OSPEK

11.9K 569 28
                                    

Seorang pria berkacamata terengah di pinggir pagar sebuah universitas yang sudah tertutup.

'aku terlambat' wajah itu terlihat sangat lelah dan mengenaskan. Ya, dia menggoes sepedanya dari rumah yang berjarak 4 kilometer menuju kampusnya sebab dia bangun kesiangan. Pipi putih yang merona akibat kelelahan itu mengembung dengan bibir yang sedikit mengerucut kala matanya melihat kegiatan ospek sudah di mulai dan pagar sudah di gembok. Sungguh ia sangat menyesal karena tidak menyiapkan keperluan ospek nya dari jauh jauh hari jadi dia baru menyiapkan nya semalam dalam waktu singkat, sungguh ceroboh.

Tak lama dari itu tiba-tiba pintu pagar terbuka. Mata itu membulat, hatinya tergugah merasa sangat amat senang ketika ada 'sepertinya senior' yang membukakannya pagar itu. Tapi seketika senyum itu luntur saat wajah sang senior yang terlihat sangat dingin dan menusuk lalu sang senior berucap. "Kamu terlambat silahkan pergi kesana untuk hadiah." Tapi setelahnya ia malah tersenyum manis sampai matanya menghilang.

Pria itu mengangguk paham. Dan segera masuk sembari membawa sepedanya, sebentar ia melihat ke kiri dan ke kanan untuk mencari tempat dimana ia bisa menaruh sepedanya.

"Oh kamu bisa taruh sepedanya disana." Ucap senior itu menunjuk tempat parkir khusus sepeda. Lagi lagi pria itu mengangguk, satu alis sang senior menukik mendapat respon seperti itu.

"Jo! Nih satu lagi anak Lo!." Teriak pria itu kepada temannya yang jangkung menjulang dengan mata yang tajam bak elang langsung menusuk matanya.

"Oke, kamu di urus dia ya, oh hampir lupa nama gue Jafar." Dia kembali tersenyum sangat manis. 

"Siapa nama kamu, kenapa ga pake papan nama." Ucap pria yang tadi di panggil Jo oleh Jafar yang sudah berada di sampingnya, nada dingin itu mampu menusuk relung jiwa bagi siapa saja yang mendengar bahkan kita mampu merasakan hawa negatif yang tampak menguar dari nya.

Pak! Pria itu menepuk dahinya, pantas saja seperti ada yg kurang ternyata papan namanya tertinggal, di tatap tajam seperti itu ia pun menundukkan kepalanya dalam, merutuki kecerobohannya. Namun karena anak itu tak kunjung menjawab pria bernama lengkap Joan Andara Pamungkas itupun berdecak. "Ck! Jawab!." Ucapnya tegas, Jafar yang melihat sang teman tampak mulai geram dan tidak mau berurusan dengan emosi Joan pun melenggang pergi pelan pelan.

Glek

'mati aku' rutuknya dalam hati.

Dengan gerakan rusuh ia mencari note kecil dan pulpen di tasnya, Joan menukikan alisnya heran, 'ada apa dengan anak ini?' bingungnya. Joan masih tampak diam.

Srrk

Srrtk

Ssrk

'Namaku Malik Arkan Nugraha kak, maaf terlambat' begitu yang ia tulis di bukunya. Dua alis tegas Joan menukik dalam, raut wajah heran kentara jelas terpampang di wajahnya. Kembali Malik menulis di kertas itu.

'aku tunawicara kak'

Mimik air muka Joan berubah terkejut, tanpa ba-bi-bu Joan menyuruh Malik mengikutinya dan berdiri di pinggir panggung sebagai hukuman karena datang terlambat, jelas hal itu langsung membuat ia bergetar panik kala semua mata menatapnya, dari suasana yang ramai seketika menghening karena hanya Malik lah yang terlambat hari itu, sungguh malang nasibmu Malik.

Sang ketua Mahasiswa yang sedang membawa sedikit sambutan langsung terdiam. Lalu ia menatap Joan. "Terlambat" gerak bibirnya.

Sang ketua mahasiswa itu menatap Malik datar dan menusuk, terlihat sekali aura dominannya saat ia melakukan itu, Malik hanya mampu menunduk. "Saya rasa saya sudah mencantumkan dengan jelas jadwal kegiatan ospek di mulai, apa disini ada yang tidak mendapatkan pengumuman waktunya?." Nada dingin itu mengalun di keheningan, mata sang senior masih menatap tajam Malik yang terlambat. Jelas ia marah Mark terlambat 20 menit.

HIS FLAWSWhere stories live. Discover now