19] First Night or Beautiful night?

3.1K 248 14
                                    

Haii gaess hehehehe apa kabar??
Tentunya jangan lupa votmentnya temen temennnnn.

Enjoy yaa!!!

*****

Setelah segala acara telah selesai, tentu saja abyan mengajak anindya ke rumah ndalem miliknya, ummi, abi dan galvin yang awalnya tinggal disana. Malah pindah ke rumah ndalem milik abah kyai abdullah. Sebab karena mereka berfikir untuk memberi ruang kepada kedua mempelai. Abyan maupun Anindya tadi sudah mengatakan tidak perlu abi hasan dan ummi khadijah pindah. Tapi ya namanya orang tua ya, udah ngerti kalau gimana rasanya malam pertama.

Dan sekarang tentu saja keduanya sedang berada di kamar. Yang satu sudah selesai bersih-bersih lalu merapikan pakaian. Dan yang satu lagi hendak bersih-bersih, namun begitu berat untuk berjalan ke kamar mandi dan meninggalkan pujaan hatinya itu.

"Mandi dulu gus, biar engga gerah" tegur anindya.

Abyan masih saja memandangi istrinya yang sedang merapikan baju tersebut. Oh iya mengenai masalah mahar yang lumayan dibilang banyak ya. Itu bukan permintaan dari pihak sang istri maupun istrinya itu. Itu adalah murni kemauan abyan.

Abyan teringat sebelum dia membicarakan mahar, dia sempat dinasihati oleh para tertua, termasuk abinya dan papa mertuanya.

Saat malam itu tiba-tiba abinya mengajak dirinya berbicara serius. Tentu tentang mahar yang abyan ingin beri ke anindya.

"Jika kamu memiliki istri nanti, semua akan dia lakukan abyan. Dari masak, menyiapkan baju kamu, mencucikan baju mu, melayani mu. Menyingkirkan hal yang dia sukai demi menghargai dirimu sebagai suaminya. Jadi apakah kamu yakin akan memberikan ning anindya mahar yang sedikit?" ucap abinya kala itu.

"Bahkan abyan, sebanyak apapun yang kamu berikan maharnya untuk ning anindya. Tidak akan pernah sebanding dengan dirinya sebagai istri. Dia merelakan seumur hidupnya untukmu. Melayanimu seumur hidupnya. Disini, istrilah yang banyak berkorban dan merelakan. Jadi jangan sekali jika kamu marah menaikkan nada bicaramu, jangan sekali juga kamu main tangan. Karena allah membenci seorang laki-laki yang kasar kepada wanita"

"Abi tidak perlu lebih banyak lagi menjelaskan sepertinya, karena abi yakin, kamu pun sudah tahu itu"

Lalu saat dengan keluarga anindya. Papa mertuanya tidak sama sekali membicarakan banyak tentang mahar. Malah papa mertuanya memberikan dia wejangan dan pesan pesan.

"Abyan, anindya itu memiliki sifat keras kepala. Jadi jika memang ada perbedaan pendapat diantara kalian, maka bicarakan baik-baik. Hormati istrimu sebagai mana kamu hormat kepada ibumu. Papa percaya padamu, karena papa yakin kamu adalah jodoh untuk anindya"

"Papa ingatkan juga. Jangan lupa untuk selalu menahan emosi didepan istri maupun anak mu nanti. Anindya masih dibilang muda, tapi papa bersyukur anindya menikah setelah dia selesai kuliah. Anindya itu sebuah anugrah untuk papa, sebuah keajaiban untuk papa. Anindya adalah anak satu satu papa"

"Maka abyan, jika kamu memang sudah tidak mau kepadanya, pulangkanlah dia kepada papa dengan baik nak. Jangan membuatnya sakit hati, jika kamu melakukannya maka percayalah, papa akan membenci mu selamanya. Tidak ada maaf bagimu jika melakukan itu"

Papa ryo menepuk bahu calon menantunya. "Jangan juga cepat menjatuhkan tangan nak. Allah benci orang yang kasar terhadap wanita, jika amarah merasukimu percayalah itu adalah syaiton yang sedang menghasutmu. Jika sedang marah cepatlah berwudhu. Bukankah api akan padam jika di guyur air?"

SAJADAH CINTAWhere stories live. Discover now