Ujung jalan itu

2K 215 22
                                    

HIIII HELLLO ANNYEONG^^

ADA YANG KANGEN AKU GA??????????

KANGEN LAH, KALO NGGAK NANTI W GEBUG😡😡😡 becanda deng ehehehe betewew nih bestie gimana puasanya lancar??? alhamdulillah kalo lancar ya.. BTW nih aku kambek kalian ada yang nungguin notif aku nggak?? ngehehehe.. sebelumnya maap nih ya guys aku janjinya kan 3 minggu doang tapi ini malah sebulan menghilang ngehehehe maap ya manteman aku ngulur waktu terus, tapi anyway aku mau nanya dong gimana perasaan kalian di chapter kemaren???

hehe nanti di chapter ini jangan lupa vote dan komen yaaaaa biar aku makin semangat dan ga nambah ngaret lagi kalo update hehe biar bisa update 3 kali seminggu ITUKAN YANG KALIAN MAU?!! pasti tak heran aku...

OK SO SEGITU AJA SALAM SAPA NYA setelah beberapa lama eaaa jadi....... 

HAPPY READING^^













"Jun, gue laper nih mumpung udah jam makan siang, keluar yuk!" Hildan masuk ke balik meja kasir yang mana disana terdapat Arjuna yang sedang bermain game onlinenya di ponsel yang sedang di charge di bawah meja, itu kenapa anak itu kini ada di bawah meja kasir dan Hildan yang melongok anak itu. Arjuna mengerutkan dahinya dan sedikit mengerucutkan bibirnya karena merasa terganggu dengan temannya ini, tidak bisakah pria ini melihatnya yang sedang bermain game di bawah meja dengan lutut yang tertekuk sempurna.

"Ntar ah!"

"Ah ilah buru lahh... laper nih gue, ga ada mie disini, abis semua, ayo keluar, lagian toko juga mumpung lagi sepi, yuk buruan yuk..." Hildan kini sudah mulai menarik-narik tangan Arjuna yang mana jelas hal itu membuatnya semakin kesal. "Ish! pergi aja sendiri sana, gue lagi nge rank juga ah!" dan perdebatan tak bermanfaat pun di mulai yang mana Arjuna mempertahankan ego nya untuk tetap berada di toko karena malas jalan keluar toko dan mencari makan sedangkan Hildan dia berusaha susah payah membujuk Arjuna agar mau ikut dengannya, bahkan sampai tarik menarik.

"Bentar doang elah Juuun.. lo mah begitu mulu kan jadi temen tuh." Hildan memanyunkan bibirnya, dan itu terlihat sangat menjijikan di mata Arjuna. "Gue jijik sama muka lo kuda, yaudah iya! iya!" dan akhirnya Arjuna pun hanya pasrah saat di seret oleh temannya yang seperti keledai ini, berisik dan pemaksa.

Hildan pun mengeluarkan sepeda motornya, dan memberikan Arjuna sebuah helm bebek, "Nih pake! kalo jatoh ga bisa di tuker botol ntar."

"Gila! lo kira gue apaan," Arjuna pun merampas helm yang diberikan oleh Hildan kepadanya dan memasangnya sendiri, lalu mereka pun berangkat setelah sebelumnya mengunci dan menutup tirai toko.

Namun baru saja mereka akan pergi meninggalkan toko, datanglah mobil Haikal ke parkiran depan toko, "mau kemana kalian?" Haikal bertanya sembari keluar dari mobil, Hildan dan Arjuna sedikit terkejut sebenarnya melihat Haikal datang ke toko pukul segini di tambah juga mereka akan pergi dan menutup toko tanpa seizin pemilik toko membuat mereka ketar ketir bukan main.

"Ah! aku di geret sama Hildan kak!" Adu Arjuna pada Haikal, seketika itu membuat Hildan kelabakan, lantas ia berbisik ribut "sshush shuush!! anjrit jangan dibilangin dong, ah elu mah," Arjuna hanya memajukan bibirnya tidak peduli dengan ucapan Hildan, Haikal melangkah semakin dekat.

HIS FLAWSWhere stories live. Discover now