48. PANTAI DAN ROOFTOP

191 17 11
                                    

Gara kini sedang berada dipusat perbelanjaan untuk membeli barang titipan bundanya, setelah merasa barang titipan bundanya lengkap ia pun bergegas ingin pulang, namun belum lagi ia keluar dari pintu mall, seseorang berteriak namanya, membuat cowok itu menghentikan langkahnya dan menoleh, ternyata nara yang memanggil cowok itu.

"GARA" Gadis itu berlari kecil sambil tersenyum menghampiri gara dan langsung memeluk nya, membuat bola mata cowok itu membesar karena kaget, gara masih mematung dan tidak membalas pelukan nara.

"Maafin gue ya, gue kemarin gak datang nemuin lo di rooftop tempat biasa kita, papa tiba tiba aja ngajak gue ke rumah oma, gue udah berusaha nelpon lo tapi nomor lo gak aktif" Ungkap gadis itu merasa bersalah, sedangkan gara masih diam.

"Lo boleh kok marah sama gue, bahkan lo boleh jewer telinga gue kalau gue salah, tapi please jangan diemin chat gue gar" Ungkap nara lagi

Gara langsung melepaskan pelukan nara dengan sedikit kasar, cowok itu memandang nara yang tampak kaget sekaligus kebingungan. Setelah itu gara langsung pergi dari sana.

"Gara?" Nara memandang kepergian gara, terlihat cowok itu seperti buru buru, atau emang sengaja menghindar darinya? Apakah gara memang marah kepadanya? Nara ingat betul, selepas menghibur gara di rooftop kemarin, malamnya gara mengajaknya untuk bertemu kembali disana tetapi ia tidak datang. Apakah itu juga alasan kenapa gara selalu cuek dengannya saat disekolah beberapa hari ini. Nara sungguh menyesalinya.

"Maaf gar"

Sedangkan gara yang terlalu berjalan terburu buru ia tidak memperhatikan jalannya hingga menabrak seorang gadis ditangga jalanan, membuat gadis itu terjatuh, dengan cepat gara menaruh barang belanjaannya dan membantu gadis itu.

"Maaf, gue gak sengaja" Ucapnya, ia pun membantu gadis itu untuk berdiri. "Kaki lo terluka ayo gue obatin" Ucap gara lagi, tetapi gadis itu tidak menjawab ia masih menunduk sambil merapikan dress pendek yang ia kenakan.

Gara yang merasa diangguri pun langsung memegang dagu gadis itu untuk melihat wajahnya. "Gue bil-" Cowok itu langsung menghentikan ucapannya. Melihat wajahnya membuat gara tidak bisa berkata kata, cantik sekali. Gadis itu yang ditatap seperti itu pun langsung pergi dari sana karena takut. Sedangkan gara masih berdiam ntah kenapa. Perlahan senyuman cowok itu terbit. "Cantik"

***

Kini atlas dan naya sedang berada diatas motor, atlas tersenyum penuh kemenangan, akhirnya ia bisa bermotor dengan naya, hari ini ia akan menghabiskan waktunya untuk naya, ia akan memperkenalkan dunianya lebih dalam ke pada naya.

"Kak atlas kita mau kemana?" Tanya naya, gadis itu memeluk erat pinggang atlas.

"Aku bakal kenalin ke kamu, kalau dunia lebih indah dari yang kamu kira" Ucap atlas sambil tersenyum, cowok itu mengelus lembut tangan naya.

Motor atlas melaju menuju jalanan desa terpencil yang mungkin memakan waktu 2-3 jam. Selama perjalanan naya tidak tidur, ia menikmati pemandangan sekitar sambil tertawa dengan lelucon kecil dari atlas.

"Senyuman kamu indah banget ya nay, aku ingin lihat senyuman itu lebih lama, mungkin hingga aku tua nanti" Batin atlas sambil melihat ke spion motornya.

"Nay?" Panggil atlas

"Iya kak, kenapa?"

"NAYA BERSAMA AKU HINGGA TUA YA?" Teriak atlas, mereka tengah melewati jalanan perkampungan.

Naya sedikit kaget karena atlas berteriak seperti itu. "Kak atlas malu ntar didengar orang"

Atlas terkekeh kecil "jalanan nya cukup sepi nay, yang denger cuma kamu" Atlas mengelus kembali tangan naya yang berada di pinggangnya. Perlahan senyuman dibibirnya pudar, seperti nya ada yang mengganggu pikirannya.

ALTA : New Generation!Där berättelser lever. Upptäck nu