Hikaru nara -beomtae ✓

-19-

Pagi yang begitu cerah hari ini, tuan muda Choi beomgyu saat ini sedang bermalas malasan dikasur empuk apartemennya. Beomgyu memutuskan untuk hidup sendiri dan menyewa apartemen untuk ia tinggali, beomgyu merasa lebih nyaman tinggal sendiri diantara sepi, jadi kesepian dan keheningan sudah sangat biasa bagi beomgyu. Meskipun ia memiliki rumah yang mewah nan megah, namun beomgyu ingin belajar mandiri, ia tidak ingin menjadi anak manja yang bergantung kepada kedua orang tuanya.

Semenjak kematian sang ayah, perusahaan mereka kini beralih ke tangan ibunya. Dulu ibunya adalah seorang pengusaha seperti ayahnya, jadi beomgyu yakin pasti ibunya bisa mengurus perusahan dengan baik. Namun, entah kenapa beomgyu merasa bahwa ia menjadi beban sang ibu, ia merasa bersalah karena tidak bisa membantu ibu dalam urusan perusahaan. Ia tidak pandai dalam hal itu.

Bahkan beomgyu pernah melihat wajah sang ibu yang tampak merasa amat kelelahan karena saat itu perusahaan mereka hampir saja mengalami kebangkrutan, hal itu membuat sang ibu luar biasa sibuk sampai tidak pulang selama 5 hari. Semua itu untuk menstabilkan kembali perusahaan mereka hingga kerja keras sang ibu membuahkan hasil, dan berhasil membuat perusahannya kembali stabil.

Beomgyu sangat ingat wajah sang ibu saat kembali pulang kerumah wajahnya tampak lelah, letih, frustasi, bahkan tak jarang beomgyu melihat wajah sang ibu yang tampak pucat. Meskipun begitu beomgyu bangga dengan ibunya, walau diserang letih yang luar biasa sang ibu masih bisa tersenyum dan memberikan kasih sayang kepadanya. Beomgyu tahu bahwa ibunya selalu berusaha meluangkan waktu untuk dirinya, dan beomgyu sangat menghargainya.

Hingga saat ini ia SMA dan memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemen. Beomgyu jadi jarang menemui ibunya, bukan kah beomgyu jahat? Ya beomgyu berpikir seperti itu. Walaupun mereka selalu saling menanyakan kabar lewat pesan ponsel.

Hari ini adalah hari libur, dan beomgyu berpikir bahwa ia akan mengunjungi ibunya dirumah, dan pasti hari ini ibunya juga sedang libur, walau masih suka sibuk berkutat dengan laptopnya. Tapi beomgyu yakin ibunya pasti akan menyambut kedatangannya nanti.

Beomgyu sudah siap dengan dirinya, ia hanya memakai kaos hitam untuk dalaman dan jaket bewarna putih untuk luarnya serta celana jeans hitam panjang untuk bawahannya, sangat sederhana. Ia akan berangkat dengan mobil dan yang menyetir adalah pribadinya biasanya beomgyu akan menaiki bus umum, namun ia kasihan dengan supir pribadinya yang selalu menganggur karena dirinya jarang minta diantarkan oleh sang supir.

Yah walaupun dianggurin tapi masih tetap digaji kok.

Beomgyu keluar dari apartemen dan turun menggunakan lift, apartemen beomgyu berada dilantai 5 dan ia sangat malas untuk turun menggunakan tangga. Sesampainya dibawah beomgyu berjalan dan ia melihat supirnya diluar dan dibelakangnya mobil hitam yang terlihat begitu elegan terparkir didepan apart. Sang supir menyambutnya dengan tersenyum ramah dan mempersilahkan beomgyu untuk masuk kedalam mobil.

Tujuan beomgyu bukan langsung menuju kerumah melainkan ia akan pergi ke mall dan membeli beberapa bingkisan untuk ibunya, karena ia sudah lama tidak menemui ibunya ia jadi merasa tidak enak jika datang hanya dengan tangan kosong.

Sesampainya di mall, ia masuk dan membeli barang yang akan ia beri kepada ibunya nanti, ah ia membayangkan wajah sang ibu yang terlihat bahagia. Setelah selesai, ia keluar dan Tangannya menggenggam beberapa totebag yang berisi beberapa baju dan aneka kue yang ia beli tadi didalam mall.

Tanpa sadar beomgyu tersenyum tipis, hatinya merasa senang tatkala ia membayangkan wajah senang ibunya yang menyambut kedatangannya. Dilubuk hatinya beomgyu benar-benar merindukan sosok yang sudah membesarkannya itu.

Saat beomgyu telah keluar dari mall, tiba-tiba ada seorang pemuda yang menabrak dirinya, beruntung beomgyu dengan mudah menjaga keseimbangan tubuhnya. Namun tidak dengan pemuda yang tadi menabraknya pemuda itu terjatuh bahkan beomgyu samar-samar mendengarnya meringis.