Lintas Impian - 31

12 4 0
                                    

Tangan Geisha memang sedang membilas piring, namun fokusnya tak 100% di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tangan Geisha memang sedang membilas piring, namun fokusnya tak 100% di sana. Apa yang telinganya tangkap dari perbincangan antara Haikal dan Sintia membuat gadis itu menghela napas. Cairan di matanya nyaris turun jika Geisha tidak dengan cepat mendongakkan kepala agar air itu kembali masuk ke muara asalnya.

“Kamu jangan terlalu menekan Geisha. Geisha itu anak kita, kamu enggak mikirin psikisnya kalau kamu tekan dia terus-menerus?”

“Aku enggak nekan Geisha, aku cuma ingatin dia untuk fokus sama kuliah, fokus pada tujuan utamanya, dan enggak mikirin hal-hal yang enggak penting lainnya.”

“Tanpa kamu sadari, justru hal itu yang buat Geisha tertekan. Selama ini, kamu selalu bersikap egois seperti ini. Kamu memaksa Geisha untuk mengikuti semua kemauan kamu, bahkan kamu sampai meredam mimpi Geisha. Setelah Geisha nurut, apa kamu masih tega untuk nuntut dia untuk hal lainnya?”

“Aku enggak maksa Geisha untuk kuliah, dia sendiri yang bilang ke aku. Dia sendiri yang buat keputusan itu.”

“Itu emang keputusan Geisha, tapi kamu lupa, sebelumnya kamu berdebat sama Geisha karena masalah ini.”

“Oke, aku ngaku. Aku emang sempat maksa Geisha saat itu, tapi seharusnya Geisha bisa nentuin pilihan yang baik untuk dia, kan? Geisha udah besar.”

“Kamu sadar, nggak? Geisha itu cuma mau jadi anak yang penurut dan banggain kamu.”

“Udahlah, kamu jangan terlalu manjain Geisha, dia udah dewasa dan bisa nentuin pilihan yang baik untuk dia sendiri.”

“Sintia, ka—”

“Kalau kamu ngomong panjang lebar kayak gini hanya dengan harapan biar aku izinin Geisha untuk les bahasa Korea, percuma. Aku enggak bakal izinin.”

Setidaknya, kalimat terakhir itulah yang Geisha dengar. Geisha mematikan kran air seiring dengan berakhirnya percakapan yang dia dengar. Dengan tangan yang masih basah, Geisha menangkup wajahnya. Matanya mulai berair meratapi kehidupannya.

Kenapa Sintia bersikap seakan-akan Geisha tidak boleh menentukan pilihannya sendiri di luar hal yang diinginkan olehnya? Kenapa Sintia bersikeras bahwa impian Geisha hanyalah impian yang membuang-buang uang? Sampai kapan Geisha harus tetap berada di bawah kontrol Sintia seperti ini? Sampai kapan ….

“Ge.” Suara Haikal membuat Geisha menjauhkan tangannya dan kemudian mengusap bekas air mata yang turun.

Geisha berusaha untuk tampak biasa-biasa saja sebelum membalikkan badan dan melihat Haikal. “Iya, Pa?”

“Kamu dengar semua perbincangan Papa dan mama, ya?” tanya Haikal.

Geisha terdiam. Gadis itu hanya menggigit bibirnya sebagai respons atas pertanyaan itu.

“Maafin mama kamu, ya. Mama kamu terlalu keras kepala, susah diubah keinginannya. Dari dulu, sejak Papa kenal sama dia,” ujar Haikal.

Geisha berusaha menyunggingkan senyum dengan setengah paksa guna membalas cerita Haikal.

Lintas Impian [ Completed ✔ ]Where stories live. Discover now