🍯 We Meet Again 🍯

412 74 3
                                    

~Beberapa tahun kemudian~

Alarm pagi baru saja berbunyi dari ponselnya, membuat dia mengerang sebentar lalu membuka mata. Matanya masih perih. Efek tidur terlalu larut.

Laki-laki itu tertidur di sofa, dan ada banyak novel berserakan di mejanya. Belum semuanya dia baca, baru beberapa saja. Entah apa yang membuatnya menjadi suka membaca novel begini, padahal sebelumnya tidak pernah.

Satu alisnya terangkat saat melihat ada dua novel di sudut meja yang nampak asing. Dia mencoba meraihnya dan langsung menemukan label dewasa di bagian covernya.

Tidak mengejutkan. Ini pasti kelakuan dua orang gila itu. Renjun dan Jeno. Padahal mereka hanya disuruh memilihkan novel yang paling banyak dibaca di toko buku, tapi menyisipkan yang seperti itu juga.

Renjun dan Jeno sekarang bekerja di kantor penerbit Symphony Publisher, menjadi bawahannya. Sementara Jaemin sudah memegang kendali sebagai pimpinan kantor penerbitan itu, menggantikan pimpinan sebelumnya yang sudah mendapatkan promosi jabatan di perusahaan induk milik ayahnya.

Jaemin tentu saja tidak mendapatkan posisi ini secara cuma-cuma dari ayahnya. Dia bekerja keras setelah lulus kuliah dengan menjadi magang di tim pemasaran. Kinerjanya berkembang sangat pesat dalam waktu yang singkat.

Alasan Jaemin memilih bekerja di kantor penerbit adalah karena dikelilingi buku selalu mengingatkannya akan seseorang.

Jaemin menyingkirkan dua novel dewasa tadi kembali ke tempat semula. Sesekali dia tersenyum mengingat betapa gadis itu sangat menyukai novel seperti ini dulu.

Kepala Jaemin mendadak sakit, teringat semalam tidak bisa tidur karena Yeri mengiriminya pesan bahwa Minjeong akan mulai magang hari ini. Jaemin jadi khawatir kalau-kalau Minjeong bertemu orang lain di tempat magangnya dan mereka jatuh cinta.

Minjeong. Nama yang tidak pernah luput dalam ingatannya tiap hari. Seseorang yang masih istimewa di hatinya. Seorang gadis remaja sma yang kini sudah tumbuh menjadi anak kuliahan semester 6 yang mulai magang.

Seandainya Minjeong tahu, Jaemin tidak pernah sekalipun ingin meninggalkan gadis itu. Apalagi dengan cara yang sangat kejam seperti dulu.

Apakah dia masih termaafkan untuk hal ini?

Hari itu, hari dimana Jaemin membuat perjanjian dengan ibu Minjeong, Jaemin tidak akan pernah lupa. Dia juga tidak tahan mendengar amarah Yeri yang dilampiaskan padanya ketika mendengarnya. Beruntungnya, kak Mark bisa memahami dan memaafkannya yang telah melanggar janjinya sendiri untuk selalu menjaga Minjeong.

"Anda serius?"

Ibu Minjeong mengangguk cepat.

"Kalau begitu, berjanjilah untuk tidak memarahi Minjeong lagi. Biarkan dia belajar tanpa terbebani. Kedua, izinkan Minjeong memilih jurusan kuliahnya sendiri. Saya rasa Minjeong sudah cukup dewasa untuk menentukan masa depannya sendiri."

Ibu Minjeong masih mengangguk sambil terisak.

"Jika Anda bisa mengabulkan permintaan saya ini, saya akan berhenti berhubungan dengan Minjeong. Ah, tidak. Saya bahkan akan pindah dari sini."

Jaemin tahu dia memang bodoh sekali. Pergi meninggalkan Minjeong sama sekali bukan bagian dari rencananya. Tapi tidak ada jalan lain yang lebih baik selain ini. Minjeong harus selamat terlebih dulu.

Jika berpisah dengan Jaemin bisa mengurangi tekanan yang Minjeong dapatkan di rumah, tentu saja Jaemin harus merelakannya.

Tapi sekarang Jaemin menyesal. Awalnya, dia hanya ingin menunggu sampai satu tahun berlalu dan Minjeong lulus sekolah. Dia pikir bisa merengkuh Minjeong kembali ke dalam pelukannya setelah itu.

Melt My Cold Heart • Jaemin x Winter ✅Where stories live. Discover now