Lintas Impian - 49

9 3 0
                                    

"Jadwal keberangkatan kamu enggak bisa diundur, ya, Jo? Satu atau dua jam gitu?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadwal keberangkatan kamu enggak bisa diundur, ya, Jo? Satu atau dua jam gitu?"

Jo yang sedang mengemas pakaian ke dalam koper memberhentikan aktivitasnya. Lelaki itu melihat Geisha yang duduk di atas kursi. Padahal, niat awal kehadiran gadis itu ke sini ialah untuk membantu Jo berkemas, mengingat jadwal kepergiannya yang tersisa dua hari. Tapi, sedari tadi, Geisha hanya duduk memperhatikan Jo. Sebetulnya, Jo tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dengan Geisha datang saja, dia sudah senang. Dia tidak ingin Geisha lelah karena membantunya berkemas.

Hanya saja, Jo tahu, di balik diamnya Geisha, gadis itu tengah berkutat dengan isi pikirannya. Ini semua karena jadwal keberangkatan Jo yang bentrok dengan jadwal kuliahnya, sehingga Geisha tidak bisa mengantar Jo ke bandara.

Jo tersenyum kepada Geisha, kemudian bangkit dari posisinya, menghampiri Geisha.

"Enggak bisa, Geisha. Tiketnya sudah dibeli, mana bisa diundur. Lagi pula, siapa yang meminta dosen kamu untuk mengubah jadwal? Padahal, saya sudah memilih jadwal penerbangan di hari Sabtu agar kamu bisa mengantar saya."

Jo tidak benar-benar serius menyalahkan dosen Geisha, hanya mencoba untuk mengacau gadis itu.

Namun, tidak serius bagi Jo, serius bagi Geisha. Kini, Geisha kepikiran akan kata-kata Jo.

Jo benar. Dia memang sengaja membeli tiket di hari Sabtu. Tapi, dosen Geisha dengan seenak hati memindahkan jadwal kuliah ke hari Sabtu-jadwal yang seharusnya Geisha luang-membuat gadis itu uring-uringan.

"Kenapa, sih, semua dosen seenak hati ngubah jadwal? Memangnya dia pikir, cuma dia yang punya kesibukan? Mahasiswa juga bisa kali. Coba mahasiswa yang minta ubah jadwal, pasti enggak bisa. Menyebalkan!" cerocos Geisha yang membuat Jo merasa gemas.

Lelaki itu mengelus puncak kepala Geisha lembut, mencoba memberi pengertian. "Jangan menyalahkan dosen seperti itu. Enggak baik. Kalau kamu enggak bisa antar saya, enggak masalah, Geisha. Lagi pula, hanya mengantar, bukan?"

"Ihh, justru karena aku mau nganterin kamu sampai ke bandara, Joooo," rengek Geisha. "Apa aku bolos kuliah aja, ya? Biar bisa nganterin kamu."

Pertanyaan Geisha ditentang keras oleh Jo. "Enggak boleh. Mau jadi apa kamu bolos kuliah?"

"Ya, kan, cuma sehari. Boleh, yaa?" pinta Geisha.

"Enggak boleh, Geisha. Hari ini sekali, nanti-nanti keenakan dan keterusan."

"Enggak keterusan, kok. Suwer." Geisha mengangkat kedua jarinya membentuk tanda peace.

"Sekali saya bilang enggak boleh, ya, enggak boleh, Geisha. Saya enggak mau, gara-gara saya, kamu jadi bolos."

"Ya, udah, deh. Enggak bolos," ujar Geisha pasrah, menundukkan kepalanya lesu.

Jo kemudian berlutut di depan Geisha, menggenggam jemari gadis itu, lantas berkata, "Jangan sedih seperti itu. Saya janji, saya akan ngabarin kamu setelah saya sampai nanti. Kamu enggak perlu khawatir. Oke?"

Lintas Impian [ Completed ✔ ]Where stories live. Discover now