Lucu [2]

768 177 225
                                    

Disclaimer banyak adegan UwU
Harap siapkan mental dan hati agar tidak ngenes.

Note : vote dulu yuk, follow authornya juga ya onlypn

Happy reading!

Ia memejamkan mata, merasakan serpihan angin yang menyapa kulit putihnya, menerbangkan helai-helai rambut yang dibiarkan terurai. Bisikan angin seolah menyampaikan kedatangan sang bunda. Kicauan burung menambah kenyamanan hati untuk tinggal lebih lama.

Ia menatap lamat gundukan tanah yang di dalamnya ada seseorang yang teramat berharga. Seorang wanita yang dengan suci melahirkannya. Diusapnya nisan itu, tangannya bergemetar.

Buliran air mata satu persatu menetes membasahi makam sang bunda. "B-bunda.."

"A-aku kangen..."

"Aku udah engga punya siapa siapa lagi bun.., kenapa bunda gak ajak aku sekalian?" monolog Syifa tersenyum miris.

Cukup lama bersimpuh di samping makam sang bunda, laki laki yang datang mengantarnya 'pun berniat menghampiri.

"Koreksi!" celetuk Samudra menghampirinya.

"Your'e mine, you have me, and your'e not alone," tutur Samudra kemudian berhambur memeluknya.

Usai pembullyan yang terjadi di sekolah tadi, Samudra memutuskan untuk mengantar Syifa pulang dengan kedok meminta restu orang tua Syifa untuk menjadikan Syifa pacarnya.

Tetapi dalam perjalanan Samudra merasakan firasat tidak enak dan ternyata sang camernya sudah berpulang duluan.

Samudra melepaskan pelukannya dengan Syifa kemudian berfokus pada nisan di hadapannya. "Bundanya Syifa....," panggil Samudra dengan nada manjanya.

"Aku boleh minta izin buat jadiin Syifa pacarku?" tanya Samudra begitu lembut.

Entah mendapat jawaban dari mana, tetapi hati Samudra terasa lega saat mengucapkannya. Berani bertanggungjawab dengan apa yang diucapkan itu 'lah Samudra Pratama Dewantara.

"Aku anggap setuju ya bun," pungkas Samudra membuat Syifa mendelik kesal.

"Sam!"

Lelaki itu menoleh sembari menaik turunkan alisnya.

"Hm?"

Entah apa yang terjadi dengan tubuh Syifa, mendengar suara serak laki laki itu kupu kupu segera meluncur untuk berterbangan diperutnya. Ia tersipu malu kemudian membuang muka secara reflek.

"Cie salting. Lo harus membiasakan Syif," ucap Samudra ambigu.

"Karena gue bakal sering telpon lo, biar lo gak ngerasa sendirian pas di rumah," jelas Samudra semakin membuat wajahnya seperti kepiting rebus.

Satu menit menetralkan degub jantungnya, Syifa menoleh pada lelaki itu. "Ayo pulang, udah mau malam."

Samudra membersihkan beberapa tanah yang menempel dipakaiannya. Untuk Syifa? Ia memakaikan gadis itu hoddie, untuk melindungi seragam sekolah Syifa agar tidak kotor.

"Sam!"

"Apa lagi? Gue mau pamit lho sama bunda," jawab Samudra.

"Hoddienya gede banget!" rengek Sooya Asyifa membuat lelaki itu memandangnya dari bawah sampai atas.

Hoddie yang bahkan oversize untuk Samudra, jelas bagaimana tampaknya jika dipakai Syifa bukan? Gadis itu tenggelam bahkan tangannya pun seperti setengah dari lengan hoddie itu.

My PlayBOYFRIEND [On GOING]Where stories live. Discover now