30. MEMINTA KESEPAKATAN

661 43 5
                                    

Malam ini Raka tengah berada dirooftop disalah satu gedung milik kakeknya, cowok itu menatap pemandangan malam sambil menunggu seseorang.

"Ngapain Lo ngajak gue ketemuan disini?" Ucap seseorang yang baru saja datang,ia berbicara sedikit ketus, dia adalah atlas, Raka tadi mengirim pesan kepadanya melewati anggotanya bahwa raka ingin bertemu dengannya.

Raka menoleh sambil sedikit terkekeh. "Datang juga Lo, gue kirain takut"

Atlas berdecak "ck gak usah basa basi, langsung ke intinya, gue gak punya banyak waktu buat pembunuh" balas atlas lagi, Raka yang mendengar itu langsung menatap elang ke cowok itu.

"Gue gak bunuh siapapun" tekan Raka

"Mana ada maling ngaku, kalau ada udah penuh penjara"seru atlas lagi

Raka mengepal kuat tangannya "tlas, jangan coba coba buat gue emosi sama lo sekarang"

"Lo mau ngelakuin apa emangnya? Mau bunuh gue juga? Seperti Lo bunuh Dev?"

"Haha emang jiwa pembunuh Lo itu gak akan bisa diubah!" Lanjut atlas sambil tertawa

Raka yang makin mendengar ucapan atlas makin tersulut emosi, cowok itu langsung maju dan memegang kerah baju atlas dan mendorong cowok itu hingga tubuh atlas terbentur tembok. "GUE GAK BUNUH SIAPAPUN!!!" teriak Raka didepan wajah atlas.

"LO YANG BUNUH DEVIAN BANGSAT, MASIH MAU NGELAK ANJING!" Bentak atlas penuh emosi

"UDAH GUE BILANG, GUE GAK BUNUH DEV SIALAN" Balas Raka penuh penekan

"DIA MENINGGAL EMANG KARENA DIBUNUH TAPI BUKAN GUE PEMBUNUHNYA TLAS!!!"

"MALAM ITU GUE YANG NEMUIN DIA DALAM KEADAAN BERSIMBAH DARAH" lanjut Raka dengan mata berkaca kaca, tatapan Raka seakan mengatakan sebenarnya, tapi atlas seakan menolak percaya dengan ucapan sahabat lama nya itu.

"LO TATAP MATA GUE NI, LO LIAT TLAS, LIHAT!!!, GUE BERKATA SEJUJURNYA!!!" Teriak Raka lagi, bahkan cowok itu sudah meneteskan air mata. Atlas masih terdiam mendengar penjelasan Raka.

Raka pun melepaskan tangannya dari atlas dan langsung mengalihkan pandangannya. "Emangnya lo aja yang kehilangan dev, gue juga kehilangan, dia juga sahabat gue tlas!"

"Gak mungkin seorang sahabat bunuh sahabatnya sendiri, itu gak mungkin tlas" lirih raka

Raka kembali menoleh menatap atlas "Kalau itu emang terjadi, Lo orang pertama yang gue bunuh karena Lo sahabat gue"

Seakan paham apa yang dimaksud Raka, atlas makin terdiam seribu bahasa. "Kalau devian ada disini, gue yakin dia kecewa sama kita berdua" tambah Raka

Heningg

Suasana hening hingga beberapa menit, seakan mereka berdua sama sama bungkam untuk melanjutkan pembicaraan. padahal dari dalam hati keduanya, masih banyak hal yang ingin diungkapkan untuk satu sama lain.

"Jelasin maksud tujuan Lo ngundang gue kesini" atlas mulai bersuara tanpa melihat ke raka

Raka sedikit menghela nafasnya "gue cuma minta satu dari lo, jauhin Adek gue dan jangan pernah Lo ketemu sama dia lagi, anggap aja Lo sama Naya gak pernah ketemu dan gak pernah kenal" pinta Raka dengan sungguh sungguh

Atlas kembali terdiam, tetapi tidak dengan tangannya yang begitu gelisah setelah mendengar itu. "Gue janji, kalau Lo jauhi Adek gue, gue dan anak anak altareyz gak akan pernah ganggu the gaxs lagi"

"Dan gue bakal minta anak anak SMA revalendas bakal damai dengan SMA zarl valendas" lanjut Raka

Atlas langsung berdiri dari duduknya "gue gak akan pernah ngikutiin kemauan Lo" murka atlas

