42. Hitler Familly

Mulai dari awal
                                    

"Astagaaa Shireen... Cucu Mami Tua sudah besaaar" ungkap seorang wanita paruh baya berusia 70 tahunan yang masih terlihat cantik dengan gaun mewahnya yang elegan.

Shiren yang datang bersama Panca lantas langsung berhambur masuk kedalam pelukan sang Ny. Hitler.

"Mami Tua.. Shiren rindu" rengek Shiren sedikit membungkuk karna tubuh Ny. Hitler yang hanya sebatas telinga nya.

"Jika rindu, kenapa tidak pernah main kesini lagi hah? Kamu melupakan Mami Tua mu ini?! Atau kamu sudah tidak sayang Mami Tua?!" Sarkas Ny. Hitler membuat wajah Shiren muram.

Shiren tersenyum sendu menanggapi sarkasme yang ditujukan untuknya.

"Putriku sibuk bersekolah Mami. Kali ini banyak murid murid cerdas yang tumbuh di Lawrance Academy" sahut Panca dibelakang Shiren dengan setelan casual nya yang serba berwarna navy dan grey, senada dengan mini dress manis yang dikenakan Shiren.

"Hah kamu, Panca! Meski banyak dari mereka yang mampu, tidak mungkin untuk mengalahkan ke jeniusan Cucuku ini! Jadi jangan terus menyuruh Cucu kesayangan ku ini belajar. Shiren juga harus bermain bersama teman temannya" Ujar Ny. Hitler sengaja mengeraskan suaranya, agar saudara saudara nya tau bahwa Ia sangat membanggakan dan menyayangi Shiren.

"Wooow... Shiren hebat yaah!"

"Si paling jenius"

"Faktanya emang Shiren pinter sih"

"Tapi Shiren tambah cantik banget yah"

"Apalagi aura disekitarnya. Mirip kayak putri putri dikerajaan yang anggun elegan gitu"

Ny. Hitler tersenyum mengajak cucu perempuannya itu untuk duduk disampingnya.

"Bagaimana kabar kamu sayang? Sekolah lancarkan? Apa ada anak laki laki yang kamu suka?" Ny. Hitler menanyakan kabar Shiren.

"Semua lancar Mami Tua. Orang orang di Academy, pada baik dan ramah ke Shiren. Dan.." rona merah seketika menjalar dari pipinya.

Ny. Hitler, mengedipkan mata sedikit terkejut dengan respon malu malu Shiren. "Astaga! Serius? Siapa dia? Anak dari keluarga mana dia?" Dengan semangat menanyai semua hal.

Panca yang sudah duduk disamping Shiren mengetatkan rahangnya. Perasaan cemburu memenuhi hatinya. Meski sekarang Panca tahu bahwa Shiren sedang ber-akting untuk kelancaran misi nya, tapi hatinya tidak bisa tenang begitu saja.

Apalagi melihat wajah malu malu milik gadisnya itu, Panca tidak yakin apakah Shiren sedang ber-akting atau serius.

"Diaaa.. teman sebangku Shiren, Mami Tua" jawab Shiren malu malu kucing sambil menyelipkan anak rambut kebelakang telinga nya.

"Astagaaa!!! Cucu kesayangan Mami Tua sudah bermain cintaaa" Histeris Ny. Hitler langsung memeluk Shiren gemas.

"Siapa namanya.. cepat, biar Mami Tua urus perjodohan untuk kalian!" Tekan Ny. Hitler sedikit memaksa Shiren.

"Apa? Tidak usah Mami Tua!" Shiren menolak mentah mentah penawaran Ny. Hitler itu.

"Sebutkan sayang" kata Ny. Hitler dengan nada halus yang memerintah.

Sedikit menundukan kepalanya, Shiren membuka mulut. "Namanya-"

"MAMIIII... VITAA DATANG MEMBAWA PASUKAAAN" suara teriakan Vita yang membahana memotong ucapan Shiren, membuat atensi mereka teralih ke keluarga kecil yang baru datang itu.

Vita langsung berhambur memeluk Mami nya. Naura dan Zeron berjalan membuntuti Vita dibelakang.

"Sayangku, sini sini cantikku... Mami merindukan kalian" Ny. Hitler mengajak cucu cucu nya untuk bergabung memeluknya.

Naura dan Zeron lantas memeluk Mami Tua dengan gerakan sedikit canggung. Tanpa memeluk lama lama, Naura langsung duduk di sofa yang sedikit jauh, memisah dari mereka dan Zeron di sofa yang berhadapan dengan Panca.

"Oh iya, tadi ucapan kamu kepotong yah, Shiren. Nah, cepat beri tahu Mami Tua siapa namanya" suruh Ny. Hitler masih pembahasan yang sama.

"Nama Siapa Mami? Kalian lagi bahas apa memang?" Penasaran Vita menatap kedua perempuan yang beda generasi itu.

"Shiren sedang menyukai seseorang dan Mami ingin membantu jalan percintaan nya. Tentu saja jika memang dia layak" jawab Ny. Hitler angkuh memperlihatkan martabat nya.

Naura dan Zeron lantas mengalihkan pandangan nya ke Shiren, perasaan takut dan cemas memasuki relung hati mereka.

Mereka berdua sama sama tak siap. Naura yang tak siap mendengar nama yang Shiren katakan karna pasti Mami Tua nya akan langsung menjodohkan mereka. Sedangkan Zeron, tak siap jika ia harus membuat Shiren menangis karna membunuh orang yang dicintainya.

Shiren melihat Naura yang menatap matanya tajam.

"Rison Delatha Marlino"

+-+-+

BESTIEEEE

HADUUUH, UQI MAU NGOMEL DULU BENTAR!

Kalian nih, please.. boleh kalian berspekulasi bebas tentang cerita Uqi.. kalian bebass!

Tapi jangan seenaknya nentuin ending cerita dong..

Yah.. Uqi tau kalian pengen membuat happy ending menurut versi kalian.

Tapi inget!
Ini cerita aku lho, aku yang ngetik, aku yang mikir.. jadi sebisa mungkin.. jangan seenaknya nentuin ending-_

Agak kesel juga lama lama Uqi jadinya.

Udah siih.. itu aja..

Makasih

PROTAGONIST COUSIN'S (lanjutan Karya Uqi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang