Lintas Impian - 32

12 3 0
                                    

“Cewek itu siapa?” tanya Geisha dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cewek itu siapa?” tanya Geisha dalam hati.

Saat ini, Geisha masih berdiam di tempatnya, memperhatikan interaksi antara Jo dan perempuan—yang entah siapa—yang bisa dibilang lumayan dekat. Keduanya saling tertawa, dan lagi, Geisha tidak tahu hal apa yang menjadi bahan tertawaan mereka.

Sesekali, tercipta kontak fisik antara keduanya. Namun, sejauh ini, hanya perempuan itu yang terlihat agresif. Mendorong bahu Jo dengan pelan, mencolek lengan lelaki itu, atau juga dengan sengaja menyenggol tubuh Jo. Apa pun itu, yang jelas, mereka terlihat begitu dekat dan ... serasi?

Geisha segera memalingkan wajahnya. Entah kenapa, bagian dadanya terasa sesak sekarang, seolah ada sesuatu yang mengganjal di sana. Terlebih, saat matanya tak sengaja mencuri pandang ke arah Jo dan mendapati perempuan itu yang tengah mengelus rambut Jo.

Semacam ada perasaan tidak ikhlas melihat kedekatan Jo dengan perempuan itu, yang Geisha sendiri hingung mengapa hal itu bisa terjadi. Padahal, Jo bukan siapa-siapanya, dan begitu sebaliknya.

Dengan tangan kirinya, Geisha berusaha menekan dadanya untuk menghilangkan rasa sesak itu. Akan tetapi, sia-sia. Sesak itu masih menghinggap di sana, seolah, ia permanen.

“Aku kenapa, sih? Kenapa aku enggak terima lihat Jo sama cewek itu?” gumam Geisha sembari mencoba memejamkan mata. Kepalanya dia sandarkan pada dinding dengan posisi sedikit mendongak ke atas. Geisha menarik napasnya panjang, kemudian menghembuskannya kembali. Jika tahu begini caranya, lebih baik Geisha mengiyakan ajakan Naura tadi.

Suara langkah yang bertabrakan satu sama lain menyadarkan Geisha bahwa kelas yang berlangsung di balik dinding sandarannya sekarang telah usai. Geisha segera membetulkan posisi berdirinya menjadi tidak bersandar, mengambil ponsel dan berlagak tengah sibuk agar tidak terlihat sebagai orang linglung. Padahal, jemarinya hanya menggeser layar, membuka sebuah aplikasi, dan menutupnya kembali.

Hingga gadis itu berhenti pada aplikasi terakhir yang dia buka, mencari sebuah nama dan menekan logo telepon yang ada di sebelah nama itu. Geisha mendekatkan telepon itu ke telinga. Suara sambungan telepon terdengar beberapa detik, hingga orang di seberang sana mengangkat panggilan itu.

“Halo, ada apa, Geisha?”

“Halo, Nau. Tawaran kamu untuk ke kafe masih berlaku, nggak?” tanya Geisha to the point.

“Kenapa? Urusan kamu udah selesai? Kamu berubah pikiran?”

“Iya.”

“Kalau gitu, tawarannya masih berlaku. Tapi, pacar aku lagi kuliah, dia enggak bisa antar aku. Aku juga enggak bisa bawa motor. Mau pesan ojol, tapi kelupaan isi saldo kema—”

Belum selesai Naura menyelesaikan kalimatnya, Geisha telah terlebih dahulu memotong. “Aku jemput ke rumah kamu. Kamu share loc aja.”

“Oke, Geisha. Aku siap-siap dulu, ya, nanti aku share loc.”

Lintas Impian [ Completed ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang