dulu, setelah ini kita akan ke rumah. Kamu bisa beres-beres dulu" ucap Argan, sedikit agak canggung dan bergegas memasuki kamar mandi.

Raline geleng-geleng kepala, merasa suaminya itu sangat aneh. Kemarin saja marah-marah sekarang malu-malu? Memangnya dia kenapa ya? Apa ada yang salah dari dirinya tadi malam? Entahlah, memikirkannya membuat kepala Raline pusing. Mending dia beberes daripada suaminya itu mengomel lagi.


Melt Your Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang