17] keluarga dari jakarta.

2K 195 1
                                    

Aku nggak bakal bosen untuk ingetin votmennya hehehhe.
Aku bener-bener serius kali ini sama SC
Serius aku smpe nanya bener ngga, bener gini atau bener gitu engga sama abiku hahaha.

Aku sampai pinjem buku abi buat nyari do'a untuk tentang pernikahan dan aku nanya juga tentang tajwid dan ilmu shorof. Aku nanya bener engga gini, intinya aku banyak nanya sama abiku tentang cerita ini mwehehe. Karena aku engga mau asal ngetik aja gaess.

***

Saat ini keluarga ndalem tengah menikmati kebersamaan bersama abi hasan dan ummi khadijah juga. Semuanya tengah berkumpul di salah satu gazebo dekat dengan asrama putra dan putri, dekat dengan lapangan yang akan di dekor menjadi pelaminan. Para WO malam ini sudah datang untuk membuat panggung pelaminan.

Baru saja gus azam dam gus abyan mengajak sang pemilik WO berbicara. Dan mereka juga membicarakan bagaimana konsepnya. Konsepnya tetap sama seperti yang sudah mereka meeting kan beberapa hari yang lalu.

Saat ini juga mereka tengah menunggu keluarga besar dari jakarta yang katanya tiga puluh menit yang lalu rey mengabarkan bahwa mereka hendak memasuki pesawat.

Anindya dan ning syakila sibuk mengurus undangan, ada yang dikirimi undangan secara langsung dan ada juga teman-teman anindya yang jauh diberi undangan digital.

"Temennya ning syakila jangan lupa juga ya" pesan anindya.

Ning syakila tersenyum. "Iyaa tenang aja"

"Ning, kayanya besok udah mulai dipingit deh" ujar ning syakila.

Anindya melotot. "Serius?"

"He'em kata abi gitu mama tia juga bilang gitu. Gakpapa lah, nanti kita fokusin skincare-an aja. Rawat kulit ning lagi biar makin mulus makin cantik pas nikahan, keluar-keluar udah fress deh" goda ning syakila.

"Ning mah ih. Tapi iya sih bener juga" monolognya.

Ning syakila dan anindya terkekeh kecil. Lalu mereka berlanjut mengerjakan undangan undangan tersebut. Anindya membuat undangan digital juga untuk teman temannya dikampus maupun di jakarta.

Anindya mengirim juga kepada pak anggara dan anak-anak inti AVAGE. Mereka semua tentu terkejut, namun anindya berjanji akan menjelaskan jika mereka datang ke semarang untuk menghadiri pernikahannya.

"Zin!! Tolong bantu ning syakila bawa kartu undangannya ke ndalem ya!" panggil anindya, kepada salah satu santriwati disana.

"Siapp ning" jawabnya.

Beberapa menit kemudian, datanglah rombongan mobil sebanyak lima buah mobil. Dapat di tebak itu keluarga dari jakarta, terlihat para santriwan yang tengah piket menjaga gerbang membantu untuk memarkirkan mobil. Saat selesai, Reyhan dan beberapa sepupu dan keluarga yang lain keluar dari mobil mereka.

"Alhamdulillah sampai juga" ucap umma nur, menyambut keluarga dari jakarta.

"Ummaa, apa kabar" sapa tante qina—mama reyhan, kakak kandung dari mama tia.

Umma nur tersenyum. "Alhamdulillah baik, bagaimana kalian semua?"

"Alhamdulillah baik juga" jawab tante fera, adik dari mama tia dan tante qina.

SAJADAH CINTAWhere stories live. Discover now