Bonus chap: Amarah Tuan Kang

150 19 2
                                    

Suasana kantor saat ini begitu sibuk. Banyak karyawan yang fokus berkutat dengan laptopnya, berkas-berkas hasil kerja mereka saling bertumpuk membentuk sebuah gunung pekerjaan bagi para karyawan.

Tuan Kang dengan penuh wibawanya, ia berjalan tegap, maniknya fokus menatap kearah depan. Beberapa karyawan membungkuk memberi hormat namun dia abaikan oleh bosnya.

Sebuah mobil sport berwarna hitam legam terparkir didepan kantornya. Seorang supir bergegas membukakan pintu mobil bagian penumpang, tuan Kang masuk dan sang supir langsung menutup pintu mobil tersebut. Sang supir berjalan mengitari mobil menuju kursi kemudi, ia menyalakan mesin mobilnya lantas melenggang pergi meninggalkan area kantornya.

Tuan Kang fokus menatap jalanan depan, ekspresi datar dan begitu dingin ia tunjukan, hal itu membuat atmosfer di dalam mobil menjadi tegang. Tuan Kang mati-matian menahan gejolak yang tak sabaran dihatinya.

Tak membutuhkan waktu lama, kini mobil mereka sampai disebuah kantor polisi. Sang supir berjalan dan membukakan pintu untuk bosnya keluar. Tuan Kang berdiri tegap, sejenak ia merapikan jasnya lantas berjalan memasuki kantor polisi didepannya.

Maniknya menelisik sekitar, mencari-cari seseorang. Secercah harapan muncul di hati tuan Kang ia tersenyum tipis, lantas mendekat ke seorang yang ia cari.

"Hai tuan Park, sedang sibuk?"

Seseorang atau bisa di sapa tuan Park, yang awalnya sibuk dengan laptopnya menjadi terhenti dan menatap tuan Kang yang berdiri tegap dibelakangnya. Seulas senyum terbit diwajahnya.

"Ah Kang, sudah datang rupanya. Tidak, tidak terlalu sibuk lah, oh ya mari duduk diruang tamu." Tuan Park menuntun tuan Kang menuju sebuah ruang khusus tamu disana dan mempersilahkan tuan Kang duduk.

Tuan Kang mengangguk lantas mendudukkan dirinya di sofa panjang sedangkan tuan Park duduk di sofa panjang sebrangnya. Tuan Kang menghela napas sejenak.

"Jadi bagaimana?" Tanya tuan Kang membuka percakapan.

Tuan Park mengangguk, "Untung saja, saat itu cctv masih berfungsi dengan baik. Dan mobil yang menabrak putra mu berwarna hitam, ah ini plat mobilnya." Tuan Park menyerahkan kertas kecil bertuliskan nomor plat mobil.

Tuan Kang menerimanya dengan senang hati, ia membaca plat mobil yang tertulis tinta berwarna hitam di kertas tersebut.

Tuan Park membuka laptop yang ia bawa, jemarinya sibuk berkutat dengan laptop tersebut. Selang beberapa detik, tuan Park tersenyum dan menatap tuan Kang,

"Ini bukti rekaman cctv-nya." Tuan Park menyodorkan laptop miliknya ke tuan Kang.

Sebuah video rekaman cctv ditampilkan, terdapat seorang pemuda yang berjalan gontai ketengah jalan, tuan Kang yakin bahwa pemuda itu, adalah putranya, Kang Taehyun. Sebuah mobil berwarna hitam menghantam tubuh Taehyun begitu kuat sehingga terseret beberapa jarak. Hatinya perih kala melihat bercak darah sang anak yang membentuk sebuah garis vertikal di aspal. Ia tak bisa membayangkan, betapa sakitnya yang dirasakan oleh Taehyun saat itu.

Tanpa sadar, tangan tuan Kang mengepal, rahangnya bergemelatuk mencoba menahan emosinya. Rasa bersalahnya kian membesar setelah melihat rekaman tersebut, ia juga merasa marah kepada sang penabrak karena tidak bertanggung jawab. Ia tahu, jika hal ini murni kecelakaan, karena Taehyun yang menyebrang tanpa melihat-lihat jalan, tapi yang namanya kesalahan entah sengaja maupun tidak sengaja harus tetap minta maafkan?

Tuan Kang harus menangkap pelaku yang menabrak anaknya, ia tidak akan tenang jika hal ini belum juga selesai. Ia tidak terima, dimana saat anaknya kesakitan namun sang penyebab masih tenang diluar sana.

"Aku harus menuntut pelaku secepat mungkin." Ujar tuan Kang, terdengar nada yang begitu dingin.

"Ku harap, kau bisa menahan amarah mu Kang. Kau tidak bisa terlalu menghukum sang penabrak. Lagi pula, semua ini murni kecelakaan." Ujar tuan Park.

Hikaru nara -beomtae ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat