24. Hari Bumi Sedunia

63 3 0
                                    


Senggani terlambat bangun pagi ini. Karena sibuk semalam suntuk bertelepon ria dengan Linera untuk menceritakan semua pengalaman serunya berarung jeram bersama anak-anak Dharmapala, akibatnya tadi pagi dia bangun dengan linglung, apalagi hari ini dia harus berangkat liputan. Untungnya liputan kali ini tidak perlu jauh-jauh sampai ke luar kota, cukup di Jakarta saja. Karena kali ini dia akan meliput tentang peringatan Hari Bumi Sedunia yang selalu diperingati setiap tanggal 22 April. Aksi gerak jalan dan pungut sampah sepanjang jalan menuju Bundaran HI ini juga menyuguhkan aksi teatrikal yang menceritakan tentang dampak buruk penggunaan plastik yang makin tak terkendali bagi keberlangsungan Bumi ini.

Dharmapala yang menjadi otak kegiatan bekerja sama dengan salah satu komunitas teater Kreasi Bangsa untuk menyuguhkan aksi teatrikal yang akan dipentaskan sepanjang perjalanan mereka dari gedung kampus Dharma Nusantara menuju final destination yaitu Bundaran HI. Ada juga beberapa elemen masyarakat yang turut bergabung dengan kegiatan yang nantinya juga akan mengadakan aksi pemungutan dan pengumpulan sampah yang mereka dapatkan dari para pengendara motor maupun mobil yang acap kali membuang sampah mereka ke jalan raya.

Bukan hanya Senggani reporter yang ikut meliput kegiatan hari ini, tapi juga ada beberapa media cetak dan elektronik yang melakukan peliputan baik secara live report maupun tidak. Senggani yang sudah ada di tempat melongo tak percaya melihat penampilan dari anak-anak teater. Beberapa orang pria bertelanjang dada dan melumuri tubuh mereka dengan cairan sehingga seluruh tubuh mereka berwarna cokelat pekat, beberapa lainnya dilumuri dengan warna hijau dan biru.

Semua itu mewakili warna tanah, warna pepohonan dan birunya lautan. Lalu ada seorang lagi memakai kostum bulat besar berwarna putih, itu sebagai perwujudan dari Planet Bumi yang masih kosong dan belum dihuni oleh tanah, pohon, laut dan hal-hal indah lainnya. Beberapa orang yang lain memakai kostum aneh yang dipenuhi barang-barang tak terpakai seperti botol bekas air minum, bungkus snack, kantong-kantong plastik, bahan-bahan dari styrofoam dan masih banyak lagi barang bekas lainnya yang melekat di kostum tak berbentuk itu. Mereka diartikan sebagai sampah yang banyak menggunung dan sangat mencemari alam serta merusak keindahan Bumi. 

Para cewek anak teaternya memakai kostum berbentuk hewan, seperti burung, harimau, badak dan beberapa hewan langka lainnya. Tiga cewek lain memakai kostum bunga-bunga cantik dan yang lebih menakjubkan lagi, semua kostum dan properti yang mereka gunakan untuk pementasan jalanan kali ini dibuat dari barang bekas dan pastinya ramah lingkungan.

"Jangan sampai kami yang menyerukan untuk mengurangi sampah malah jadi menambah sampah. Makanya, semua properti yang kami gunakan kami buat dari barang-barang bekas. Kami daur ulang dengan sedikit jiwa seni, jadi, deh! Walaupun terlihat kurang maksimal, tapi kami puas dengan hasil kerja kami sendiri," tutur Tantra, ketua Dharmapala yang diwawancarai salah seorang reporter.

Mahesa tampak menguap-nguap sejak tadi. Dia terlihat kurang tidur karena ada lingkaran hitam membayangi kedua matanya yang sayu itu. Mahesa dan semua panitia acara memang lembur semalaman untuk menyelesaikan properti, mematangkan konsep, latihan teater terakhir dan printilan-printilan lainnya agar acara hari ini bisa berjalan dengan sukses. Sambil menyeruput kopinya yang masih panas, Mahesa tampak serius mendengarkan briefing bersama beberapa orang.

Tak disangka, Galuh hadir hari ini. Dia datang bersama Jamal dan pacarnya Jamal dengan menggunakan mobil. Mahesa agak kaget juga melihat gadis itu datang, entah kenapa saat melihat Galuh rasa bersalahnya muncul lagi. Apalagi masih terlihat raut sedih di wajah ayu Galuh, mungkinkah wajah sedih itu masih karenanya? Sejak kegiatan donor darah Mahesa belum bertemu lagi dengan Galuh, gadis itu seakan menghilang tiba-tiba. Jadilah Mahesa belum sempat meminta maaf lagi kepada Galuh.

Niat Galuh menghilang memang untuk melupakan Mahesa karena dia sudah ditolak mentah-mentah oleh lelaki itu, tapi saat melihat sosok Mahesa lagi ada di wilayah jangkauan matanya, niat itu seketika urung dilakukan. Tak bisa dipungkiri, Galuh merindukan sosok lelaki hangat itu setelah cukup lama tidak melihatnya. Mahesa masih terlihat memesona walaupun dengan tampang super ngantuk seperti sekarang.

A Love to Him (Revisi)Where stories live. Discover now