"Dan gue gak akan pernah ngebiarin anak zarl valendas damai dengan sekolah revalendas!, Lo denger itu baik baik!" Ucap atlas yang ingin pergi

"Kenapa Lo gak mau 2 sekolah itu damai hah? Apa tujuan Lo sebenarnya?" Teriak raka

Langkah atlas terhenti, cowok itu membalikkan tubuhnya menghadap ke Raka "apa urusannya dengan Lo?" Atlas tersenyum smrik

"APA TUJUAN LO SEBENARNYA ATLAS!" Geram Raka

Atlas terkekeh "yang gue lakuin ini demi kebaikan sekolah Lo juga, jadi jangan pernah berfikir buat mendamaikan zarl valendas dan revalendas"

"Atau gak revalendas bakal seperti zarl valendas" sambung atlas

Ucapan atlas semakin Membuat raka  kebingungan "maksud Lo?"

"Gue gak bisa cerita ini ke Lo, karena ini semua rahasia zarl valendas"

"Apa yang kalian sembunyikan? Gue berhak tahu!, Karena gue cucu pemilik sekolah itu!"

"Raka Raka, sudah lama gue menunggu kata kata itu keluar dari mulut Lo, dan malam ini gue bisa dengar kata kata itu" balas atlas

"Jika Lo memang cucu dari pemilik sekolah zarl valendas, Lo bisa dong nurunin jabatan kepala sekolah zarl valendas?, Jika Lo berhasil gue bakal ngebiarin zarl valendas dan revalendas damai" sambung atlas lagi

Raka mengernyit bingung, membuat atlas terkekeh "haha lupain aja kata kata gue tadi, Lo gak akan bisa memperbaiki semuanya, sampai kapanpun dua sekolah itu gak akan bisa damai"

"Dan satu lagi, gue gak akan mundur buat perjuangin Naya, sekalipun itu harus melewati Lo dan gara" lanjut atlas yang ingin pergi tapi lagi lagi ditahan oleh raka.

"TUNGGU!"

"Apa maksud Lo tentang kepala sekolah zarl valendas?, Apa yang terjadi disekolah kalian?"

Atlas hanya tersenyum dan langsung pergi dari sana, tanpa mengucapkan sepatah katapun untuk menjawab pertanyaan Raka. Membuat Raka memijit pelipisnya pusing akan ucapan atlas. Padahal ia tadi hanya ingin meminta atlas untuk menjauhi Naya saja, tapi malah membahas hal lain. Hal yang membuat dirinya semakin bingung sekaligus penasaran. "Akkhhh bangsat" teriak raka dengan kencang.

Sebenarnya atlas tidak benar benar pergi, cowok itu masih memandang Raka dari jauh dengan tatapan yang sulit diartikan. Setelah itu ia baru benar benar pergi dari sana.

***

Brakkkkk

Vano memukul meja "LO NGASIH TAU ATLAS TENTANG SEKOLAH KITA? LO GILA YA TLAS" marah Vano, atlas kini sedang berada dirumah Vano, hanya berdua saja tanpa Rigel dan Alan. Atlas sudah menceritakan semuanya kepada vano tentang apa yang terjadi dirooftop tadi, saat itu jugalah Vano memarahi atlas.

"Udahlah Van, Raka juga gak bakal ngelakuin itu, gue yakin" ucap atlas yang sudah frustasi dengan keadaan sekarang.

"Tlas, kita kenal Raka dari dulu, dia orang yang ambisius dan selalu ingin menyelesaikan semua masalah, gue gak mau ya kalau dia ikut dalam masalah sekolah kita, itu bahaya tlas" ujar vano menasehati

"Ya mau gimana lagi Van, semuanya udah terjadi, udahlah, gue yakin Raka gak bakal ngelakuin itu"

"Lagipun buat apa dia ngelakuin itu? Buat kita? Mana mungkin, kita juga bukan sahabat mereka lagi" sambung atlas lagi

Vano yang mendengar itu menggelengkan kepalanya, tugas sekolah dan masalah sekolah aja sudah bisa membuat kepalanya ingin pecah, dan ini atlas malah menambah beban masalah kepadanya. "Tlas tlas, gak habis pikir gue sama Lo"

***

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM KOMEN NYA GUYS😴😴

BIAR SEMANGAT DIKIT GITUUU HMMM

ALTA : New Generation!Where stories live. Discover now