-18-

177 32 2
                                    

Bel sekolah berbunyi

Menandakan bahwa kegiatan pembelajaran telah usai, para murid mulai berhamburan keluar kelas dengan membawa ilmu dan pikiran yang jenuh karena pelajaran yang mereka dapat hari ini. Taehyun berserta hueningkai dan tak lupa ada beomgyu yang disisi kirinya sedangkan hueningkai disisi kanannya, berakhirlah Taehyun berada ditengah. Untuk Soobin dan yeonjun seperti biasa mereka pulang bersama, begitu juga ryujin dan yeji

Mereka bertiga terus berceloteh tentang hari ini, mulai dari materi pelajaran yang membuat pemikiran otak berkerja keras, rumor-rumor sekolah, ah soal rumor sekolah biasanya hueningkai atau yeonjun yang suka bercerita soal itu sedangkan Taehyun dan beomgyu mereka sama sekali tidak percaya akan itu. Tetapi mereka tetap mendengarkan hueningkai dan meski begitu kadang cerita soal rumor cukup asik bagi mereka.

Sesampainya mereka bertiga didepan gerbang, terdengar bunyi klakson mobil hitam tepat didepan gerbang, hal itu membuat para murid disana bingung terutama Taehyun, beomgyu dan hueningkai disana. Selang beberapa menit kaca mobil bagian penumpang itu diturunkan dan tampak wajah seorang pria paruh baya didalam mobil itu dengan bibirnya yang membuat senyuman.

Taehyun mengenali pria itu, sangat. Hatinya mendadak merasa senang, senyuman perlahan mengembang diwajahnya, "ayah?"

Pria paruh baya yang dipanggil ayah itu pun melambaikan tangannya kepada putra tercintanya dengan tersenyum bahagia bercampur dengan kerinduan. Beomgyu dan hueningkai yang dari tadi memperhatikan, perlahan mulai paham. Ini antara anak dan ayah

Kini Taehyun beralih menatap temannya, "beomgyu, kai, aku akan pulang duluan karena ayah menjemputku."

"Iya, hati-hati dijalan Taehyun." Ujar hueningkai sembari melambaikan tangan begitu juga dengan beomgyu, Taehyun tersenyum dan melakukan hal yang sama.

Setelah berpamitan Taehyun langsung berlari menuju mobil sang ayah dan masuk kedalam kursi penumpang bersebelahan dengan sang ayah. Setelah menutup pintu mobil Taehyun langsung menghambur kepelukan ayahnya. Sang ayah terkekeh dan membalas pelukan sang putra dengan erat.

"Kau semakin tumbuh besar saja ya Taehyun." Ujar sang ayah mengusap lembut rambut sang anak. Taehyun melepaskan pelukan mereka, maniknya menatap manik sang ayah, bohong jika ia tidak rindu kepada sang ayah.

"Tentu saja! Ayah kau tahu? Aku sangat merindukan ayah!" Ujarnya dengan wajah yang dibuat kesal.

Sang ayah terkekeh dan menatap sang anak lamat-lamat. Perlahan senyuman sang ayah luntur dari wajahnya kala melihat kondisi Taehyun sekarang. Pipi yang semakin tirus, bibir yang tidak Semerah dulu, tubuh yang mulai mengurus, dan rambutnya mudah rontok saat ia mengusap rambut anaknya, tiba-tiba tuan Kang merasa hatinya berdenyut sakit. Putranya sangat jauh berbeda dengan yang dulu

Taehyun menyadari akan tatapan sang ayah, ia pun berusaha menyadarkan sang ayah dari lamunannya. Taehyun tahu bahwa ayahnya sedang menatap kondisi dirinya yang menyedihkan saat ini, tidak sesehat dahulu kala.

"Ayah?"

Tuan Kang sadar akan lamunannya ia sedikit tersentak, "ah maaf. Kau sudah makan taehyunnie?"

Taehyun mengangguk, "sudah, saat makan siang disekolah aku memakan bekal yang disiapkan kakak."

Tuan Kang tersenyum, "baiklah, apakah kau ada terapi lagi hari ini?"

Taehyun mengangguk lagi sebagai jawaban. "Baik, kita akan langsung kerumah sakit saja ya?"

"Shap!"

_

Sesampainya di rumah sakit, mereka tuan Kang dan Taehyun disambut oleh beberapa dokter dan perawat yang ada di rumah sakit ini. Sebenarnya rumah sakit ini adalah milik kakaknya Taehyun yang sudah bekerja keras untuk meraih kesuksesan menjadi seorang dokter dan memiliki rumah sakit sendiri. Taehyun kagum dengan kakaknya yang begitu bekerja keras demi meraih apa yang ia ingin kan, sang ayah disini sebagai pendonatur, jika rumah sakit ini membutuhkan dana, maka dengan senang hati sang ayah membantu.

Hikaru nara -beomtae ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat