Lintas Impian - 5

43 18 15
                                    

"Masih berani kamu ajak ketemuan lagi setelah ninggalin aku kemarin?" sindir Morena yang baru saja tiba di kafe

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Masih berani kamu ajak ketemuan lagi setelah ninggalin aku kemarin?" sindir Morena yang baru saja tiba di kafe. Gadis itu dengan segera mendaratkan tubuhnya di kursi panjang bersandaran empuk, tepat di sebelah Geisha.

Sementara itu, yang disindir hanya cengar-cengir. "Sorry, Mo, kemarin aku buru-buru ke toko lagi. Jam makan siang udah mau habis."

"Buru-buru atau enggak terima sama perkataan aku kemarin?"

"Ya, dua-duanya, sih," jawab Geisha sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Morena mendengkus, sebelum kembali berbicara. "Jadi, ada apa kamu minta ketemuan lagi? Kamu kangen?"

Geisha melihat Morena dengan tatapan cengo. Sejak kapan sahabatnya satu ini menjadi narsis? Pasti ini semua karena laki-laki berkacamata yang sejak beberapa bulan terakhir menjabat sebagai kekasih Morena, Steve. Namun, berhubung Geisha sedang memasuki mode serius dan ditambah dia yang tidak mempunyai banyak waktu untuk berbasa-basi. Setelah memesan minuman dan cemilan untuk dinikmati bersama, Geisha langsung to the point saja menyampaikan hal yang ingin dia bicarakan pada Morena.

"Aku disuruh kuliah sama mama."

Satu kalimat yang dilontarkan oleh Geisha sudah cukup untuk mendeskripsikan permasalahan gadis itu. Bertahun-tahun bersahabat bersama Geisha membuat Morena tahu seluk-beluk permasalahan yang Geisha hadapi.

"Dan, kamu enggak mau kuliah. Iya, kan?"

Tebakan Morena tebak sasaran. Geisha menganggukkan kepalanya. "Iya."

"Kamu udah coba untuk jelasin secara baik-baik sama mama kamu terkait alasan kenapa kamu enggak mau kuliah?"

"Udah, Mo. Tapi, mama tetap enggak mau dengerin penjelasan itu. Dia tetap maksa aku untuk kuliah," jawab Geisha sedikit frustrasi.

"Gimana sama papa kamu? Dia juga sama maksa kamu untuk kuliah?"

Geisha menggelengkan kepalanya. "Papa, sih, enggak maksa. Tapi, dengan papa berada di pihak mama itu artinya papa juga mengharapkan hal yang sama."

Morena mengangguk paham. Dibanding papanya, mamanya Geisha memang lebih banyak menuntut. Ibaratnya, mama Geisha adalah penguasa utama di rumah dan anggota keluarga yang lain adalah rakyat yang harus senantiasa mengikuti semua perkataan sang penguasa. Mungkin, itu yang membuat Geisha tampak begitu frustrasi hari ini.

"Sebelumnya, aku mau tanya, Ge. Sebenarnya, apa alasan terbesar kamu enggak mau kuliah?"

Geisha menatap Morena sejenak, sebelum melempar pandangannya ke depan dan berujar, "Kamu tahu sendiri, kan, Mo. Aku belajar di sekolah aja malas-malasan, selalu bergantung sama kamu. Gimana nanti pas kuliah? Aku harus minta tolong sama siapa? Kita beda angkatan, Mo. Aku juga ogah mau masuk di jurusan yang sama kayak kamu, bisa mati duluan kayaknya aku."

Geisha bergidik ngeri, seolah-olah farmasi adalah salah satu jurusan yang wajib dan harus dia hindari.

"Ge, itu bukan alasan. Itu semua cuma karena kamu enggak mau. Kita semua bisa kalau kita mau mencoba. Lagian, kita emang enggak bisa selalu bergantung sama orang lain, kan?"

Lintas Impian [ Completed ✔ ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat