4

12.1K 1.1K 54
                                    

Renjun langsung turun dari mobil begitu Taeil menghentikan mobilnya di depan lobby rumah sakit. Renjun berlari ke arah Lucas yang sudah menunggunya di sana.

"Kak... Nana mana? Adik aku mana, kak?!"

"Masih diperiksa sama dokter, kamu tenang ya, sayang."

"GAK BISA!!! Anterin aku ke Nana sekarang!"

Lucas mengangguk, lalu menggenggam tangan Renjun dan membawanya menuju ruangan dimana Jaemin berada.

Pintu lift terbuka di lantai 12, di depan sebuah ruangan ada Yuta dan Winwin serta beberapa anak buah Yuta beserta Jungwoo di sana. Tanpa berpikir panjang, Renjun melepaskan genggaman tangan Lucas dan berlari ke pelukan Winwin. Si sulung Nakamoto itu tidak bisa menahan air matanya lagi.

"Bunda... Hiks..."

"Sayang... Jangan nangis, Nana pasti baik-baik aja."ucap Winwin mengusap punggung Renjun dengan lembut.

Yuta pun mendekat dan memeluk anak dan istrinya yang sama-sama menangis itu. Ia juga sedih, khawatir, dan takut, tapi ia tidak boleh menangis di hadapan Winwin dan Renjun. Ia harus menguatkan mereka.

"Ayah..."panggil Renjun lirih. "Ayah maafin Koko, Koko belum bisa jagain Nana, Koko belum bisa jad---"

"No, sayang. Koko hebat, Koko udah jadi Koko yang baik buat Nana. Jangan salahin diri Koko sendiri, jangan minta maaf, Koko gak salah."sanggah Yuta mengecup lembut puncak kepala anak sulungnya itu.

Yuta terus menenangkan istri dan anak sulungnya itu dengan mengusap bahu mereka dengan lembut sambil menatap penuh harap ke arah pintu ruangan yang tertutup rapat di hadapannya itu.

Tak lama kemudian, pintu terbuka menampilkan seorang dokter yang tadi menangani Jaemin yang keluar bersama beberapa orang perawat.

"Dokter, gimana keadaan anak saya?"tanya Winwin dengan cepat.

"Untuk saat ini kondisi pasien masih lemah, kami akan terus memantau keadaannya setiap dua jam sekali. Tapi jangan khawatir, respon tubuhnya terhadap obat-obatan cukup bagus, kemungkinan besok pagi pasien akan sadar."jelas dokter penuh pengertian.

"Sekarang adik saya udah boleh dijenguk, Dok?"sahut Renjun sambil menyeka air matanya.

"Boleh, silahkan. Kalau begitu saya permisi dulu, saya akan kembali dalam 2 jam untuk mengecek keadaan pasien."

"Terimakasih, dokter."

Winwin dan Renjun langsung masuk ke dalam ruangan itu. Sementara Yuta masih di luar untuk memberikan arahan pada pada anak buahnya.

"Jaga di sini 2 orang. Lucas, minta yang lain untuk datang ke sini dan menyebar di beberapa titik. Jangan biarkan orang lain masuk kecuali dokter tadi dan perawatnya!"tegas Yuta.

"Baik, Big Boss!"

Yuta mengangguk lalu masuk ke dalam ruangan Jaemin, menyusul anak dan istrinya. Di sana, ia melihat Renjun yang tengah menggenggam tangan Jaemin dan mengusapnya dengan lembut sambil meminta adiknya itu untuk segera membuka matanya. Di samping Renjun ada Winwin yang mengusap bahu putra sulung mereka.

"Maaf. Ayah akan berusaha lebih keras lagi untuk menjaga kalian."batin Yuta.

****

Sedari tadi, Jeno hanya mondar-mandir di kamarnya. Ia benar-benar merasa tidak enak pada Renjun dan... Sedikit khawatir pada Jaemin karena ia tidak mendapati si bungsu Nakamoto itu di kelasnya. Tapi ia merasa tidak membuat kesalahan apapun pada Jaemin, tidak ada yang harus minta maaf dan dimaafkan di sini. Jeno hanya merasa tidak enak hati saja. Setidaknya itulah yang ada dipikiran Jeno.

Favorite || Nomin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang