13. KANGEN MOMMY

1.4K 106 1
                                    

Sambil mengelus perutnya pelan, Disty keluar ke depan rumah. Pak Guntur baru saja memarkirkan mobil dan keluar. Menyunggingkan senyum pada Disty yang menghampirinya.

"Udah ngantar Farel pak?"

"Udah bu, aman." Pak Guntur memperlihatkan jempolnya dengan cengiran lebar.

Semalam, Clarita menguping pembicaraan Farel dan juga bi Ani. Bocah laki-laki tampan itu tampak merengek terus meminta bi Ani untuk menelpon mommy-nya. Bi Ani awalnya tampak menolak, dengan alasan takut dengan Devan. Tapi pada akhirnya bi Ani menuruti permintaan Farel.

"Bi, Farel kan cuma mau nelpon mommy. Farel kangen, cuma mau denger suaranya aja." Kata Farel setelah ia dan bi Ani main diruang keluarga di lantai satu.

"Aduh den, bi Ani takut sama bapak kalo kasih hp ke aden buat telepon ibu."

"Kan pake iPad Farel telpon mommy." Ia terus saja merengek. Bi Ani diam saja. Sampai akhirnya kedua sudut bibir Farel melengkung kebawah, bahunya mulai melemas dengan tatapn mata yang sedih.

"Yaudah deh, bi Ani kasih." Pasrah bi Ani, ia kelihatan tidak tega dan memberikan hp miliknya pada Farel.

"Jangan aja,nggak papa. Nanti bi Ani dimarahin daddy. Farel nggak mau bi Ani dimarahin daddy."

Bi Ani makin terenyuh mendengarnya. "Nggak kok, nanti bi Ani kasih tau daddy-nya Farel baik-baik supaya daddy-nya Farel nggak marah."

"Bener?" Bi Ani mengangguk lagi, seperti meyakinkan. Berhasil, bibir Farel kembali tersenyum dan menerima ponsel yang sudah memaggil nomor ibunya dengan riang.

Disty tau, Farel itu anak yang baik. Adapun sikap Farel selama ini pada Disty, itu hanya murni karena Farel belum mengenal Disty sebagai ibu tirinya dengan baik.

"Pak Guntur, tadi Farel sebelum sekolah ada bilang kan sama bapak kalo nanti dia pulangnya di jemput sama bu Clarita." Pak Guntur tampak diam. "Udah janji katanya."

"Bu Clarita mah, emang sering janji-janji begitu, bu Disty. Katanya iya-iya jemput, ini itu. Tapi  akhirnya juga nggak pernah jemput den Farel." Jawab pak Guntur, ia menghela nafas panjang dan kembali berkata.

Pandangan Disty teralih kearah lain. "Apa iya Mommy Farel bakalan ingkar janji lagi? Kalo iya, kasian dong Farel semalam udah berharap banget." Batin Disty.

"Tapi waktu di jalan mau ngantar sekolah, ada sih bu Farel bilang mau dijemput mommy-nya dan makan cumi-cumi bareng. Tapi kan saya tetap harus datang ke sekolah untuk mastiin beneran di jemput apa nggak. Soalnya keseringan enggak." Pak Guntur tersenyum hambar.

"Yaudah, boleh nggak ya kalo nanti pak Guntur mau jemput Farel, bapak ngasih tau saya? Saya juga mau ikut jemput Farel. Tolong panggil saya dirumah."

"Ohh boleh bu."


*****


Disty segera mengganti pakaiannya setelah bi Ani berkata padanya bahwa pak Guntur akan menjemput Farel lima menit lagi.

Mobil yang dikendarai pak Guntur terus melaju menuju sekolah Farel. Sementara Disty duduk anteng dibelakang dengan senyuman yang terus menghiasi bibir merah mudanya. Disty seolah tak sabar bertemu dengan Farel.

"Pak, ini beneran nanti bu Clarita nggak jemput Farel di sekolah?" Tanya Disty ragu. Ia belum punya keberanian ntuk berhadapan langsung dengan mantan istri suaminya. Yang sudah pasti itu kaya, cantik sudah jelas, karena jika biasa saja, Pria mapan dan tampan sekelas Devan mana mungkin mau meminang ibu kandung Farel.

Disty jadi hanya serpihan debu, ia insecure.

"Kita liat nanti deh bu, semoga aja dijemput." Jawab pak Guntur.

Disty and The BabyWhere stories live. Discover now