Percakapan Tengah Malam

3.3K 314 17
                                    

Recommended to listen the song on the header^^

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.




Haikal menatapnya.

Setelah hampir sebulan ia tidak bertemu kenapa ia harus bertemu dalam keadaan seperti ini?.

"Rendy...."

"Ngapain kamu disini?." Damar bertanya, wajahnya terlihat jengah melihat Rendy ada di hadapannya. "Di suruh baba jemput, jadi balik lagi." ucapnya dengan ekspresi yang datar. "kakak gue jangan di bawa kabur mulu, suruh pulang." sambungnya sedikit sarkas menatap tajam pada Teguh, Teguh yang menatapnya agak terkejut melihat kedatangan adik angkat sang kekasih hanya terdiam.

"Yaudah gue cabut, bye." Rendy lenggang pergi setelah berbicara demikian, tak menghiraukan sama sekali pasangan lain yang menatapnya. Dia berjalan menjauh, memasuki mobil itu dengan seseorang di balik kemudi lalu kemudian pergi dan menghilang di belokan. 

Sang pria tan satu-satu nya disana terdiam, ekspresi wajahnya berubah. Entah kenapa setelah sekian lama tak bertemu ia pikir ia sudah mampu melupakannya, namun apa sekarang ketika ia kembali mendengar suara dan menatap matanya, dia kembali merasa jantungnya berdetak dengan cepat, bahkan ia mampu meraskan aliran darahnya yang melaju cepat.

Dia menyentuh dada kirinya, dimana jantung itu masih berdetak cepat tak mau mereda.

"Malik mau pulang sama siapa?." Tanya Damar seketika Haikal tersadar kembali ke kenyataan. Malik yang sedaritadi memperhatikan gelagat sang suami sedikit tersentak, dia pun menatap Damar dan Haikal bergantian. 

Sama kak Haikal kak

"Oh yaudah, nih buat makan, jangan lupa di makan ya." Malik mengangguk dan menerima kotak sterofoam itu dengan senyuman. Maka Malik dan Haikal pun pulang, meninggalkan kedua sejoli itu disana.





















___________________________

Di dalam mobil Malik rasa ada yang berbeda dengan Haikal, dia terlihat dingin seperti waktu itu, dan juga Malik bingung siapa pria cantik tadi, kenapa pandangan Haikal sangat berbeda.

Dia sedikit-sedikit melirik Haikal yang ada di sampingnya, dia ingin bertanya tapi Malik sadar siapa dia sampai harus tahu urusan kehidupan pribadi Haikal bukankah semua di perjanjian malam itu sudah sangat jelas bahwa ia bukanlah siapa-siapa bagi Haikal, apa haknya mengetahui itu. 

Tak dapat dipungkiri juga ada sedikit rasa teremas di dadanya kala melihat satu orang yang ia harapkan mengharapkan orang lain tepat di depan matanya.

Terlihat jelas Malik bukanlah tandingannya, seorang anak laki-laki miskin yatim piatu mengharapkan seseorang yang sangat sempurna di sebelahnya ini untuk menjadi separuh jiwanya. sangat amat mustahil. Bahkan sepertinya untuk berharapun tak sepantasnya ia lakukan.

HIS FLAWSWhere stories live. Discover now