-21-

149 31 3
                                    

Di siang bolong begini, Choi Yeonjun menghembuskan napas berat, kedua tangannya menompang kepalanya, manik matanya menatap lurus kedepan. Hari ini adalah hari libur, dan yeonjun bingung tidak melakukan apapun, jujur saja ia bosan.

Biasanya di siang hari seperti ini, ia akan menghabiskan waktunya dengan bermain rounders bersama timnya dilapangan, namun para timnya sedang sibuk pergi berlibur bersama keluarga. Yeonjun bisa saja bermalas-malasan dikasur, tidur, dan beristirahat, kedua orang tua yeonjun sedang disibukan dengan pekerjaan mereka. Yeonjun kadang heran, dihari libur seperti ini orang tuanya selalu saja sibuk, ia mendengus kesal mengingat betapa menyebalkan orang tuanya.

Ia bisa saja pergi menemui Taehyun, tapi sepertinya itu tidak mungkin. Jadilah sekarang dirinya yang merenung didepan teras, sesekali ia mendengar suara ngegat yang nyaring di pendengarannya, sekarang sudah mulai memasuki musim panas.

Yeonjun membaringkan dirinya dilantai teras, karena bosan ia mengguling-gulingkan dirinya kesana kemari. Tidak peduli dilihat orang lewat, yang jelas ia merasa sangat bosan sekarang. Sesekali yeonjun merengut kesal, pasalnya ia tidak suka jika dirinya bosan dan merasa kesepian.

Disela-sela bosannya, tiba-tiba otak yeonjun terpikir sesuatu, bak orang yang telah menemukan ide. Ia buru-buru bangkit dan duduk dengan wajah berseri-seri mengabaikan rambutnya yang acak-acakan.

"Ah iya soobin!" Ujarnya penuh semangat.

Saat hendak berdiri, yeonjun kembali menduduki dirinya di lantai teras dengan wajah yang berubah menjadi redup,

"tapi, apakah soobin ada dirumahnya? Apa ia mau aku ajak keluar?" Tanyanya pada diri sendiri

"Masa bodoh! Yang jelas aku bosan sekarang, bisa mati muda aku gara-gara bosan." Sambungnya lagi. Lantas yeonjun berdiri dari duduknya, ia mengunci pintu rumahnya dan melenggang pergi, dan tentu saja ia tak lupa mengunci gerbang, kalau rumahnya kecuriankan gawat.

Jarak antara rumahnya dengan rumah soobin tidak perlu menempuh waktu lama, rumah yeonjun dengan rumah soobin hanya terhalang dua rumah saja. Sesampainya di sana yeonjun bisa melihat ibu soobin sedang menyirami tanaman di halaman rumahnya, bunga warna-warni yang begitu mencolok di penglihatan yeonjun, dan memberikan kesan indah nan cantik.

Disela fokusnya menyirami bunga, manik mata ibu soobin menangkap sosok yeonjun didepan gerbang, lantas ia tersenyum melihat kedatangan pemuda itu.

"Yeonjun? Ingin bertemu soobin ya?" Ujarnya

Yeonjun mengangguk dan tersenyum canggung, rasanya semua ini seperti deja vu, ia jadi teringat masa kecilnya dulu saat ia kerumah soobin untuk mengajaknya bermain bersama.

"Soobin ada didalam, ia sedang dikamar kau masuk saja." Ujar ibu soobin penuh perhatian.

Yeonjun kembali mengangguk dan masuk kedalam rumah kediaman Choi Soobin itu, ibu soobin menatap punggung yeonjun tersenyum dan menggeleng kepala.

"Ternyata kalian masih sama seperti dulu ya."

_

Yeonjun berjalan menaiki tangga rumah kediaman Choi Soobin, ia berjalan menuju pintu coklat diujung, sesampainya didepan pintu tersebut, samar-samar yeonjun mendengar alunan biola yang mengalun indah di pendengarannya. Bisa yeonjun tebak, soobin sedang memainkan biolanya.

Memang sangat susah untuk memisahkan soobin dari biola miliknya, sudah bagaikan prangko. Soobin sangat mencintai biolanya, bahkan ia begitu baik merawat biolanya.

Dengan ragu yeonjun mengetuk pintu kamar soobin, "soobin, apa kau didalam? Ini aku yeonjun."

Setelah mengucapkan itu, terdengar sebuah suara yang menyuruh dirinya untuk masuk saja, tangan yeonjun menggapai gagang pintu tersebut dan membukanya, aroma khas milik soobin menguar dan menusuk Indra penciumannya.

Hikaru nara -beomtae ✓Where stories live. Discover now