12

14.7K 1.2K 121
                                    

Hari ini adalah hari terakhir kelas 12 menghadapi ujian kelulusan. Begitu pula dengan Renjun. Si sulung Nakamoto itu merapihkan seragamnya sebelum akhirnya keluar dari kamarnya. Ah, sebelum turun ke ruang makan, ia harus memastikan sesuatu terlebih dahulu. Ia membuka pintu bercat putih tepat berada di sebelah kamarnya.

Ia menghela nafas pelan saat orang yang ia cari tengah memperhatikan layar laptopnya.

"Nana..."panggil Renjun

Orang itupun menoleh sambil tersenyum lebar. Ya, dia adalah Nakamoto Jaemin yang terlihat sangat sehat, tanpa kurang sedikitpun.

Awalnya, semua orang pasti bingung dengan apa yang terjadi, termasuk Renjun. Ketika melihat adiknya bersimbah darah di depan sekolah hari itu, dan saat adiknya dinyatakan koma, dunia Renjun terasa runtuh. Tapi ketika ia masuk ke ruang perawatan Jaemin, ia melihat adiknya itu sedang tertawa. Ternyata, Jaemin bermain bersama Yuta, tanpa mengajaknya dan sang Bunda.

Renjun memeluk Jaemin dengan erat. Ia tidak bisa membayangkan jika adiknya itu benar-benar sekarat.

"Koko kenapa?"tanya Jaemin dengan polos.

"Koko masih gak paham sama situasi sekarang, tapi Koko bersyukur Nana baik-baik aja."jawab Renjun.

"Kan udah dijelasin sama Ayah, Koko."

"Koko belum denger detailnya."

Jaemin melepas pelan pelukan Renjun. "Do you have time?"

"30 minutes before the bell rings."

"Duduk, biar Nana ceritain yang sebenarnya."

Flashback on,

Pagi itu Jaemin meminta bantuan Yuta setelah mendapat laporan dari Jungwoo bahwa Tuan Choi akan menembak Jeno di jam pulang sekolah karena ingin balas dendam kepada Jaehyun, sekaligus membalas apa yang terjadi pada Lia. Tuan Choi mengira bahwa Lia diserang oleh anak buah Jaehyun secara diam-diam. Jadi, Jaemin meminta bantuan Yuta untuk melindungi Jeno untuk terakhir kalinya, sekaligus memberikan hadiah terakhirnya untuk orang yang sangat ia cintai itu.

Setelah menyelesaikan sarapan, Jaemin berangkat sekolah bersama Jungwoo. Sebelum turun dari mobil, Jungwoo memberikan sebuah rompi anti peluru pada Jaemin.

"Ini apa, kak Juju?"tanya Jaemin sambil menyentuh sebuah kantong berisi cairan warna merah di salah satu sisi rompi tersebut.

"Itu darah rusa, kita akan tembak Nana dibagian situ. Ingat, putar tubuh Nana 90 derajat ke sebelah kiri, paham?"

"Paham, kak Juju!!!"

Setelah itu, Jaemin berlari kecil memasuki gedung sekolahnya. Hari ini, selain belajar, ia juga sibuk menghindari Jeno seperti beberapa hari sebelumnya.

Setelah jam pulang sekolah tiba, Jaemin tidak buru-buru ke kelas, ia menunggu aba-aba dari Jungwoo terlebih dahulu.

10 menit menunggu, akhirnya ponsel Jaemin berbunyi dan tertera nama Jungwoo disana.

"Bagaimana?"

"Aman. Semuanya udah kita kendalikan, sekarang Nana boleh keluar, tunggu di dekat pos satpam."

"Oke!"

Jaemin berjalan keluar dari kelasnya menuju pos satpam, tempat dimana ia harus menunggu. Hari ini, ia sengaja merencanakan ingin pulang bersama Renjun agar kakaknya itu turut memberikan hadiah pada Jeno.

Setelah sampai di pos satpam, Jaemin duduk di bangku yang ada di sana. Ia menoleh ke arah rooftop, disana ada salah satu sniper terbaik Black Warrior tengah bersiap dan mengacungkan jempolnya pada Jaemin. Ah, rupanya sniper bayaran Tuan Choi sudah dibantai anak buah Yuta.

Favorite || Nomin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang