-23-

139 26 2
                                    

"apa kau menemukannya?" Tanya tuan Kang, manik matanya menatap tajam dua anak buahnya yang hanya menunduk didepan sana. Dari raut wajah anak buahnya bisa dipastikan, mereka pasti tidak menemukan putra bungsunya.

"Hm, maaf. Kami belum menemukan petunjuk apapun." Ucap salah satu anak buahnya.

Mendengarnya rahang tuan kang mengeras, tangannya terkepal erat. Para anak buahnya tidak becus! Tuan Kang yakin bahwa Taehyun pasti tidak akan jauh dari kota ini, mengingat bahwa putranya hanya sembarang pergi, bahkan handphone beserta dompetnya ditinggal begitu saja.

"Sebegitu sulitnya kah untuk mencari satu orang saja?" Ucap tuan Kang dingin. Maniknya menatap anak buahnya dengan tatapan menusuk, hal itu membuat anak buahnya kesulitan menelan salivanya.

"M-maaf tuan, demi apapun k-kami berani bersumpah. Kami sama sekali tidak menemukan petunjuk satu pun dari tuan Kang Taehyun." Ujar salah satu dari mereka terbata-bata.

Tuan Kang menghela napas panjang, pening menyerang kepalanya saat ini. Ia tak habis pikir dengan tingkah nekat putranya ini, sudah tau menderita kanker malah melarikan diri seperti ini.

"Pergilah, dan melanjutkan pencarian kalian." Final tuan Kang, kedua anak buahnya membungkuk hormat, lantas keluar dari ruangan tuan Kang.

Tuan Kang berdiri menghadap jendela yang terbentang lebar serta menampilkan kesibukan kota dipagi hari ini. Hati tuan Kang diselimuti rasa khawatir mengenai anak bungsu nya itu. Kang Seulgi yang notabenenya anak sulungnya, wanita itu juga sama sepertinya. Bahkan tuan Kang bisa melihat putrinya yang kalut kala tak menemukan Taehyun diruang rawat.

Saat sedang merenungkan diri, tiba-tiba terdengar orang yang membuka pintu ruangannya tanpa salam apalagi permisi. Karena penasaran, tuan Kang berbalik melihat siapa gerangan yang berani memasuki ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Ketika berbalik, manik tuan Kang terbelalak. Terdapat seorang wanita yang berdiri di sana, ia mengenakan jas dokter, senyumnya yang cantik tertampang disana. Ia adalah sosok wanita yang dirindukannya.

"Teira."

_

Waktu sekolah telah usai, murid-murid berhamburan keluar. Saat ini seorang pemuda bernama Choi Yeonjun sedang berjalan tergesa-gesa hendak menuju gerbang sekolah.

Disana ada orang yang menunggu dirinya, jika kalian bertanya siapa orangnya? Dia adalah Choi Soobin, dan Yap! Mereka akan pulang bersama seperti biasa. Senyum yeonjun terbit kala melihat Soobin yang berdiri di depan gerbang menunggu dirinya, dengan bergegas ia mendekati Soobin.

"Hai, maaf lama." Sapa yeonjun.

Soobin tersenyum, "tidak apa-apa, kalau begitu ayo pulang!" Ajaknya.

Yeonjun mengangguk, langkah mereka berdua mulai berjalan bersama. Langkah mereka berjalan menuju halte bus, karena mereka akan menaiki bus umum untuk transportasi pulang mereka. Selang menunggu beberapa menit di halte bus, akhinya bus yang mereka tunggu datang.

Yeonjun tersentak kala tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarik tangannya, ternyata pelakunya adalah Soobin. Jantung yeonjun terpacu cepat, pasalnya tak biasanya Soobin seperti ini.

Saat sudah memasuki bus Soobin masih senantiasa manarik tangan Yeonjun hingga mereka duduk di kursi penumpang. Yeonjun ingin melepaskan tangan Soobin yang menggenggam tangannya, ia merasa risih dengan jantungnya yang memompa darahnya begitu cepat.

Manik rubahnya melirik Soobin yang duduk sembari menatap depan, 'apakah Soobin tidak sadar bahwa ia masih menggenggam tangan ku?' batin Yeonjun lalu mendengus.

Hikaru nara -beomtae ✓Where stories live. Discover now