25

10K 773 43
                                    

H-1 pernikahan, Jaemin dan Jeno tidak diperbolehkan untuk bertemu. Hal itu jelas membuat mereka uring-uringan, terlebih lagi Jaemin. Si manis yang biasanya akan nekat, tapi kali ini tidak bisa karena ia dijaga langsung oleh Yuta dan Winwin, sehingga ia tidak bisa kemana-mana. Ponsel pun disita oleh Yuta.

"Ayah gak ke kantor?"tanya Jaemin setelah mereka selesai makan siang.

"Nggak, Ayah ambil cuti sampai lusa."jawab Yuta dengan santai.

"Nanti kalau ada hal penting gimana, Yah? Mending Ayah ke kantor aja!"

Yuta tertawa pelan mengetahui makna tersirat dari ucapan anak bungsunya itu. "I know you so well, Nakamoto Jaemin. Apapun yang ada di pikiran kamu, jangan harap kamu bisa bertemu Jeno."

"Ih, Bundaaaa~ Ayah nya tuh!"rengek Jaemin yang mengadu pada Winwin.

"Ayah bener loh, sayang. Nana gak boleh ketemu sama Jeno dulu, tapi kan nanti besok udah bisa ketemu. Sabar ya, manis..."

"Tapi Nana kangen..."

Yuta menghela nafasnya. "Kamu jangan kayak gini depan Jeno. Jangan nunjukin kalau kamu secinta itu sama dia, nanti dia jadi ngelunjak dan seenaknya! Ayah gak mau kalau sampai dia nyakitin anak Ayah!"

"Tapi Nono juga cinta sama Nana tuh!"protes Jaemin dengan bibir mengerucut.

"Iya, tapi maaf... Ayah gak akan pernah bisa percayakan kamu sepenuhnya sama Jeno, sayang. Mungkin kamu sudah sembuh dari luka yang pernah Jeno kasih, tapi Ayah belum, Nana. Sebaik apapun Jeno memperlakukan kamu sekarang, itu gak pernah cukup untuk mengobati luka seorang Ayah yang anaknya pernah dilabeli sebagai sampah. Kamu berliannya Ayah, kamu separuh dunianya Ayah, kamu anak Ayah yang berharga. Ayah gak akan pernah terima itu, Nana. Maafin Ayah, tapi restu Ayah selalu menyertai kamu, asal anak Ayah bahagia, Ayah gakpapa."

Yuta tersenyum, lalu berdiri dari duduknya. "Ayah ke ruang kerja sebentar. Sayang, tolong jaga Nana, jangan sampai anak kita kabur!"

"Ayah..."lirih Jaemin sambil menatap punggung lebar Ayahnya yang menjauh, dan menghilang di balik pintu lift.

"Bunda... Ini gimana?"

"Gakpapa, sayang. Ayah cuma mau jujur sama perasaannya. Nana jangan sedih, besok mau nikah loh, harus senyum!"

Nakamoto Yuta yang terkenal kuat dan kejam di luar, tapi ia bisa menjadi sosok yang paling rapuh jika menyangkut keluarganya. Seluruh hidupnya ia pakai untuk melindungi para malaikatnya. Setengah hidupnya untuk Winwin, dan setengah lagi untuk kedua anaknya. Ia sangat terluka jika dunianya bersedih dan dilukai.

Merestui hubungan Jaemin dan Jeno adalah hal terberat dalam hidupnya. Lebih berat daripada menghadapi musuhnya di medan pertempuran. Kucuran darah tidak ada apa-apa dibandingkan dengan kucuran air mata dari dunianya. Jung Jeno, sudah melukai dunianya, Jung Jeno sudah menyakiti harga dirinya sebagai seorang Ayah. Tapi, bahagia dunianya ada pada Jeno. Lantas, Yuta harus bagaimana selain merestui walaupun luka masih menggerogoti hatinya?

"Nakamoto Jaemin, please always be happy. Jangan sampai pengorbanan, dan luka Ayah menjadi sia-sia..."monolog Nakamoto Yuta. Seorang Ayah, yang terluka karena dunianya pernah disakiti.

****

Keesokan harinya. Semua orang sudah berkumpul di ballroom hotel tempat resepsi pernikahan Jeno dan Jaemin di gelar.

Kini Jeno tampak gugup di sebuah kamar hotel tempatnya melakukan persiapan dengan dibantu oleh Ten dan staffnya.

"Santai aja, Jen..."ucap Mark mencoba menenangkan adiknya itu.

"Gak bisa, Bang. Gue beneran gugup banget..."jawab Jeno.

Lalu, Taeyong datang sambil membawa sebotol air mineral. "Ini minum dulu, Jen. Pelan-pelan! Kamu jangan gugup, rileks aja, semuanya pasti berjalan dengan lancar, percaya sama Bubu!"

Favorite || Nomin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang