merindukan kenangan

139 9 2
                                    

Pagi  ini aku akan menjemput gamis pesananku.
Karena kata mbak ayu,gamis ku sudah jadi.

Aku hari ini memakai setelan abaya biru,dan hijab berwarna cream.

Aku hari ini memakai setelan abaya biru,dan hijab berwarna cream

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Potret Nia arwinda hari ini by Facebook .

Aku pun berangkat ke butik ayu dengan mengendarai mobil sport ku.

Aku mengendarai mobil dengan kecepatan rata rata.

***
Aku sampai di butik ayu,pukul 10:00
Karena perjalanan yang agak sedikit macet.

Aku pun berjalan masuk,dan langsung menuju ke ruangan mbak ayu.

"Assalamualaikum,....."ku sapa mbak ayu.

"Wa Alaikum salam,......."aku pun segera masuk,setelah mbak ayu menjawab salam.
Dia tampak sibuk dengan gaun gaun pengantin itu.

Aku pun duduk dan mengutarakan niatku
"Mbak,saya mau jemput gamis pesanan saya,....."

"O iya,nanti dulu saya ambilkan Nia,......" Mbak ayu berjalan ke arah lemari besar yang sudah berisi banyak gamis itu.
Lalu dia mengambil satu gamis berwarna pink.

Gamis itu sangatlah cantik,dengan hijab dan niqab yang serupa.
Pada saat mbak ayu memberikannya padaku,aku sudah jatuh cinta pada gamis itu.

Potret gamis Nia arwinda yang sudah jadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Potret gamis Nia arwinda yang sudah jadi.
Sumber foto by:Facebook

"Bagaimana Nia,apakah kamu suka?,......" Tanyanya.

"Aku suka mbak,....." Mbak ayu pun memberikan gamis itu kepadaku.
Aku membayar gamis itu,setelahnya pulang.

***
Seaampainya di rumah,aku segera menuju ke kamar dan merebahkan tubuh.
Setelah berkendara lebih dari 3 jam am,akhirnya aku bisa merebahkan tubuhku di kasur ini.

Namun,tiduran di kasur tidaklah membuatku nyaman.
Aku rindu masa masa di pesantren,apakah aku terima saja tawaran ayah untuk mondok di Dzulhijjah ya?
Tapi, bagaimana jika aku bertemu kembali dengan ustadz Faiz,apalagi jika dia sudah punya orang lain.
Apakah aku mampu?

Ah,itu urusan nanti,yang penting aku bisa menghatamkan Al Qur'an,dan juga sekolahku terlebih dahulu,pikirku.

Jika urusan ustadz Faiz,itu adalah urusan pribadi,semua juga salahku jadi,siap tak siap aku harus siap menanggung resiko yang sudah aku perbuat itu.

***
Malam ini,aku turun ke bawah untuk makan malam dengan perasaan campur aduk.

Karena aku sudah memutuskan untuk tetap melanjutkan mondok di Dzulhijjah.
Jika di rumah,maka aku tak akan mampu menghatamkan 30 juz Al Qur'an ku,sedangkan di pondok,kami di tuntut untuk menghafal dan murojaah,serta ziyadah.

Hati sudah ku mantapkan,sesampainya di ruang makan,aku duduk di samping bunda,ayah berada di seberang kami.

Setelah sedikit berbicara dengan bunda,akhirnya kami pun makan malam bersama.

Makanan ini sebenarnya enak semua,mulai dari beberapa olahan daging, Ada juga beberapa macam sayur dan buah.
Namun,aku cuma mengambil sedikit nasi dan lauk.
Entahlah,rasanya sangat berbeda,jika biasanya aku akan makan sambil di temani cerita bersama Aisyah,maka saat ini aku hanya makan bersama ayah dan bunda.

Makan seperti sekarang,membuatku ingat akan keadaan di pesantren.
Jujur,aku sangat rindu akan kebersamaan itu.

"Nambah lagi Nia,....." Suruh bunda

"Sudah bunda,Nia udan kenyang,......" Jawabku
Aku kemudian membawa piring ke wastafel dan mencucinya.

"Ya ampun mbak,biar saya saja yang cuci,kalo mbak yang cuci takut tangannya kasar nanti,....." Kata Mbak Ina.

"Gak papa mbak,saya sudah biasa kalo di pesantren,malah di pesantren saya di tugaskan masak pake kayu bakar mbak,......" Jawabku lagi

Tampak mbak Ina melongo,mungkin dia heran,mengapa aku mau melakukanya.
Karena yang dia lihat aku di rumah adalah wanita manja,dia belum tahu saja jika aku sudah beraksi. Pikirku

Ustadzku cinta pertama ku Where stories live. Discover now